AKU SAMA SAKITNYA

11 0 0
                                    

Suga : "Bagaimana kau bisa disini Jungkook?" (Memegang kepalanya yang masih terasa pusing)

Jungkook : "Aku akan menghujanimu dengan banyak pertanyaan hyung, bisakah kau meluangkan waktumu?" (Menatap Suga tajam)

Suga : "Jangan bertanya apapun, kepalaku masih sakit. Bagaimana kau bisa disini dan dimana yang lainnya?"

Jungkook : "Mengapa baju kalian bertiga penuh dengan darah?"

Suga : "Darah? Tapi.."

Miku : "Jungkook, sudahlah jangan kau membuatnya terlalu pusing. Anda sudah sadar pak? ini silahkan di makan selagi hangat. Saya baru saja membuatnya. Jangan berdiri begitu pak, saya mohon bapak kembali ke kamar bapak" (Menuntun Suga ke kamar sembari membawa nampan)

Jungkook : "Ck! apa-apaan itu? seharusnya yang diperlakukan hangat adalah aku. Bukan Suga hyung." (Menghampiri Suga dan menggendongnya secara tiba-tiba) "Jika kau sakit jangan manja, disaat sehat saja kau sangar hyung."

Miku : "Jangan begitu Jungkook." (Miku terkekeh)

Suga : (Pikirannya yang licik mulai berkeliaran) "Miku, saya tidak ingin makan!"

Jungkook : "HYUNG KAU JANGAN MANJA!" (Jungkook mendekatkan dirinya pada Miku)

Suga : "Kepalaku! Aish!!!" (Meremas kepalanya) "Jungkook tolong kau ambil obatku di mobil!"

Jungkook : "Apa?! jadi hyung benar-benar sakit kepala?! Baiklah tunggu sebentar!" (Jungkook berlari namun...) "Tunggu sebentar, bukannya mobil Suga hyung berada di restoran Jin hyung?" (Berbalik kembali ke kamar Suga) "Hyung, mobilmu bukannya berada di restoran Jin hyung?"

Miku : (Berusaha melepaskan tangan Suga yang sedang meremas kepalanya sendiri) "Iya Jungkook tolong ambilkan obatnya disana. Atau kita panggil dokter saja?" (Wajah Miku panik)

Suga : "Jangan pernah membawaku ke rumah sakit jika aku sedang sakit. Aku benci rumah sakit."

Jungkook : "Baiklah aku akan mengambil mobil dan obatmu hyung. Aku juga lupa kau sangat benci rumah sakit." (Jungkook mengambil kunci mobil Suga dan mengurus mobil beserta obat Suga)

Miku : "Pak, tolong jangan seperti ini. Jika bapak begini maka bapak akan semakin sakit!" (Memeluk Suga)

Apa ini? Miku memelukku? bukannya dia tidak mau jika kupeluk? Jantungku sudah loncat dari tempatnya dan berlarian kesana kemari. Hangat dan nyaman mengingatkanku dengan sosok yang kurindukan, iya dia adalah ibu. Aku sangat merindukannya. Aku ingin Miku selalu di sampingku seperti ini dan hmmm dia harus jadi milikku, harus!

Suga : (Memeluk Miku) "Sakit, ini sakit sekali. Bisa saya seperti ini untuk beberapa menit kedepan?" (Mempererat pelukannya)

Miku : "Sebelah mana yang sakit pak? saya akan mencoba meringankannya" (Mengelus kepala Suga dan meniup dahi Suga)

Suga : "Iya, disana namun ada yang lebih sakit dari semua ini. Dia meninggalkan saya, disaat dia ada disamping saya semua terasa hangat. Namun disaat dia pergi dan tak kembali saya merasakan semua ini tidak berarti. Saya bagai robot untuk diri saya sendiri, otak dan tenaga juga habis terkuras hanya untuk bekerja dan mendirikan perusahaan-perusahaan lain. Saya sengaja menyibukkan diri karna jika saya diam, maka semua tidak akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Semua sangat kacau! Aaarrrggghhh!!! " (Suga mengamuk namun Miku masih memeluk Suga agar Suga tidak melukai dirinya sendiri)

Miku : "Pak, apa kau ingin mendengar sebuah cerita kehidupan gadis di musim dingin yang tidak dihargai ketulusannya?" (Mengelus pucuk kepala Suga)

Suga : "Apa dia mempunyai kehidupan yang lebih bahagia dariku? jika iya, jangan ceritakan!"

Miku : "Sebelumnya saya ingin bertanya kepada bapak." (Melepaskan pelukan) "Apa seseorang yang bapak bilang masih ada di dunia ini?" (Tersenyum samar)

Suga : "Entahlah, mungkin dia sudah di dalam kuburan." (Menatap Miku heran) "Ada apa kau bertanya seperti itu?"

Miku : "Saya tidak mengetahui persis siapa wanita yang bapak sebut namun jangan pernah menganggap dia mati jika dia masih sehat-sehat saja diluar sana. Jika dia sudah benar-benar tinggal nama saja maka disaat itu bapak akan mengetahui seberapa berartiny dia di hidup bapak dan bapak juga pasti akan berfikir bahwa lebih baik memaafkan kesalahannya daripada kita harus kehilangannya untuk selama-lamanya."

Suga : "Jadi apa yang akan kau ceritakan tentang gadis itu?" (Suga menjadi penasaran setelah sekian lama dia menjadi pria yang masa bodoh)

Miku : "Gadis itu telah kehilangan segalanya dan hanya tersisa 1 orang yang mencintai dan menyayanginya. Dia gadis yang membenci kekerasan dan gadis yang tulus membantu setiap orang yang membutuhkan pertolongannya. Namun di suatu ketika, dia kabur dan tidak ingin membuat seseorang yang mencintainya ini menjadi beban karna kehadirannya. Dia memulai hidupnya menjadi sebatang kara, bekerja paruh waktu untuk membiayai kuliahnya, tidak ada masa remaja yang menyenangkan dan bapak tau bagaimana dia ? Sekarang dia sedang hancur sehancur hancurnya, dia sangat rapuh. Dia seseorang yang tidak kuat seperti yang orang lain lihat. Jadi yang ingin saya sampaikan adalah, keadaan bapak lebih beruntung satu tingkat di atas gadis itu. Syukuri atas jerih payah yang sudah bapak hasilkan. Oh, maafkan aku sudah seperti ibu yang menasehati anaknya. Ayo bapak makan dulu." (Mengambil nampan berisikan bubur yang masih hangat)

Suga : "Aku tidak ingin makan sendiri."

SUGA POV END


Winter [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang