PROLOG

5 0 0
                                    

From:alkarezawidjadja@widjadja.com
To:lakarinwidjadja@nus.com
Cc:arisanandawidjadja@widjadja.com   

Kepulangan ke Indonesia

Dear Lakarin, lima tahun sudah cukup untuk melarikan diri dari Indonesia dan juga keluargamu. Dini hari nanti, aku mengultimatummu untuk segera pulang memakai tiket pesawat yang sudah ku lampirkan di email ini.

Jujur, kakak kecewa dengan sikapmu yang selalu menolak bujukan mama untuk pulang. Kali ini kakak yang akan turun tangan. Jika besok pukul 20.00 kamu belum terlihat di rumah utama, kakak akan menyuruh semua koneksi untuk ke London hanya untuk menyeretmu pulang.

Regards,

Alkareza Arfian Widjadja.

Aku mendengus kesal. Mau bagaimana mengelak jika Kak Alka yang sekarang turun tangan. Dia begitu keras kepala dan tentunya mempunyai banyak koneksi. Yang bisa saja tiba - tiba banyak orang berjas hitam berdiri di depan pintu apartementku.

Aku menarik koper dari ujung ruangan dengan malas lalu memasukkan asal baju - baju dengan tak tertata. Aku harus pulang, aku tidak sudi dijemput paksa oleh orang - orang keren yang memakai suit and tie.

Pukul satu dini hari kakiku melangkah gontai di lantai bandara dengan tangan yang menyeret koper kecil. Ya, aku memang tidak akan menetap di sana. Aku berjanji hanya akan berada dua hari di sana. Aku tidak mau sewaktu - waktu aku bertemu dua orang itu. Aku ingin menghindari kemungkinan-kemungkinan yang ada di otakku saat aku berada di Indonesia.

Bandara Heathrow tidak terlihat sepi. Ya, karena bandara ini selalu sibuk setiap jamnya. Aku duduk di kursi tunggu. Mengistirahatkan kepalaku sebentar.

Olivier—sahabatku, belum juga meneleponku dan aku juga tidak mau memberitahunya tentang kepulanganku. Biarkan dia tidur dengan tenang.

Otakku masih juga mengeluarkan ribuan kemungkinan baru. Bibirku ingin sekali mengeluarkan umpatan. Tapi ini tempat umum. Sepertinya aku akan menambahkan 'whiner' di belakang namaku. Aku si pengeluh.

Aku membuka sedikit mataku dan menatap seorang lelaki di seberangku. Aku hanya menggeleng kecil begitu menyadari ia adalah seorang berandal.

Suara panggilan keberangkatan pesawat dari London ke Singapura terdengar membuatku menghela napas dan beranjak.

ASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang