Oh sungguh malang nasib mereka!
Baru saja datang mendaftar,
Sudah kusuruh menghadapi
Monster penjaga!Berbagai serangan menghantam keempat remaja itu secara bertubi-tubi. Tak terhitung berapa kali mereka terjatuh bahkan terlempar jauh karena para monster itu.
Mereka mencoba menghindar dari segala serangan yang dilancarkan. Menyerang disaat ada kesempatan. Lalu menghindar lagi jika sang monster memberikan serangan balasan. Mencari titik lemah sang Monster.
Semua serangan yang dilancarkan para monster itu memiliki pola tak beraturan. Mereka sanggup memukul bahkan menghancurkan apa saja benda yang menghalangi pandangannya.
Lihatlah hasil perbuatan dari salah satu monster. Saat monster itu ingin menyerang Hera, ia dengan cepat menghindar dari jangkauannya.
Hantaman sang Monster mengenai batang pohon yang membuat bolong bagian tengahnya. Benar-benar mengerikan.
Bayangkan jika Hera saat itu tidak segera menghindar, entah apa yang akan terjadi padanya.
Semuanya masih terus berusaha. Berlari kesana kemari, melompat kiri kanan. Melemparkan apa saja yang ada didekatnya, namun hasilnya nihil. Tubuh para monster itu terlalu kuat untuk dihantam.
Apalagi pola serang mereka yang tak beraturan, membuat susah dibaca.
Tidak ada yang putus asa, mereka mencoba sekuat tenaga melakukan apa saja yang bisa untuk menjatuhkan para monster batu itu.
Disaat yang lain sedang sibuk dengan serangan masing-masing, terdengar suara hantaman yang menggelegar. Suara yang keras itu berasal dari area Dhika, membuat semuanya menoleh padanya.
Dhika berhasil dipukul jatuh oleh salah satu monster didepannya. Membuatnya terlempar ke belakang dan punggungnya menghantam batang pohon. Dia hanya bisa meringis kesakitan.
"Akkhhh" Ringis Dhika.
"Dhika!!" Teriak Toby dengan khawatir, dia melihat dengan jelas bahwa temannya itu dipukul keras sekali.
"I-ini tidak bisa t-terus berlanjut, s-semuanya!! Pikirkan s-segala cara, cari kelemahan m-monster itu!" Teriak Dhika terbata-bata, kini Ia hanya bisa duduk tersungkur di salah satu batang pohon.
Tubuhnya sudah tak kuat lagi menahan segala serangan dari para monster itu.
"Gimana caranya?!! Buat nyerang aja susah begini!" Sahut Toby sambil berusaha sekuat tenaga menghindari segala hantaman dengan lompat dan lari kesana kemari.
"Coba serang tangannya!! Gunakan kekuatan kalian!" Kali ini Rama tak hanya tinggal diam, dia berusaha mengusulkan sesuatu yang terdengar memungkinkan untuk dicoba.
"Buat apa?!!" Teriak Toby, seakan tak setuju dengan usulan Rama itu.
"Ya!! Semuanya serang tangannya!" Teriak Hera memberi perintah. Kini ia sudah siap dengan kuda-kudanya, berusaha mencari momen tepat untuk melancarkan serangannya.
"Hee? Kenapa kau yang seolah bossnya disini?" Tanya Toby yang sontak membuat semuanya memandanginya.
"Lakukan saja!!" Teriak Dhika sedikit gemas dengan perlakuan temannya itu. Walau dia tak bisa lagi berdiri, namun dia bisa mendengar jelas apa yang diusulkan Rama, karena terdengar masuk akal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Explorer
FantasíaNamanya Nara Gayatri, panggil saja Nara. Umur 15 tahun, masih remaja memang. Tetapi, kehidupan yang ia jalani bukanlah kehidupan para remaja lainnya. Semuanya berawal dari malam itu, malam yang sejuk dengan bintang-gemintang yang bertebaran di langi...