prolog

10.8K 668 38
                                    

"Hiruka pulangnyaa jangan terlalu malam yaa, ini malam jumat"

Hiruka namanya, gadis dengan Rambut hitam sebahu itu mengangguk patuh "Iya Ibu, aku bakal pulang sebelum jam sembilan kok" Katanya seraya memakai sepatu kets berwarna putih.

Risa-Ibu Hiruka Namira memberikan dua lembar uang dua puluh ribu pada putri semata wayangnya itu. "Jangan lupa pulangnya nanti naik taksi aja, soalnya Ibu khawatir" Pesan Risa sambil mengelus rambut Hiruka dengan lembut.

"Baik Ibu, aku pergi dulu yaaa"

Hiruka lebih memilih berjalan kaki daripada harus naik taksi atau kendaraan lainnya. Alasannya sangat sederhana, ia hanya ingin uang yang diberikan oleh ibunya digunakan untuk membeli kuota internet karna di sekolah mereka tidak tersedia wifi.

Sambil berjalan Hiruka bersenandung kecil alih-alih mengisi kekosongan jalan yang dilewatinya, hanya kesunyian yang menemaninya di jalan yang entah mengapa terasa sepi malam ini, padahal masih ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang namun suasananya terasa hening sunyi menyekam sekali.

Sepanjang jalan Hiruka merasa kesepian. Padahal sekarang Hiruka sedang berjalan diantara beberapa orang yang ia lewati, namun rasanya sama kalau tidak ada orang yang diajak untuk mengobrol kan?

Dari kejauhan hiruka melihat seorang remaja cowok tengah duduk di kursi besi yang sambil memakan sesuatu dengan rakus yang ada di tangan nya, Hiruka melihat bungkusnya sangat aneh namun mengapa ia terlihat begitu kelaparan?

Hiruka yang merasa penasaran lantas semakin mendekatinya, berharap remaja itu bisa diajak untuk mengobrol lalu Hiruka mencoba untikt memastikan hal apa yang sedang dilakukan oleh cowok dengan hoodie hijau tua ini. Gayanya tidak seperti seorang remaja normal pada umumnya, di tengah jalan raya seperti ini dia bisa makan dengan rakus tanpa takut orang lain bisa mencemooh dirinya, baiklah mungkin dia tipe orang yang tidak perduli dengan apapun perkataan orang lain, tapi? Bahkan dia juga tidak memakai alas kaki? Sebenarnya siapa laki-laki ini?

Setelah tepat di sebelah cowok itu Hiruka melihat rambutnya yang berantakan, dan ternyata hoodie yang dipakainya masih memiliki cap Merk pra*a... terganggu disana Dia kaya. Satu kalimat yang jelas spontan terlintas dikepala Hiruka.

"Hei siapa disitu?".

Cowok itu diam, namun bahunya terus bergerak tanpa mau menoleh kesamping.

Karena merasa gemas akhirnya Hiruka menepuk pelan bahu cowok itu, namun masih sama saja, dia tetap diam. Merasa tak ada pergerakan dari remaja itu Hiruka pun mendekatkan wajahnya untuk melihat wajah cowok itu dengan jelas, namun saat Hiruka sudah melihat jelas pahatan wajah cowok ini, Hiruka spontan memundurkan langkahnya sambil menutup mulut.

"Ibuuuuu" Hiruka berteriak.

"Pergi, pergi sana, kumohon pergilah". Hiruka menggesek-gesekkan kakinya ketakutan, ia sangat syok setelah melihat banyaknya bercak darah di hoodie yang sudah tak terkenali lagi ketika dilihat dari depan.

Lantas Cowok itu tersenyum miring. Darah yang mengalir dari kedua sudut bibirnya perlahan ia hapus dengan kasar. Dia terkekeh lalu mendekati Hiruka yang meringsut takut di depannya.

"Mau kumakan!". Katanya dengan suara berat.

"Jangan, tolong, aku bukan orang jahat" Hiruka memelas sambil menyatukan kedua tangannya.

"Atau kujadikan milikku!". Kata cowok itu sangat mirip seperti Raja yang sedang memberi titah, tak terbantah.

"Maksud kamu....aa...paaa...!"

Cowok itu membuang bungkus plastik yang di penuhi oleh darah, ia menarik tangan Hiruka yang menggantung diudara. "Jadilah istriku....!" Lalu kemudian dia memeluk tubuh ramping Hiruka dengan santai.

Cup......


















handsome ghost wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang