"kamshanida Ajjhuma"
"Kembalilah nanti kami akan menerimamu"
Aku tersenyum pada Ibuku sebentar lalu beralih menatap ke arah Mark yang tengah berdiri memasang wajah malasnya, aku terkekeh dalam hati pria ini ternyata masih kesal denganku.
"Ajjhuma, aku pergi dulu terima kasih sudah memberiku makanan dan untuk Mark aku minta maaf" Ucapku seraya tersenyum padanya, mencoba menjadi gadis baik dihadapannya.
"Ya terserah" Jawabnya malas dan terkesan dingin, ku lihat Ibu menyikut pelan perutnya hingga ia meringis.
"Maafkan dia, Mark memang tidak sopan"
"Gwaenchana"
Aku mencoba tersenyum walau hatiku terasa terkikis melihat kedua orang di hadapanku ini, mereka terlihat bahagia. Bahkan, Ibu saja tidak mengenalku.
.....
"Sudah?"
Pertanyaan dari Jimin hanya ku jawab dengan anggukan saja tidak lebih, aku terlalu malas membicaran hal tadi. Hal yang sukses membuatku sakit hati menyaksikan Ibu ku.
"Sudah ku bilang bukan, kau tidak akan sanggup melihatnya."
Aku menoleh padanya "Dari kapan kau tau ibu ada di Jeju?"
"Sejak Ibu bermain di belakang ayah"
Aku mengangguk pelan, Ya Jimin pasti tau tentang semua ini dan menyembunyikannya dari ku.
"Kau tau Jim, dia bahkan tak mengenaliku apa wajahku terlihat berbeda?"
"Tentu saja ini sudah lama sekali"
"Seharusnya aku tidak menyetujui pernikahan itu dan tidak akan pernah menemui ibuku yang sudah bahagia"
Kali ini Jimin menoleh padaku, dia tampak tersenyum miring lalu berkata.
"Kau menyesal bukan?"
"Ya"
Jimin terkekeh lalu mulai menyalakan mesin mobil dan meninggalkan tempat semula, aku hanya terdiam tanpa mau memprotes Jimin yang sedang nenertawakan diriku. Aku tidak peduli, aku hanya memikirkan tentang pernikahan ku.
.....
"Kau ada masalah?" Tanya Yoongi dengan nada khawatirnya, aku menjawabnya hanya dengan gelengan seraya memakan roti.
"Kau tampak berbohong aku yakin kau menyembunyikan sesuatu"
Aku melirik ke arahnya sekilas.
"Aku tidak suka jika kau menanyai ku terus Min Yoongi!""Aku peduli pada mu Park Lalisa! Sudah seminggu ini kantung matamu terlihat"
Aku mendesis tak suka dan memilih berdiri dari tempat dudukku, berniat untuk meninggalkan rooftop. Namun, Yoongi dengan cepat menahanku.
"Aku sedang bicara padamu lisa!"
"Yak! Aku tidak peduli lepaskan aku Yoon!"
"Tidak! Sebelum kau bercerita padaku!" Ucapnya tajam.
Aku mendelik tak suka dan segera menghempaskan lengannya kasar, ia tampak terkejut dan menahan amarahnya.
"Jangan pernah mengurusi kehidupanku! Kau pengganggu, Aku tau kau sama saja dengan yang lain!"
Yoongi terlihat terkejut mendengar ucapan ku ini, bukan dia saja tapi aku juga ya aku tidak tau kenapa kata-kata itu lah yang keluar dari mulutku.
Ku lihat Yoongi terdiam, dia menatapku dengan pandangan yang tidak bisa ku jelaskan. Aku menelan ludah ku kasar lalu menggumamkan kata maaf, sangat pelan dan aku tidak yakim jika dia dapat mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitterness
FanfictionHari hari yang kulalui adalah sebuah kisah, kisah dramatisir penuh dengan takdir yang selalu mengikatku seolah tak akan membiarkan ku keluar dari takdir itu. Tuhan, bisakah aku keluar dari jeratan takdir ini? Aku hanya ingin menikmati kehidupan rema...