11

90 0 0
                                    

Rahma pov

Dira dan salsa menjawab kikuk, saat aku tanya apa yang mereka obrolkan, Terlihat jelas bagaimana mereka gugup dan membelokkan pembicaraan. Mereka jadi terlihat konyol tadi.

"Ohh" hanya itu yang meluncur dari mulutku, lalu kemudian bangkit dan pergi ke wc untuk wudhu. Sebenarnya, tidak lama setelah salsa dan dira pergi mandi aku mengekor dibelakang kebelet pipis. Bodohnya mereka, aku menggeleng takjub, Ghibah kok di wc. Ckckck.

Tapi syukurlah, dira dan salsa mau memahami keadaanku tadi siang, sungguh, aku hanya perlu sendiri dan memahami kesalahanku sendiri.

Kejengkelan ku di sekolah dan canggungnya aku dengan nabil membuat aku pusing dan tidak bersemangat melakukan aktivitas. Ditambah ocehan teh pita yang menjengkelkan. Aku telat ngaji sebentar, dia nyinyir. Padahalkan aku telat pun tidak disengaja. Huuh yasudah.

Tapi serumit apapun masalah, allah janjikan manusia untuk naik derajat. Karna semuanya berpasangan, laki laki dan perempuan, siang dan malam, kesulitan dan kemudahan, serta masalah dengan obatnya.

Dianjurkan setiap akan tidur, mengingat kembali semua yang kita lakukan. Memaafkan semua yang menyakiti kita hari itu, dan memohon di ampuni jika kita yang menyakiti orang lain.

Dikelilingi sahabat yang sholeha adalah nikmat, juga ialah rizki yang amat berharga, Alhamdulillah. Dan semoga kami selalu dipersatukan sampai surga Nya , aamiin.

"AllohummaSholli 'Ala Muhammad" hari ini adalah jum'at. Perbanyak lah berdo'a, istighfar, sholawat, dan biasakan baca surat alkahfi.

Alhamdulillah hari ini perasaanku terasa lebih baik, setelah hari hari kemarin saling diam nya aku dan nabil, dan hari ini kembali pada petakil luar biasanya kami.

Ternyata masalah kemarin itu tidak serumit yang aku bayangkan sebelumnya, aku pikir akan sulit memperbaiki keadaan, bahkan aku pikir kami tidak akan bisa akrab seperti sebelumnya. Itulah kenapa masalah itu harus dihadapi.

Aku yang sungkan bertanya, dan nabil yang takut tidak aku tanggapi hanya berkutat pada ego masing masing.

Dan saat aku basa basi pada nabil, toh dia tidak masalah dengan itu. Kami seakan murid yang baru saja berkenalan. Tersenyum canggung.

Aku tidak mau minta maaf, diapun begitu. Tapi aku tak mempermasalahkan, diapun begitu.

Sudahlah, dengan seperti biasanya sikap kami pun, sudah menandakan kami saling memaafkan. Dalam persahabatan memang begitu, percekcokan, perbedaan karakter, bahkan perbedaan pendapat. Tapi persahabatan yang didasari keimanan pada allah, meskipun terjadi percekcokan, tidak akan menyebabkan saling menjelek jelekan, malah mereka akan saling mendoakan.

Karna sejatinya saling memaafkan tidak harus ber-akad, dengan saling ikhlas dan berupaya memperbaiki diri masing masing, itulah memaafkan sesungguhnya.

Begitulah jika persahabatan didasari keimanan, tak akan ada yang memisahkan. Kecuali kematian yang akan menyatukan di jannah kemudian.

Bahagia itu sederhana

Aku kembali duduk dekat nabil saat sarapan, saling menyikut, tertawa dan berbagi makanan seperti yang lainnya.

"Bismillahirrahmaanirrahiim" Dira menarik nafas perlahan. Lalu tersenyum ke arahku menandai siap beraktivitas. "Bismillah" ucap ku mengikuti dira.

Seperti biasa kami berangkat bersama, karna hanya aku dan dira yang begitu takut kesiangan sekolah. Yang lainnya bersantai ria, mentang mentang jarak sekolah dan asrama yang dekat. Keterlaluan kan?

"Ra" aku menyikut lengan dira pelan.
"Ish" dira menyikutku balik, dia menjadi salah tingkah karna aku menggodanya untuk melihat ke arah mesjid, cepat dia memalingkan wajah. Menghindar menatap febri di sana.

Entah dari kapan, topik febri selalu membuat nya salah tingkah. Dan aku salut, karna dia tidak pernah melakukan sesuatu yang bisa membuat perasaanya pada  febri semakin menjadi. Dia selalu berusaha agar perasaanya terkontrol.

Saat kutanya, dia menjawab "Namanya juga rasa suka, itu fitrah. Dengan siapapun ya rasa itu gak boleh terlalu, agar saat kehilangan kita gak sakit. Kan kalo gak cinta, gak perlu moveon. Kalo mau cinta, ya cukup sama allah aja. "

Itu nilai plus dari seorang dira. Di kobong, kami menganggap dia sebagai *Pemberi saran ulung*. Pembawaannya yang baik, cara bicaranya yang juga santun, karna itu aku pribadi gak pernah keberatan dengan pendapat dia.

Kami berpisah setibanya di sekolah. Dia ke kelasnya, pun aku ke kelas ku.

Suasana sekolah makin ramai semeningginya matahari. Satu persatu mulai memenuhi kelas masing masing, menjelang pembelajaran hari ini.

Ribuan do'a memenuhi langit setiap paginya, menjadi senjata ampuh pendekat mahluk pada sang pencipta.

Aku menunduk husyu sebentar, melafalkan beberapa harapan dalam hati.

Teringat ibu, juga bapak. Mungkin di rumah sana, pagi seperti ini mereka sudah bersiap menuju tempat kerja.

Ibuku seorang yang ramah dan sangat sabar, makanya dia dipercaya sebagai guru tk.

Sedangkan bapakku, dia seorang tukang parkir pesawat di bandara.

"Ya allah lindungi mereka, rahmati mereka, serta selalu berikan mereka petunjuk pada kebaikan."

"Rahma.."
"Iya pak" aku mendongak menatap pak gugun yang menyeruku.
"Kamu melamun?" Aku menggeleng pelan. "Perhatikan ya, sekarang sudah mendekati PAS. Kamu harus lebih memerhatikan pelajaran"

Wajahku rasanya memerah, untuk kesekian kalinya tercyduk melamun *Tenang pak, aku gak ngelamunin hal buruk kok. Misalnya bakar sekolah, engaaak kok.

Hey pak, aku bukan melamun. Aku hanya sedang berfikir doa apalagi yang belum aku panjatkan pagi ini*

Sorot matahari sedang panas panasnya siang ini, hal pertama yang aku sesalkan di jam istirahat kali ini adalah... "Tau panas gini, tadi pagi aku nyuci baju dulu"

"Ya siapa sangka siang ini panas, soalnya tadi pagi kan cuacanya gak meyakinkan"

"Iya juga si de" aku mengangguk membenarkan ucapan ade, teman sekelasku.

Jam setelah istirahat hari ini, jadwal pelajaran olahraga. Kelasku mungkin sudah terbiasa dengan panas seperti ini. Disaat kelas lain giliran belajar di kelas dengan adem, kelasku harus bergulat dengan panas.

Aroma aspal dan debu yang beterbangan kini semerbak. Di lapangan berbentuk segi empat ini, dari mulai pemanasan sampai pendinginan kami lakukan.

Tidak ada yang lebih spesial selain dari gurunya yang super ganteng. Pak wisnu memang guru favorite siswa di sekolah ini. Tampan, baik, pintar pula. Ettts dia sudah nikah ya, ingat!! :(

Lupakan hari hari di sekolah, lupakan ketampanan pak wisnu, karna sekarang waktunya kembali ke pondok dan memulai cerita epik nya yang sepanjang jaman menjadi kebanggaan untuk di ceritakan kedepannya.

SantriMasaGitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang