" Terima kasih, Bi. " Ucap Ara disertai senyum manisnya. Ia melangkah meninggalkan tempat laundry itu. Diliriknya jam tangan mungil yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya.
Masih pukul 9 pagi sedangkan kelas kuliahnya dimulai pukul 12. Itu artinya ia masih memiliki banyak waktu untuk melakukan sesuatu.
Ara memutar otaknya hingga suatu hal muncul di pikirannya. Ia rasa sebaiknya ia harus cepat-cepat mengembalikan jaket itu agar tidak berurusan dengan Haruto lagi. Ia sudah dibuat kesal selama seharian kemarin. Membayangkan wajahnya saja, membuat Ara sudah disulut emosi.
Akhirnya Ara memutuskan untuk segera pergi ke kampus untuk menemui laki-laki itu dan mendeklarasikan bahwa urusan di antara mereka telah usai.
.
" DORR!!! "
Ara baru saja ingin meneguk air mineralnya, namun sebuah tepukan keras di punggungnya sukses membuatnya terkejut. Ara sudah bisa menebak siapa pelakunya. Ia langsung mencecarnya dengan berbagai macam umpatan.
" Eh anjing, lo ngagetin gue tau gak. Untung masih sampai ujung bibir. Coba kalo waktu gue lagi enak enakan minum gimana? Mau make up lo luntur gara gara gue sembur pakai nih air? " Ellen menutup kedua telinganya. Ia enggan mendengar ocehan sahabatnya yang menyebalkan itu.
" Astaga. Ini masih pagi, jangan ngegas dong Ara. Elo galak amat sih. " Ellen mendudukkan dirinya di samping Ara.
Mereka sedang duduk salah satu bangku panjang yang tersedia di taman kampus.
" Habisnya elo ngeselin. Kenapa orang-orang pada ngeselin sih. " Tukas Ara.
" Elo lagi dapet ya? " Ellen memulai pembicaraan basa basi.
" Iya. Emang kenapa? Mau beliin gue stok roti jepang? " Perkataan Ara sukses mendapatkan sebuah jitakan keras dari Ellen.
" Idih. Bisanya aja minta gratisan. " Ellen melirik sebuah bingkisan yang ada di pangkuan Ara.
" Eh, kado buat siapa nih? " Ellen membuka kotak kado tersebut.
" Cie. Jaket cowok. Elo kok gak cerita sih kalo udah punya pacar???!!!!! Elo anggap gue ini- " Ara buru buru membekap mulut Ellen yang sudah seperti toa masjid yang ada di dekat apartemennya.
" Lo gila ya? Teriak teriak kayak gitu. Malu-maluin tahu gak. "
" Hmmmppp... Hmmmppp. " Ellen mengisyaratkan Ara agar melepaskan tangannya. Setelah dilepaskan, Ellen menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
" Gila lo. Untung gue gak mati. "
" Idih. Lebay amat lu. Siniin jaketnya. Baru dilaundry tau, nanti kotor lagi. " Ara merebut paksa jaket yang ada di genggaman Ellen.
" Beneran lo punya pacar, Ra? "
" Gue gak punya pacar. Ini tuh punya si Naruto. "
" Naruto siapa? Yang ada di TV itu? "
" Gue juga gak tau. Orangnya gak jelas. "
" Lah? Kok bisa jaketnya ada sama lu? "
Ara menghembuskan napas kasar. Lalu, ia mulai menceritakan kejadian memalukan yang menimpanya kemarin. Kejadian yang membuatnya harus bertemu dengan seorang laki-laki menyebalkan bernama Haruto." So sweet banget sih, Si Naruto. " kata Ellen dengan nada manja.
" Dia nyebelin asal lo tau. Bikin gue naik darah. "
" Jangan gitu. Kekesalan itu biasanya endingnya bakalan jadian. " Ellen mencolek dagu Ara sambil tersenyum menggoda. Alhasil Ara langsung menepisnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovey Dovey ; Watanabe Haruto
FanfictionAuristela Arabelle Grizellia, seorang mahasiswi Indonesia yang mendapatkan beasiswa di Negeri Ginseng karena kecerdasannya yang di atas rata-rata. Ia dipertemukan dengan laki-laki aneh yang merupakan mahasiswa jurusan Sains, bernama Watanabe Haruto...