Chapter 9

253 10 0
                                    

Chelsie memberi tahu kamar Titis.
"Tis kamar gue ada di sebelah kanan dan kamar lo di sebelah kiri lebih tepatnya didepan kamar gue." tunjuk Chelsie. "Dan lo mandi dulu nanti gue ke kamar lo." pinta Chelsie. Titis hanya mengangguk dan masuk ke kamarnya. Sama halnya seperti Chelsie.

Mandi. Selesai. Kamar Titis.

"Lo kenapa Tis?" tanya Chelsie sambil duduk di hadapan Titis.

"Orang tua gu-gue ta-tadi telfon gue, dia minta gue untuk pergi selama nya dari kehidupan ke-keluarga gue, hiks.... hiks..... hiks....., o-orang tua dari dulu ju-juga gak suka sama gue, hiks..... hiks....., mereka lebih manjain kakak gue dari pada gue, gue selalu di acuhun, di sendiriin, gue juga mau chel di perhatiin sama mereka, hiks....... hiks.... hiks......" Ucap Titis sambil menangis tersendu sendu. Chelsie lagi lagi memeluk Titis tulus.

"Gue bisa ngerasain apa yang lo rasain sekarang ini Tis. Dan lo tinggal di sini aja sama gue, lagian gue juga sendirian di sini." balas Chelsie. Titis hanya mengangguk. "Udah jangan nangis mulu, usap air mata lo. Gue mau ngajak lo ke suatu tempat." pinta Chelsie. Titis pun mengikuti maunya Chelsie, dan mereka berdua keluar Mansion.

"Kita mau kemana?" tanya Titis sembari jalan.

"Markas geng gue." balas Chelsie.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan pintu markas.

Druakkk

Suara pintu yang Chelsie tendang.

"Yaelah chel gue ampe kaget." kaget Titis sambil menepuk nepuk dadanya.

"Lo harus terbiasa." sela Chelsie sambil masuk ke markas, yang telah di sambut teman temanya yang duduk di sofa.

"Hello Fire Black." sapa Chelsie pada semua yang ada di sana.

Semua yang ada disana menunjukkan senyum miring masing masing. Kemudian Chelsie duduk di kursi kebesarannya. Sedangan Titis berdiri di samping Chelsie.

Kemudian Chelsie mununjuk ke arah kursi yang menandakan Titis harus duduk di kursi tersebut. Titis pun mengikuti apa yang di mau Chelsie.

"Semua yang ada di sini memperkenalkan diri." ujar Chelsie pada semua.

Kemudian enam cewek mengawali perkenalan.

"Kenalin gue Dina."
"Gue Geby."
"Gue Verona."
"Dhisia."
"Shena."
"Selina."

Kemudian cowok yang giliran.

"Martis."
"Pashya."
"Gino."
"Delvon."
"Yuno."
"Fidan."
"Dino."
"Faezya."
"Fortunio."
"Alby."
"Gue Yoga."
"Gue Dian."
"Ivan."
"Indra."
Dan yang terakhir Dicky yang belum memperkenalkan dirinya, ia malah menatapi Titis setiap inci wajahnya.
"Lo lupa sama nama lo." timpal Chelsie sambil menatap ke arah Dicky yang misterius.

"Sorry, gue Dicky." balas Dicky.

"Dicky Alvaro Daniyal yang memiliki arti laki laki yang bijaksana dan cerdas yang menggunakan ke pintarannya secara adil." jelas Titis yang mampu membuat yang semua yang ada terpelonggo masing masing.

"Dic jangan ngeremehin ni cewek." tambah Chelsie. "Giliran lo yang memperkenalkan diri." tunjuk Chelsie pada Titis.

"Kenalin nama gue Titis, gue temen deket Chelsie." ucap Titis.

"Ohhhhh." balas semua.

Mereka semua yang ada di markas pun happy happy termasuk Chelsie.

Keberadaan Allan

Kamar bernuansa teduh tersebut, di miliki Allan, Allan yang kini sedang merebahkan tubuhnya di ranjang sambil memandangi layar handphone. Tanpa di duga terlintaslah nama Cupu di pikiran Allan. Ia langsung mencari kontak milik cewek cupu tersebut dan men-chatting nya.

Allan
Woi, cupu.

Chelsie
Ini siapa, tiba tiba
Chat gue 'cupu'.
Mungkin lo salah sambung.

Allan
Lo lupa siapa gue,

Chelsie
Mau lo itu apa sih,
Belum puas lo ngerjain
Gue.

Allan
Yaelah sebel amat
Sama gue, Lagian
Gue mau ngucapin
Makasih sama lo.

Chelsie
Hmm, sama sama
Dan Bye

Percakapan mereka berdua pun berhenti, dan menjalankan kegiatan masing masing.
.
.
.
Keb. Chelsie.
.
"Chelsieeeeeee, ayo bangun nanti kesiangan!!!!!!!" teriak Titis yang mampu membuat kamar Chelsie berisik.

"Iyaaa,iya satu jam lagii." balas Chelsie sambil menutupi telinganya dengan bantal.

"Ini udah jam enam lima belas chel." ujar Titis sembari mengambil bantal Chelsie.

"Iya iya gue bangun." Chelsie segera bangun dan meritualkan dirinya ke kamar mandi.

06.45

"Cepetan kita berangkat."

Titis pun menarik tangan Chelsie menuju ke garasi. Saat sampai di sana Titis berhenti mendadak dan meneliti yang ada di dalam garasi tersebut.

"Ini semua milik lo?" tanya Titis heran. Chelsie hanya membalas dengan anggukan.

"Gilaaaaaaaaaaaaaaaaaa, Lamborghini, marcedes dan motor sport. Lo dapetin ini semua dari mana? Ahh gak penting, yang penting kita naik apa?" tanya Titis kegirangan sambil binggung mau yang mana yang akan di kendarai.

"Kita gak pakek itu semua, kita pekek bis." jelas Chelsie.

"Hakhhh, mubazir kalau gak di pekek lagian kita terlambat sekolah." ujar Titis menyesal.

"Nebeng kalau begitu." Chelsie pun berjalan keluar Mansion dan ke markas.

"Woi, van gue nebeng kesekolah pakek motor. Dan lo tis sama Dicky." jelas Chelsie. Mereka semua yang bertujuan ke sekolah yang sama pun mulai berangkat dengan kecepatan penuh.
.
.
.
.
.
.

Baca selanjutnya--------->🙏📖

🙏Commen dan Vote🙏
~•Terima kasih•~

Ig: rezha_db


ChelsieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang