Terik matahari menyapa bulan Februari. Dari sekian banyak manusia, dikisahkan ada seorang anak perempuan berumur 16 tahun. Ia duduk di bangku SMA kelas XII. Namanya Putri Damayanti. Kerap dipanggil Putri sebagai nama akrabnya. Dia adalah anak sulung. Buah dari Pak Suhandi dan Bu Rahmah. Mereka adalah keluarga yang sederhana.
Suhandi, kepala rumah tangga yang bekerja sebagai kuli bangunan. Penghasilannya tidak terlalu banyak namun cukup untuk makanan sehari-hari keluarga. Tapi suatu ketika, usianya yang sudah cukup rentan itu tidak mampu lagi mencari nafkah. Fisiknya lemah. Dia sedang sakit.
"Uhuk... uhuk..." Suhandi yang duduk di kursi tengah rumah, terbatuk dengan keadaan wajahnya yang pucat. Lehernya diselimuti sebuah syal.
"Bapak...," Putri, gadis itu baru saja muncul dari dapur dan melihatnya ayahnya. "Bapak kenapa? Bapak kok pindah ke sini. Bapak mending tidur dan istirahat di kamar, Pak. Cuacanya sedang dingin malam ini," ucap Putri sambil duduk di samping Ayahnya.
Suhandi mengatur napasnya yang sesak. "Sudah, Nak, Bapak tidak apa-apa UHUK!" seketika Suhandi muntah darah. Putri tercengang melihatnya. Terlebih saat melihat darah yang ada di telapak tangan ayahnya.
"Ibu....!" Putri berteriak memanggil ibunya.
Beberapa detik kemudian Rahmah datang. Terlihat dari pakaiannya ia mengenakan baju daster. "Astagfirullah.... Bapak..." Rahmah panik dan terburu-buru menghampiri suaminya lalu duduk di samping kanan Suhandi.
"Bapak tidak apa-apa. Bapak baik-baik aja." Suhandi berusaha menahan rasa pusing di kepalanya. Ia terlihat begitu lemah dan memprihatinkan.
Melihat keadaannya Rahmah pun berniat ke dapur untuk mengambil air dan lap. "Sebentar, ya, Ibu ambilkan air hangat dulu." Rahmah berdiri lantas berjalan pergi ke dapur.
Sementara itu, Putri melihat keadaan Ayahnya dengan cemas. Wajah Putri terlihat sedih. Rasanya sangat tidak tega melihat Ayahnya yang sedang sakit seperti ini.
****
Beberapa hari berlalu. Putri jarang masuk sekolah. Ia memilih di rumah untuk menjaga sekaligus merawat ayahnya yang sedang sakit. Padahal, Putri sudah duduk di bangku kelas XII. Banyak pelajaran yang harusnya tidak boleh ia tinggalkan. Namun, harus bagaimana lagi. Putri merasa ayahnya jauh lebih penting. Ia tak tega melihat ayahnya yang kerap menahan sakit seorang diri, lalu bagaimana lagi jika ditinggalkan? Putri tak ingin. Jadi ia memilih untuk menemaninya.
Suatu pagi, kedua teman Putri menghampiri ke rumahnya. Kayla dan Riana. Mereka teman akrab Putri.
"Kalian ngapain ke rumahku? Aku izin dulu gak masuk sekolah," ucap Putri kepada kedua temannya yang tampak sudah lengkap mengenakan seragam sekolah.
"Loh, udah berapa hari coba kamu gak masuk, Put? Bu Annis nanyain, tauk! Kita ke sini disuruh buat ngajakin kamu sekolah," tanggap Kayla. Cewek berambut keriting.
"Iya. Kamu izin apa, sih? Sekarang aja di rumah. Izin bolos?" cerca Riana.
Putri menggeleng. "Bukan! Aku ...."
"Kamu kenapa?" sela Kayla.
"Bapakku sakit, Kay, Na. Jadi aku nemenin. Kasian dia," ungkap Putri akhirnya. Ia yang berdiri di ambang pintu kemudian hendak menutupnya. "Sudah ya, kalian berangkat aja. Aku gak masuk dulu. Izin lagi. Bilangin!"
"Tunggu, Put!" teriak Riana.
"Kenapa?"
"Eh, kamu gak tahu, ya, besok tuh ada acara di sekolah kita. Festival ulang tahun sekolah kali ini ngadain band-nya Kak Anggi!" seru Riana.
"Hah iyah! Cowok yang lo gebet tuh ...."
"Apaan? Bodoamat. Aku gak naksir Kak Anggi. Nyadar dirilah aku siapa. Udah deh, kalian jangan ngerayu, gak bakalan mempan."
"Haish, Put ... tunggu ...." Kayla mencekal lengan Putri. "Emang bapak kamu sakit apa? Sehari nggak nemenin gak bakalan bikin bapak kamu mati, kan?"
"Astagfirullah, Kayla! Mulut kamu itu, dijaga dong!"
"Eh, maaf. Aku sih cuma mau ngingetin. Kapan lagi sih nonton band nya Kak Anggi. Gak lama lagi kita berpisah, udah kelas dua belas ntar nya masing-masing lagi. Kak Anggi dengar-dengar bakalan kuliah di luar kota. Mampus kan kamu gak bakalan ketemu dia apalagi liat konsernya."
Putri terdiam.
"Betul tuh betul, Put. Besok kesempatan besar. Kalo kamu gak mau ke sekolah, terserah aja siih. Kita berdua mah mau liat Kak Anggi! Mau selfie bareng! Mau liat dia di paling depan!" Riana kemudian menjulurkan lidahnya, meledek.
"Siapa yang saat itu pernah dikasih air mineral pas udah olahraga, kemudian dibayarin pas lagi uangnya ketinggalan di kelas? Hayo siapa? Itu tuh kode dan peluang besar, Put! Kamu udah pernah dibaikin Kak Anggi, itu keberuntungan besar, tinggal digaspolin deh ...."
"Nih ya, Put. Belakangan kan kamu udah rawat bapak kamu tuh. Buat sehari aja gak masalah lah. Bilang ada ujian penting di kelas, gitu aja! Simpel kan?"
"Tapi ...."
"Masih ada ibu kamu kali, Put. Kamu kan harus sekolah. Ibu kamu pasti ngerti."
"Ibu aku jualan keliling," balas Putri.
"Haduh ribet deh. Yaudah kali put. Tinggalin dulu bapak kamu sehari."
"Tapi ...."
"Banyak tapi-tapinya ya kamu. Sama dengan nunda-nunda buat semakin deket sama kak anggi kalau gitu! Awas nyesel loh!"
"Eh, apaan sih!"
"Terakhir deh ya. Dengerin. kamu sebelumnya udah jagain bapak kamu, lalu buat besok sehari aja apa salah nggak nemenin? Bapak kamu pasti banyak tidur, terus kamu bosen. Nah mending dipake buat besok nonton konser Kak Anggi. Terus apa gak capek jagain bapak kamu terus? Selama ini, maaf ya sebelumnya, bapak kamu susah tuh ringanin biaya sekolah kamu. Jadi, apa seimbang?" Riana berucap panjang lebar.
Napas Putri seketika berderu. "Maksud kamu apa? Kamu ngeledek--"
"Bukan-bukan! Put, mending dipikir-pikirin lagi deh. Ingat satu kesimpulannya gini 'sehari gak nemenin gak bakalan bikin bapak kamu mati'. Udah gitu aja."
"Yes, true!" timpal Kayla.
"Kelewatan kalian. Udah ah sana. Besok aku gak bakalan masuk juga. Bodoamat dengan kak Anggi!"
"Eh ya ampun lupa. Kamu liat instagramnya kak anggi nggak? Liat deh, besok katanya," seru Kayla.
"Besok apa?"
Kayla dan Riana kompak menyeringai. "Kamu liat aja IG nya. Aku yakin bakalan bikin kamu mau datang besok. Daaah ... kita pergi ya."
Riana dan kayla mundur dan pergi.
"Eh apaan emang sih?" Putri berteriak penasaran.
"Cek aja ...!"
*****
Masih ada sambungannya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Pendek
RandomFYI : Hanya berisikan cerita pendek. Beberapa ada yang diikuti dalam event dan ada yang beberapa udah dihapus sebagian. ••• DON'T COPY MY STORY❗ Ditulis sejak : 25 Mei 2018