part 7

429 32 3
                                    

Kyungsoo yang lagi baca buku di atas kasurnya tiba-tiba kaget soalnya orangtuanya sama Hyemi yang gendong anaknya masuk ke dalem kamarnya.

"Ma, pa, kakak?"

Papa Kyungsoo duduk di sofa yang ada di depan Kyungsoo, terus mama sama kakaknya duduk di samping Kyungsoo.

"Kalian kenapa ke sini, semua?"

"Kyungsoo! Kamu bikin mama cemas aja."

Papa Kyungsoo ngangguk. "Karena itu papa gak setuju kamu tinggal sendiri."

Kyungsoo ngehela napas. "Ma, pa, aku udah gede."

"Kami semua tau kamu udah gede, tapi penyakit kamu masih kaya dulu."

Mama Kyungsoo ngangguk. "Papa bener. Kamu gede bukan berarti sembuh kan."

"Makanya cepet pulihin ingatan Sohyun, biar dia ngurus kamu." Hyemi megang tangan Kyungsoo.

"Kakak kamu bener. Kata mama Sohyun, Sohyun samar-samar inget. Seenggaknya masa lalu, udah Sohyun inget."

Kyungsoo nunduk. "Aku gak mau cepet-cepet, takut dia menderita lagi. Pelan-pelan aja."

Mama Kyungsoo megang pundak Kyungsoo. "Tapi kamu juga menderita, kamu ngenang sama inget kejadian itu sendiri."

"Mau gimana lagi. Udah kejadian juga, kita kan gak ada yang tau."

Mama Kyungsoo megang pipi Kyungsoo. "Kamu harus nahan senyum kamu di depan dia, gak susah?"

Kyungsoo senyum. "Susah. Tapi aku mau pelan-pelan aja."

"Yaudah terserah kamu, kita cuman bisa dukung dan berdoa buat kalian." Kyungsoo ngangguk.

Papa Kyungsoo ngasih sesuatu ke Kyungsoo. "Itu obat baru dari dokter Choi, minum tepat waktu!"

Kyungsoo ngangguk. "Iya pa."

"Temen mama di Cina ngirim ini buat kamu, katanya ini bagus buat kesehatan." Mama Kyungsoo ngasih bungkusan ginseng merah ke Kyungsoo.

"Ma, pa. Yang abis ngelahirin kan kak Hyemi, kenapa aku ngerasa aku yang abis ngelahirin?"

Mereka semua ketawa.

Sohyun kaget pas liat Irene, Seulgi, Wendy, Joy, sama Yeri udah ada di dalem restorannya.

"Kalian masih di sini?!"

"Tinggal dikit lagi. Lagian kok lo pulang malem?" tanya Joy.

"Gue pulang jam lima sore dari apartement pak Kyungsoo, terus mampir ke kantor papa buat nyelesein dokumen sambil makan malem."

"Ouh."

"Dekor-dekor gue serahin ke kalian ya. Gue mau ngurus ini dulu, tinggal dikit lagi."

Mereka ngangguk. "Tenang aja."

Sohyun senyum terus dia masuk ke dalem ruangan khusus buat dia

Pas lagi sibuk ngerjain itu, tiba-tiba bingkai yang ada di depannya jatoh. Tali yang buat nyanggah untungnya gak putus, jadi bingkainya gelayutan gara-gara talinya masih nyangkut sama paku.

Tiba-tiba Sohyun teriak kenceng banget, terus dia jongkok di kolong meja. Irene sama yang lain langsung aja nyamperin dia.

Irene jongkok di samping Sohyun, Joy sama Seulgi naik ke atas kursi terus ngelepasin bingkai yang ngegantung itu.

"Lo gapapa?" tanya Irene sambil megang bahu Sohyun.

Sohyun ngangguk sambil ngatur napasnya. "Gapapa."

"Gue ngehubungin manager lo terus minta pakunya sama semua gantungannya di kencengin." Wendy keluar dari ruangan Sohyun buat nelpon manager.

"Lo.masih takut yang ngegantung-gantung?" tanya Yeri sambil ngasih teh anget ke Sohyun.

Sohyun ngangguk. "Hm."

"Minum tehnya pelan-pelan."









Kenapa Sohyun takut ama benda ngegantung???

My Profesor-D.O. EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang