Part 2

1.3K 127 9
                                    

Taeyeon POV

Dua minggu telah berlalu..

Selama itu aku habiskan waktu bersama tiffany. Menjadikannya  sebagai tempatku bersandar dan berkeluh kesah. Dan juga tempat kedua yang bisa aku percayai serta andalkan setelah jongin.

Aku meyakini mereka adalah kiriman surga dari eomma dan appaku, untuk menemani dan menjagaku di dunia ini.

Tanpa mereka di sisiku.. entahlah apakah aku sanggup menghadapi dunia keras ini seorang diri.

Pagi yang cerah diiringi kicauan burung bernyanyi, mengiringi langkah kakiku menuju tanah luas yang dipenuhi gundukan hijau dengan sebongkah batu bertuliskan nama diatasnya.

Pagi yang cerah diiringi kicauan burung bernyanyi, mengiringi langkah kakiku menuju tanah luas yang dipenuhi gundukan hijau dengan sebongkah batu bertuliskan nama diatasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yap.. pagi ini aku memutuskan untuk pergi ke tempat pemakaman umum, dimana orang yang ku sayangi dan ku rindukan selama ini telah terbaring untuk selama-lamanya disini.

Ku hentikan langkah kakiku setelah menemukan batu bertuliskan namanya.

'Kim Youngshin'

Seperti pada umumnya, sebelum berbincang-bincang aku memberikan penghormatan kepadanya untuk yang pertama kali.

Aku taruh sebuket bunga cantik di depan nisannya. Dan mengelus nisannya penuh kelembutan.

"Appa.." panggilku lirih meskipun aku tahu beliau tidak akan membalasnya.

"Ini taeyeon. taeyeon datang. Maafkan taeyeon baru bisa mengunjungi appa sekarang." ku hirup rakus udara disekitarku, sebelum mengatakan kalimat selanjutnya.

"L-lihatlah taeyeon sudah tumbuh besar.. cantik seperti ibu. Ahh, apakah ayah bertemu ibu disana? Ku rasa iya. Taeyeon berharap kalian bahagia disana.." aku ingin menangis rasanya tapi tetap ku coba tahan dengan menggigit kuat bibir bawahku. lumayan sakit memang tapi tak apa selama aku tidak menangis.

Kalimat berikutnya, terasa berat sekali ku katakan. Namun aku harus mencurahkannya sekarang.

"Appa tahu kan kalau taeyeon selama ini hidup dalam kesengsaraan? Tidak ada teman, selalu dapat tindakan kekerasan, lalu... lalu..." bibirku bergetar serta mataku sudah berkaca-kaca. Sudah saatnya aku menangis bukan? Dan yah ku biarkan butiran krystal cairku menetes perlahan.

"Dan appa tahu kan alasan hiks.. hiks.. sebenarnya taeyeon datang ke Seoul, bukan untuk berobat tapi.. untuk mencari tahu pelaku sebenarnya" lanjutku.

"Taeyeon tahu pasti appa tidak akan memperbolehkan taeyeon melakukan itu.. tapi taeyeon sudah besar. Sudah saatnya taeyeon mengungkapkan kebenaran dan membersihkan nama appa..."

"Iya.. appa akan bilang 'bahaya' tapi taeyeon harus berani, jadi tolong dukung niat taeyeon ini.."

Angin bertiup lembut seperti belaian kasih sayang menerpa diriku. Aku yakini itu sebagai jawaban setuju dari appaku.

MISS U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang