Tail 2

13.6K 1.5K 123
                                    


"Raspberry?" bibir tipis bergumam dengan mata terpejam. Keningnya sedikit berkerut tatkala mencium aroma manis buah raspberry ranum. Perlahan kelopak mata terbuka. Pandangan menyapu setiap sudut yang terjangkau oleh indra penglihatan. Namun, meski sudah mempertajam penglihatannya, Sasuke tak jua menemukan tanda-tanda keberadaan buah tersebut.

Sebuah gerakan kecil dalam jubahnya mengalihkan perhatian  dari sekitarnya. Jantungnya terasa berpacu ingin lari dari tempatnya, saat merasakan tangannya memeluk sesuatu.

Membuka jubah yang dikenakan, mata pun terbelalak melihat mata bulat berwarna biru cerah sedang memandangnya. 

Seumur hidup Sasuke tak pernah melihat penampakan secantik makhluk dalam dekapannya. Seketika insting ingin memiliki muncul dalam dirinya. Tanpa berpikir lebih lama, ia segera menanam simpul mate pada balita di atas pangkuannya.

Dan tanpa Sasuke sadari perbuatannya malah membuat makhluk mungil di pangkuannya

ikut melepaskan simpulnya dan menanamnya pada jantung pria itu.

Mencium lembut kening balita berambut pirang, bibir tipis pun tersenyum. Sasuke seperti melihat kucing manis yang tersesat melihat pipi bergaris dan telinga runcing kemerahan. Sayangnya senyuman itu hanya bertahan sesaat, ketika ia merasakan sesuatu yang mengganjal bergesekkan dengan   perutnya. Rasanya terasa familiar, meski kecil, namun terasa mengganjal.

Meraih kaos bagian belakang leher sang balita, menarik sedikit ke atas, memastikan jika hal itu hanyalah sebuah praduga belaka.

Gerakan tiba-tiba Sasuke membuat sang balita melepaskan ke-dua buah raspberry dalam genggaman. Tangan mungilnya spontan meraih apa pun untuk berpegangan.

Dahi sasuke sedikit berkedut kala kemejanya menjadi sasaran si pirang mencari pegangan sehingga kemeja yang dikenakannya ikut tertarik ke atas dan menutupi bagian yang ingin ia pastikan kebenarannya. Melepas paksa genggaman mungil di kemejanya, seketika ia terpekik kaget, "Sial!" Ternyata dugaannya tidaklah meleset. Sepasang pupil kelamnya terpaku pada benda mungil yang menggantung cantik di antara paha balita tersebut.

Meneliti makhluk mungil di depannya dari atas kepala sampai ujung kaki. 

Rambut pirang cerah, telinga sedikit runcing berhias bulu-bulu merah menyala. Di bagian perut terdapat tato spiral berwarna hitam. Mengelus permukaan perut yang berhias tato, Sasuke memastikan tekstur tatonya. "Panas!"

Sasuke sedikit terkejut tatkala menyentuh tato tersebut, tiba-tiba tangannya terasa tersengat listrik bertegangan tinggi. Rasa terkejutnya kian bertambah ketika sebuah ekor berbulu halus melingkar menutupi bagian depan tubuh balita tersebut. "Kau bukan kucing?" Sepasang mata kelam menatap balita di depannya dengan tatapan mengintimidasi. Berharap dengan begitu, sang balita mau menjawabnya.

"Hiks! Huwa …!"

Namun, bukan jawaban yang didapatkan melainkan sebuah tangisan kencang sang balita yang memiliki postur anak berusia satu tahun.

 Tak berselang lama setelah tangisan balita tersebut terdengar, suara gaduh tertangkap indra pendengarannya. Pria berambut hitam itu terperangah kaget, saat  seekor babi hutan terlihat berlari kencang ke arahnya disusul beberapa hewan buas lainnya.

“Sial!” Sasuke mengumpat dalam hati, ketika tangisan balita itu mengundang beberapa hewan liar keluar dari sarangnya. Pupil mata berubah menjadi merah darah, kemudian menatap tajam sarat akan ancaman hingga membuat para binatang di depannya meringkuk takut.

Meski para binatang liar di depannya sudah tidak berkutik, namun mereka tak jua meninggalkan tempatnya. Menghela napas pasrah, dibawanya sang balita ke dalam dekapannya. Diperhatikannya hewan buas di depannya yang berjumlah tidaklah sedikit. Kaki mereka tidak bisa diam di tempat, seolah ingin menyelamatkan balita dalam dekapannya.

My Lovely Raspberry (Versi PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang