satu

7.3K 529 34
                                    

Aku melihat ke arah luar jendela dan ternyata masih ada cowok yang kemarin disana, dia terus menatap ke arah rumahku dan terfokus pada jendela kamarku.

Aku menghembuskan nafas lelah. Hari ini aku sudah izin tidak masuk karna pikiranku tidak bisa berkonsentrasi akibat kejadian aneh semalam.

"Capek" Aku berjalan menuju cermin lalu berdiri dan menatap pantulan diriku disana, ternyata wajahku selusuh ini. Baru satu hari aku tidak tidur tepat waktu tapi kantong mataku sudah terlihat sejelas ini.

Huekkk....

Aku kembali ingin muntah saat mengingat rasa darah yang menempel di bibirku kala cowok itu menciumku dengan tiba-tiba kemarin. Aku kesal walaupun sebenarnya aku tidak semarah itu karna jujur dia sangat tampan.

Aku lagi-lagi menghela napas, bingung harus melakukan apa sekarang, biasanya di jam segini aku pasti sedang menikmati waktu belajarku bersama dengan temanku. Aku berpikir bagaimana kalau ibu tahu jika aku diikuti oleh Hantu? Apakah ibu juga sama takutnya denganku? Atau Ibu akan suka karna dia berwajah tampan? Ahh entahlah aku pusing memikirkan kemungkinan-kemungkinan itu saat ini.

Setelah selesai merapikan diriku di cermin, aku perlahan berjalan menuruni tangga. Melihat kearah dapur yang hanya diisi oleh ibu disana.

Aku menghampiri ibu. "Ibu merasakan sesuatu gak, ada hawa aneh gitu?" Aku bertanya karna ingin tahu apakah ibuku juga merasakan Aura gelap yang ada di sekitar area rumah ini.

Ibu menatapku marah. "Kenapa belum juga pakai seragan, kamu mau bolos lagi ya?". Tuduh ibu sambil menarik telingaku. Lagi? Sejak kapan aku bolos sekolah.

Aku mengangguk kecil. "Iya, sehari ini aja ya bu, aku lagi sakit" Kataku seraya berusaha melepaskan tangan ibu dari telingaku, ini terasa sangat sakit, apalagi Ibu juga tidak sengaja menarik beberapa anak rambut yang ada di area telinga.

"Tidak" Ibu berdecak, wanita ini menarik aku kembali ke dalam kamar. "Ganti seragam kamu sekarang, ibu gak mau tau pokoknya kamu harus pergi ke sekolah, katanya mau jadi orang hebat? Jadi Dokter, PNS tapi kenapa tiba-tiba malas begini, kamu pikir kamu udah pintar hanya karna selalu jadi ranking satu". Ibu meninggalkan aku setelah mengomeliku panjang lebar sambil membawa-bawa ucapan yang kukatakan sepuluh tahun yang lalu, padahal itu hanyalah perkataan anak kecil yang mengikut-ikuti zaman aja. Lagi pula emang kalau sudah jadi PNS itu berarti orang hebat yah?

Aku berjalan menuju lemari lalu membukanya dengan keras, berusaha menyalurkan emosiku yang sedari tadi kutahan. Setelah selesai memakai seragam sekolah aku berjalan menuju meja kacaku, kemudian melihat penampilanku yang pucat ini, aku tak akan memakai riasan apapun, biarkan saja begini supaya nanti aku bisa pulang lebih dulu dengan alasan sakit.

"Makan dulu".kata Ibuku setelah aku menuruni anak tangga.

Aku menggeleng pelan. "Gak Bu, aku makan di sekolah aja". Bukannya aku ingin menyakiti perasaan ibuku atau berontak karna tidak diberi izin bolos, tapi karna rasa lapar di perutku sudah menghilang sejak melihat cowok yang ada di depan sana, dia bahkan masih mengenakan pakaian yang sama dengan darah yang sudah mengering.

"Yaudah, bawa ini aja". Ibu memberikan kotak bekal berwarna pink serta botol minum warna senada.

"Pergi dulu ya, selamat pagi" aku mencium kedua sisi pipi ibuku kemudian melangkah keluar.

Sampai di depan pintu aku mengendap-endap melihat kearah luar, tepatnya di halaman depan rumah cowok itu sudah berdiri tegak disana dengan mata yang tertutup rapat, ia tengah tertidur dengan posisi berdiri.

Aku merasa lega melihat ia tertidur pulas seperti itu, walau memang agak mengerikan karna posisi tidurnya sambil berdiri.

Aku berjalan perlahan, langkah-langkahku sangat lambat karna aku berusaha untuk tidak membangunkannya hingga aku keluar dari pintu utama dengan selamat. Anehnya cowok itu sama sekali tidak terusik ketika aku terlalu keras menutup pintu besi berwarna cream rumahku. Biarkanlah, justru baik bukan?

handsome ghost wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang