3

1.4K 80 4
                                    

Sesampainya Anneth di kelas, ia langsung berteriak seperti tidak ada yang terjadi pada dirinya.

"Halo halo semua!"

Anneth dan Joa kemudian berjalan menghampiri Friden dan Deven yang sedang bermain game. Anneth tau betul, kalau mereka sedang bermain game, itu tandanya mereka sedang marah dan mereka sering melampiaskan amarahnya pada game.

Aku dan joa berjalan menuju friden dan deven yg masih kesal tapi mereka lampiaskan dengan cara main game.

"Woi." Panggil Anneth pada kedua laki-laki itu

"Apasi lu jangan ganggu sana."

"Galak amat, Dep."

"Berisik lo."

Anneth memasang wajah sebal karena Deven tidak memperdulikan dirinya. Joa kemudian maju dan berdiri di sebelah Anneth, ia pun berkata,

"Deven, Friden kalian jangan gitu dong. Gue, Anneth, Nashwa itu sama-sama perempuan, kita bisa ngerassin apa yang dirasain Nashwa."

Deven kemudian menyimpan ponselnya dengan tidak hati-hati, ia menengok ke arah dua gadis yang sedang berdiri di sampingnya.

"Oke, sekarang gue tanya ke lo, Jo. Kalau emang perempuan bisa saling ngerasain perasaan perempuan lain, kenapa si Nashwa bisa santai-santai aja ngehina Anneth? Dia ga ngerasain perasaan Anneth?!"

"Dev, maaf." Ucapan itu keluar dari mulut Anneth yang kini tengah memainkan jari-jarinya.

"Gue tau lo kaya gini demi gue, gue juga tau seharusnya gue ga belain Nashwa segininya sampe bikin kita berantem. Tapi lo juga tau sifat gue Dev, gue ga bisa kaya gini."

"Gue minta maaf."

Mendengar gadis itu meminta maaf dan mengakui kesalahannya, membuat Deven jadi merasa bersalah. Ia kini menyadari, sikapnya kepada Anneth dan Joa juga sebenarnya keterlaluan. Tidak seharusnya dia melampiaskan amarahnya kepada Anneth dan Joa.
Ia kemudian menarik nafas yang dalam dan menghembuskannya.

Deven pun menarik nafas yg dalam dan menghembuskan nya.

"Sorry Neth, Jo, gue kebawa emosi."

Anneth dan Joa tersenyum mendengarnya, selanjutnya Friden juga ikut meminta maaf pada kedua gadis itu.

"Santai lah kalian berdua, kalian ga salah!" Ucap Anneth sembari menepuk pundak kedua sahabat laki-lakinya

"Nashwa itu keliatan kalau dia belum dewasa. Dan gue rasa dia lakuin itu tanpa mikir 2 kali, jadi kalau kata gue mah yang waras ngalah, ga usah diladenin!" Ucap Joa.

Mereka bertiga mengangguk

"Udah ah kita jangan marahan karena mak lampir!" Ucap Deven sembari mengacak rambut Anneth

"Kok malah ngacak rambut gue?! Rambut Joa kan nganggur??!"

"Gue pengennya ngacak-ngacakin rambut lo!" Balas Deven, ia semakin mengacak-acak rambut Anneth. Hal itu membuat Anneth marah, ia memukul perut lelaki itu membuatnya berlari menjauhi Anneth dan Anneth mengejarnya. Kejar-kejaran kembali terjadi, tom & jerry itu kembali akur lagi.

***

Jam pelajaran terakhir ini ternyata guru yang seharusnya mengajar, mendapatkan kabar duka yang membuat kelas Anneth dan Deven jam kosong. Anak-anak di kelas sebenarnya tidak tau harus senang atau turut berduka dengan yang dialami sang guru. Tapi meski begitu mereka tetap asik dengan jam kosong ini.

Beberapa di antara mereka ada yang sibuk bermain ponsel, ada yang sibuk mengerjakan tugas sekolah yang tenggatnya besok pagi, ada yang berbincang dengan teman sebangkungan dan ada juga yang tertidur.

Cinta Dan Rahasia (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang