[COMPLETE ✔]
Kisah seorang lelaki manis penjual balon keliling dan seorang lelaki tampan tinggi yang punya pobia akan balon tetapi selalu membeli balon.
A Johnny & Taeil story.
⚠️ Warning!!
BXB Story
Please don't read if you don't like
☘ Don't forge...
Pagi ini seperti biasa aku hanya duduk di depan teras balkon rumah sambil menikmati secangkir teh hijau hangat, melihat orang yang lalu lalang, juga taman hijau di depan rumah yang memang selalu mengadakan bazar setiap Sabtu dan Minggu. Jadi ya tidak asing lagi jika memang rumahku selalu ramai setiap weekend nya.
Rumahku memang tepat dipinggir jalan, aku tinggal bersama kakak perempuanku juga suaminya di satu rumah yang sama, tetapi bergabung dengan restoran milik suami kakakku. Jelasnya, rumah ada di 2 lantai atas, lantai bawah adalah restorannya.
Kali ini aku memutuskan untuk pergi ke bazar di taman, karena kakak dan suaminya sibuk mengurus restoran. Di bazar, ada banyak kedai makanan juga beberapa kedai yang menjual beberapa merchandise kecil, dan sebagainya, tak ketinggalan juga yang menjual balon.
Tunggu.
Kalian tahu?
Aku menyukai seseorang...
... dan dia seorang penjual balon, juga lelaki.
Ya aku akui aku memang menyukai lelaki.
Sederhana sekali memang, tapi kalian harus tahu dia adalah sosok yang manis dengan rambut merah, dan pakaiannya yang sederhana.
Memang terlihat tidak ada spesialnya, atau mungkin kalian berpikir aku tidak akan cocok dengannya.
Tapi sayangnya aku tidak pernah tahu namanya, walaupun aku selalu membeli balonnya padahal jelas aku pobia terhadap balon sejak kecil, juga tak luput omelan dari kakakku sendiri.
'Johnny, kau tahu kan kau pobia, sudah jangan beli balon lagi. Untuk apa? Lihat, wajahmu sudah pucat seperti itu....’
Seperti itulah.
Aku bukan seorang stalker, tetapi aku pernah tidak sengaja memotretnya – tentunya dengan zoom yang bagus – ya memang tidak terlalu bagus hasilnya, tapi ini suatu kebahagiaan untukku.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku memotretnya tidak sengaja saat aku tengah asik mencari beberapa objek untuk di potret, tapi mungkin dia juga adalah satu objek yang aku harus potret. Bagiku dia tidak terlalu pantas untuk disebut seorang tukang balon, tapi ya dia aku tidak mungkin memaksanya, kan?
Menyukainya sudah cukup lama, tapi aku benar-benar melawan pobiaku dengan balon, aku akui aku memang sering gemetar dan mukaku langsung pucat saat memegang balon, tapi aku harus menjaga image tampan ini di depannya.
Oke, tunggu.
Dia ada disana sedang duduk.
Aku sedikit ragu, tapi kakiku tetap melangkah santai kearahnya, ya ampun Johnny Seo sebenarnya ada apa denganmu hari-hari ini.
Langkahku semakin dekat, bisa kukatakan kalau diriku memang malu – juga tidak luput dari pobia akan balon – tapi kalian tahu kan, aku menyukainya dan aku harus menyembunyikan ketakutanku.