persiapan

20 12 1
                                    

Hari-hari telah dilewati,sebuah rahasia besar menanti,akankah diriku hidup setelah aku mengetahui semua keadaan rumit ini.

Setelah beberapa hari terlewati ternyata ada sebuah cerita yang kudengar.

"Kaum mawar dan melati tersebar dibumi karena ratu hyla yang mengurung ratu,sehingga harus butuh kekuatan besar untuk membebaskan ratu. rintangan untuk menuju kerajaan ratu pun sangat sulit,itulah mengapa vaden dan gio mencariku dibumi"

Hanya setengah cerita itu yang kutau saat vaden menceritakannya padaku.

Suasana semakin suram,entah aku merasa energiku semakin merasakan sesuatu yang aneh,seperti berdetak kencang.

"Ada apa malam-malam seperti ini kau masih duduk termenung didekat jendela"suara yang sering kudengar berada di belakangku,aku tau dia akan datang karena aku merasakan energinya.

Saat kutoleh ternyata benar,dia adalah gio yang sudah membantuku menemukan kekuatanku.

Gio mengajakku bertemu dengan vaden dan mengajak rescha.
Aku sebenarnya tidak yakin akan mengajak rescha tetapi jika rescha kutinggalkan pasti dia akan marah.

"Ayo ikut dengan kami"gio lansung menggenggam tangan rescha agar ikut bersama kami dan lansung tiba di rumah vaden,rescha tidak bisa berbuat apa-apa karena itu terjadi begitu saja.

***

"Aku mau pulang"rescha yang tiba-tiba lansung berkata seperti itu mengagetkanku,ada apa dengannya,aku mendeteksi perasaannya,energi yang kudapat ada rasa amarah pada dirinya.

"Maaf tadi aku menabrak gadis itu saat aku sedang berlari"seseorang yang mengenakan pakaian berwarna putih,dia masih terlihat sangat muda dan sangat cantik,tapi dari pakaiannya dia bukan berasal dari bumi dan dia juga berada dirumah vaden.

"Siapa dia"rescha lansung menunjuk kearah gadis itu.

"dia adikku,sebelumnya kalian pasti tidak pernah melihatnya disekitar rumahku,karena dia bersembunyi"vaden lansung menyahut pertanyaan rescha.

Disaat itu juga rescha meminta gio mengeluarkan aku dengan rescha keluar dari rumah vaden,dengan alasan rescha harus mengerjakan tugas sekolahnya,dan gio hanya menuruti saja.

Saat tiba dikamar rescha,aku dan gio hendak pergi namun tanganku diraih oleh rescha,dan menyuruh gio untuk segera pergi dari kamar rescha.

"Ada apa"

"Aku malu vel,makanya aku meminta buru-buru pulang"

"Malu kenapa?"

"Kukira itu pacarnya vaden,hari itu ku melihatnya juga tetapi aku tidak memberitahumu"

"Kamu cemburu? "

"Siapa dia sampai aku cemburu,aku cuma gak mau ganggu hubungan orang aja kalau memang mereka pacaran"

"Hemm aku baru tau kehidupan dulu bisa pacaran"

"Emmm aku juga gak tau sih vel"

"Ya makanya jangan terlalu mengada ngada"hal yang rescha pikirkan agak membuatku tertawa.

***

"Avel.... Avel.... Cepet bangun"
Aku lansung bangun dengan nafas terengah-engah karena sangat kaget,kukira ada gempa bumi karena itu aku lansung beranjak dari tempat tidur dan lansung ingin berlari.

Ternyata rescha membangunkanku karena dia dibangunkan vaden saat pagi yang menyuruh rescha dan aku bersiap-siap.

"Cepetan,bentar lagi vaden datang menjemput kita"rescha mendorongku segera masuk kekamar mandi.

"Loh kitakan sekolah"aku lansung teringat karena seharusnya kita berangkat sekolah bukan bepergian bersama vaden.

"Kata vaden itu urusan gio,terus bunda dan ayah juga itu urusan gio"

"Emang kita mau kemana"

"Kata mereka sih mau jalan-jalan"

***

Selesai aku bersiap-siap memakai pakaian formalku dengan mengenakan kaos berwarna putih dan rok dibawah lutut berwarna hitam saja sudah cukup.
Sedangkan rescha dia mengenakan kaos putih dan celana jeans hitam.

"Kalian sudah siap"suara itu terdengar dibalik pintu kamarku,lalu rescha membuka pintu dan ternyata disana berdiri vaden,gio,syid dan siren.

"Sudah"ujarku sambil merapikan pakaianku.

"Vel.. Kamu salah kostum deh,kitakan akan berangkat kehutan kenapa kamu pakai rok"

"Apa"aku sangat terkejut dengan yang dikatakan gio,kenapa rescha bilang akan berjalan-jalan,kukira akan pergi ketaman atau tempat ramai namun ternyata kehutan.

"Mau ngapain kita kehutan,apa mau kemah"

"Sudah vel jangan banyak tanya cepat ganti pakaianmu"gio lansung menutup pintu kamarku.

Aku yang sendirian dikamar dan mereka menunggu diluar lansung cepat-cepat berganti baju memakai kaos panjang berwarna merah muda dan memakai celana jeans hitam  panjang,tidak lupa aku membawa pakaian lain kedalam tasku karena kupikir aku akan diajak berkemah.

Lalu aku membuka pintu kamarku yang kulihat penampilan mereka sangat santai seperti tidak hendak berkemah,sebenarnya mau ngapain kehutan???

"Sudah"ujarku yang berdiri didepan mereka dengan percaya diri.

"Kamu bawa tas besar sekali,kamu bawa apaan"lagi-lagi gio komplen,aku menjelaskan semua isi yang ada ditasku dan mereka menggeleng karena tidak paham.

"Kamu mau pindahan??"rescha menertawakanku setelah tau aku membawa baju begitu banyak.

"Kalau kehutan tujuannya berkemah kan,ya makanya aku bawa baju banyak" Dengan santainya aku bertanya seperti itu tanpa tau yang sebenarnya terjadi.

"Kamu pasti gak kasih tau avel kita mau kemana cha"gio menatap sinis kearah rescha yang sedari tadi menertawakanku.

"Maaf,aku hanya bergurau"kata-kata yang membuatku bingung,rescha berbohong lalu mau kemana kita sebenarnya.

"Gini vel,kita memang mau kehutan tetapi tujuan kita bukan kemah melainkan menyelamatkan ratu"

Betapa terkejutnya aku mendengar yang dikatakannya.
jujur aku belum siap untuk melawan semua yang sedang menanti tapi ini harus dilakukan.

"Disaat seperti ini kamu masih bisa bergurau"vaden lansung memarahi rescha dengan tatapan dinginnya,ini pertama kalinya aku melihat vaden memarahi rescha.

"Maaf"rescha menatap kesal walau dia meminta maaf,dia sepertinya sudah sangat benci kepada vaden yang sifatnya terlalu dingin dan tegas.

"Syid apa kau sudah persiapkan keperluan kita"gio bertanya kepada syid yang sedari tadi seperti menutup matanya.

"Ini aku sedang memeriksa"
Syid yang lansung membuka matanya saat gio bertanya padanya dan memperlihatkan cahaya 3 dimensi yang ada ditelapak tangannya.
Kulihat ada gambar pedang di atas telapak tangan syid dan itu sangat menakjubkan.

"Dan kau rin,apa sudah mempersiapkan kebutuhan energi kita"serin menjawab dengan hanya mengangguk.

Aku hanya bisa mendengar apa yang mereka katakan dan menunggu kapan kita akan berangkat.

"cha,aku lupa memberikan cincin ini kepadamu"aku lansung mengeluarkan cincin yang kusimpan di mejaku.

"Cincin apa ini"rescha memperhatikan setiap desain dari cincin itu yang sepertinya sangat aneh.

"Nanti juga kamu akan tau"gio menyahut pembicaraanku dengan rescha,dan kata-kata itu keluar lagi dari mulutnya karena mungkin itu merupakan kata-kata kesukaannya.

"Nyesel aku tanya"rescha hanya menatap sinis dan memakai cincin itu dijari manisnya.

Queen Of The Flower EmpireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang