3. Pertemuan Awal (B)

5 0 0
                                    

 Kian mendengus kesal, merasa malu karena menangis semalam dan berujung matanya bengkak tak karuan.

"Eh anak baru. Mata nya kenapa?"

Kian mengerutkan kening. Masih belum bisa menghapal dengan baik wajah-wajah teman sekelasnya ini. "Bengkak" jawabnya jujur.

Gadis itu menggeleng "pasti Lo lupa lagi nama gue. Kenalin nama gue Yasa"

Kian mengangguk paham. Mencoba mengingat siapa itu Yasa. Yasa, perempuan berambut sebahu,gak terlalu tinggi namun juga gak terlalu pendek,pas untuk ukuran anak SMA,orang nya ramah, dia juga anaknya baik walau kadang sedikit berlebih namun itu wajar bagi Kian, Itu yang Kian kenal dari Yasa.

"Sa, gue duduk bareng Lo ya?"

"Boleh aja. Emang Alex kemana?"

Kian terdiam. Bibirnya terkatup rapat.

Yasa yang melihat perubahan wajah Kian menjadi tak enak. "Maaf Kian"

Kian tersentak, lalu tersenyum canggung "Alex nya pindah lagi"

Yasa sedikit terkejut "pindah lagi?! LDR kalian?"

Kian mengangguk sambil melangkah menuju bangkunya "yaa semacam itu lah"

"Yang kuat" katanya iba.

Kian terkekeh "gue kuat kok. Santai, btw sa, kenalin sama temen-temen yang lain dong"

Yasa tersenyum dan mengangguk semangat. Ia pun menarik lengan Kian dan mengajak Kian untuk bersosialisasi.

***

"Tumben si bedebah ini datang pagi" kata Arion melihat Albian sudah duduk manis di bangkunya.

Albian tak mendengar. Tentu saja, suara Arion yang pelan juga Albian yang memakai earphone.

"Kak Arion" panggil seorang gadis mungil. Sepertinya anak kelas 10.

Arion maupun Albian menoleh serempak. Arion yang menyadari Albian menoleh, langsung memukul punggung Albian dengan kencang.

"Sakit kampret"teriak Albian.

Arion yang sudah beranjak hanya meledek dengan wajah yang menyebalkan lalu menghampiri adik kelas itu.

"Dasar gila. Padahal kemarin jelas-jelas gua liat dia pacaran sama anak sekolah lain, bawa ke rumah gua lagi. Untung lagi gak ada nyokap. Sinting" gumam Albian, merasa iba namun kesal juga terhadap makhluk tak tahu diri itu.

"Kenapa Tan?" Tanya Arion.

Tania nama gadis cantik itu. Seperti namanya, sifat nya pun juga ikut cantik. Menambah nilai plus di mata Arion.

"Gak kak. Cuma mau ngasih ini" katanya sambil menyodorkan kotak bekal berwarna biru langit.

"Apa ini?" Kata Arion penasaran.

"Buka aja isinya. Itu cukup buat kak Arion sama kak Albian kok"

Arion mengerutkan kening "Albian juga di kasih?"

"Yaiya" jawab Tania polos.

Arion tanpa sengaja mendengus, seperti merasa kesal karena Tania memberi sarapan juga kepada si bedebah nyebelin itu.

"Oh nama gebetan Lo Tania?"

Tania maupun Arion tersentak kaget. Siapa lagi kalau bukan si pemeran utama kita di sini.

AlbianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang