perasaan

33 13 0
                                    

Sudah hampir jam 9 malam rescha belum pulang,dan syid tertidur di kamar rescha karena jika diruang tamu takutnya ada tamu tiba-tiba ada tamu yang datang dan melihat syid.

"Vel"aku menghempaskan dia ke dinding karena terkejutnya dia lagi-lagi muncul di depanku secara mendadak,itu sangat mengagetkan.

"Gio.. Ya ampun maaf"aku lansung membantunya berdiri,pasti punggungnya sangat sakit karena aku menggunakan kekuatanku sangat kuat,untung saja tembok itu tidak roboh.

"Kamu itu hampir saja membuat rumahmu hancur,kalau saja aku tidak lansung membuat tameng menahan diriku pasti tembok ini hancur"

"Tapi bukannya kamu terhantam tembok"

"Itu suara benturan tamengku"
untung saja dia mempunyai tameng,kalau tidak bunda pasti akan kaget rumah ditinggalkan seminggu ternyata roboh dalam sehari.

Suara benturan itu membangunkan syid,dia lansung bergegas menuju kami.

"Kenapa syid ada disini"gio sangat kebingungan melihat syid berada dirumah .

Aku merasakan energi kemarahan didalam diri gio,tidak tau dia marah padaku karena aku mendorongnya atau marah karena hal lain.

"Apa urusanmu kalau aku disini,lagian bukannya kau sedang berlatih"

"Ouhh pantas saja kau alasan tidak ingin berlatih karena capek,taunya kau kesini tanpa memberitahuku"

Mereka berdebat masalah tidak penting hanya karena syid membohongi gio,aku lansung buru-buru mencari cara dengan bertanya mengapa rescha belum pulang.
Tapi pertanyaanku tidak dijawab keduanya,mereka semakin berdebat hingga vaden datang bersama rescha.

Kedatangan vaden sangat menyelamatkanku,vaden memarahi mereka karena berdebat hal tidak penting menurut vaden.

Setelah semua diam kusuruh mereka semua pulang ketempat mereka.
Sangat tidak baik jika ada yang melihat 2 perempuan bersama 3 laki-laki yang tidak ada pengawasan

***

Aku dan rescha berada didapur,rescha pulang dengan muka suram,entah apa yang terjadi padanya,saat dia kembali dengan vaden mukanya menjadi suram dan tidak banyak bicara.

"Mau aku masakin apa"tanyaku ke rescha yang mukanya seperti mayat hidup.

"Gak mau makan"dia membalas pertanyaanku dengan beranjak dari kursinya.

"Tunggu cha,kamu kenapa"

"Aku kesel vel"

"Cerita aja gapapa kok"

"Akutuh mau pulang dari tadi tapi vaden melarangku,dia mengajari ku menggunakan pedang dengan keras,jadinya aku badmood"

"Pantas saja mukamu merengut gitu,ya mungkin dia pengen kamu cepat menguasai keahlian memakai pedang"

"Dia seorang panglima cha,jadi wajar saja dia bersikap tegas"

Suara itu berasal dari kamar mandi,aku hendak lari tapi aku lansung ingat itu suara gio,menjengkelkan kenapa dia tiba-tiba seperti penguntit.

"Ngapain kamu dikamar mandi,jadi kamu belum pulang dari tadi"
Aku lansung membuka pintu kamar mandi tetapi tidak ada orang dikamar mandi,lantas aku lansung teriak dan berlari keluar rumah meninggalkan rescha.

"Avel...... "Rescha berteriak padaku karena dia juga ketakutan,tapi dia memilih tidak berlari namun menghilang dan kulihat dia sudah berada didepan rumah,sungguh menjengkelkan mengapa aku tidak mempunya kekuatan seperti dia.

Aku berlari sekencang mungkin namun ternyata ada yang bisa menarik tanganku dan kulihat kebelakang ternyata tidak ada orang,tetapi kenapa ada yang menarik tanganku,itu sangat membuatku ketakutan.
Aku menggunakan kekuatan anginku menghempas seseorang yang menarik tanganku dan berhasil.

"Apaan sih kalian itu,ini aku gio"
Suara gio tapi dia tidak ada disekitar kami,apa dia bisa membuat tubuhnya tembus pandang.

"Ya ampun aku lupa menetralkan tubuhku,maaf"kulihat bayangan semakin jelas dan semakin berbentuk yang ternyata itu memang benar gio.

"Kamu mau ngerjain kita atau mau kita bunuh"rescha muncul dihadapanku,mukanya begitu marah.

"Maaf deh,akukan udah bilang aku lupa menetralkan tubuhku"

"Ouh jadi itu salah satu kekuatanmu"
Aku lansung menyingkirkan tubuh rescha yang membelakangiku.

"Ada apa,apakah salah aku punya kekuatan seperti itu,dan kamu vel seharusnya kamu bisa,mungkin kamu belum menemukan caranya"

"Benarkah,aku sangat senang mendengarnya"aku tersenyum-senyum,kekuatan seperti itu sangat luar biasa bagiku.

"Tapi kekuatan itu hanya bisa dilakukan saat tubuhmu punya energi dalam"

"Energi dalam seperti apa maksudmu"

"Aku benci dengan orang yang selalu bertanya,nanti juga kau akan tau"
Aku diam,menyesal aku bertanya padanya,lain kali akan ku cekek dia supaya ngomong tidak setengah-setengah.

***

Rescha masuk kekamarnya dengan muka masih merengut,entahlah sepertinya dia sangat marah,aku juga tidak tau apa yang dilakukannya saat sedang berlatih dengan vaden.

"Vel..aku boleh tanya sesuatu"gio yang sedari tadi melihatku dengan muka panik,entah apa yang dipikirkannya.

"Tanya aja"

"Ngapain syid kesini"ingin aku tertawa mendengar perkataan itu tapi karena melihat wajahnya kuurungkan niat tertawaku.

"Cuma mengobrol,tapi dia juga membantuku tau tentang cincin ini"aku menunjukan cincin kepada gio.

"Cincin seorang putri"itu yang gio katakan pada saat melihat cincin yang aku gunakan.

"Apa kau tau,saat aku mengelus batu permatanya aku lansung memegang sebuah busur panah"

"Apa kau mau belajar bersamaku"gio dengan semangat berkata seperti itu,aku sangat senang akan ada orang yang mengajariku senjata busur.

"Tentu saja,ini bisa membantuku saat aku tidak menggunakan kekuatanku"

"Berjanjilah kau tidak akan terlalu dekat dengan syid"

"Kenapa?dia justru sangat membantu diriku "

"Aku tidak suka"

Itu Kata-kata terakhir yang gio ucapkan lalu pergi menghilang dihadapanku.

Queen Of The Flower EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang