Chapter 2 [Kiss]

1.4K 31 0
                                    


WARNING!!!

-LGBT => yang jijik akan hal beginian monggo nyari aman.

-NC17 => Anak pintar dan rajin pasti tau dong maksud tanda itu?

-Jangan ngakak!

❄❄❄

Terik matahari pagi yang hangat menembus gorden pink tipis yang sedang berayun-ayun. Mengusik pria berparas cantik yang sedang terlelap. Ia menggeliat merasakan hangat di pipi chubby-nya dan mata yang tertutup itu semakin rapat karena bias dari cahaya mentari pagi.

"Eungg ... Rai," lengguhnya sembari membalik tubuh memunggungi cahaya. Memeluk bantal gulingnya erat. Mengelus dan sesekali mencium bantalnya.

"Eonni!"

Jimin terperanjat kaget dengan paksa menarik dirinya dari alam mimpi. Tubuhnya dengan reflek bangun dengan posisi duduk. Mata cipitnya membulat lalu mengerjab beberapa kali.

"Eonni? Eon ... ni." Zhea mengatup kedua bibirnya saat mendapat tatapan tajam dari arah ranjang.

"Bisakah kau tidak berteriak di pagi hari saat memasuki Apartementku?" tanyanya tajam dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

Satu alisnya terangkat dan bersedekap dada menatap Zhea yang berdiri di depan pintu kamar. Gadis itu hanya menyengir tanpa dosa. Lalu melangkah cepat menghampiri Jimin, kakak sepupunya itu. Duduk di samping ranjang.

"Eonni kau pulang jam berapa semalam? Apa Rai Oppa mengantarmu?" Seketika wajah kusut Jimin berubah cerah mendengar nama Rai. Pria feminim itu mengangguk antusias. Memutar tubuhnya menghadap Zhea.

"Iya dia mengantarku pulang. Setelah semalaman kami bersenang-senang. Menari, minum-minum serta mengobrol ini-itu. Dia pria tampan yang menyenangkan. Aku menyukainya Zhea," jelasnya girang tanpa sadar.

Zhea senyum kicut melihat Jimin begitu bahagia menceritakan orang yang juga disukainya.

"Pasti. Tidak ada yang bisa menolak pesonanya, termasuk aku. Tapi, ini juga demi kebaikanmu Oppa," gumamnya dalam hati. Ia kembali tersenyum hangat melihat raut bahagia Jimin.

"Oh iya, semalam kau ke mana? Kenapa tidak kembali? Siapa yang mengantarmu pulang?" tanya Jimin balik. Menyadari dirinya terlalu senang sendiri di depan Zhea.

"Aku bertemu dengan temanku dan semalam kami pulang bersama. Mian, Eonni aku lupa mengabarimu dan meninggalkanmu di club," ucap Zhea. Jimin menggeleng. Ia tersenyum.

"Tidak apa-apa, aku hanya khawatir padamu tapi karena kau bilang pergi bersama temanmu. Aku tidak terlalu khawatir lagi.'' Zhea tersenyum. ''Zhea ayo kita pergi belanja hari ini? Kita akan memborong semua baju-baju bagus, sepatu, tas, asesoris serta belanja make-up keluaran terbaru minggu ini," usul Jimin. Zhea mengangguk antusias.

Soal belanja, baju dan fashion Jimin jagonya dan sesuai selerahnya.

"Ayo! Aku sudah tidak sabar mencoba semua baju itu, Oppa!" Terlalu antusias, lagi-lagi Zhea lupa sebutan untuk pria cantik yang sedang menatapnya tidak suka.

"Wae, Opp--hehe mianhae, Eonni keceplosan," ucapnya menyesal, "Eonni, ayo cepat mandi! Kita harus cepat sebelum Ahjumma-Ahjumma memborong make-upnya!" seru Zhea mengalihkan kemarahan Jimin.

"Oh astaga! Kau benar, aku harus segera mandi." Jimin menyibak selimut lembutnya dan melompat dari ranjang berlari menuju kamar mandi. Zhea cekikikan melihat tingkah sepupunya yang punya kelainan itu.

Hembusan napas berat keluar dari bibir Zhea beberapa menit kemudian saat mengingat yang diucapkan Taehyung semalam padanya.

'Kau harus membantu sepupumu sama seperti yang juga aku lakukan pada adikku. Ini kita lakukan untuk kebaikan mereka berdua. Sepupumu dan adikku.'

Transgender [Completed] Revisi.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang