Wan pt.2

127 9 3
                                    

"Eh, dimana lencana mu?" tanya siswa yang tidak sengaja ditabraknya tersebut seraya berjalan mendekat kearah Mark.

Mark pun merasa badannya kaku seketika dibuatnya, Mark hendak berbalik untuk menghindari pertanyaan itu.

"Tunggu." cegah siswa tersebut.

Dengan gerakan cepat, Mark membalikkan badannya menghadap siswa itu kembali.

"Bersihkan!"

Lalu, Mark melirik bajunya yang terkena sedikit tumpahan kuah dari makanannya.

"Ah, tidak apa-apa. Cuma tumpah sedikit." jawab Mark dengan senyuman yang terlihat kaku.

"Maksudku, bersihkan sepatuku."

Mendengar ucapan siswa tersebut, senyuman kaku diwajah Mark pun menghilang, dan matanya melirik kearah sepatu siswa dihadapannya.

Disana terdapat sehelai mie yang bisa saja dengan mudah dibersihkan.

"Apa?" tanya Mark yang terlihat kebingungan.

"Kubilang, bersihkan sampah di kakiku." ulang siswa tersebut.

Mark terdiam beberapa detik, dan ia memilih untuk pergi meninggalkan siswa tersebut dari pada harus mengambil sehelai mie di atas sepatu siswa dihadapannya.

Namun, tanpa disadari olehnya, saat ia hendak berjalan melewati siswa tersebut. Siswa tersebut sengaja memajukan kakinya sehingga membuat Mark terjatuh dan menimbulkan suara yang bising.

Seketika, mereka berdua menjadi tontonan bagi anak-anak dikantin.

Mark pun segera berdiri dan langsung mencengkram kerah siswa tersebut.

"Apa, masalahmu hah?!"

Mark bertanya dengan wajah yang tersirat amarah. Namun ia menahan amarahnya dan segera melepas cengkramannya pada kerah siswa tersebut saat suara Bu Irene menggema diseluruh kantin.

Tenang, tapi tersirat aura membunuh.

"Ada masalah?"

Tanya Bu Irene seraya melangkah mendekat kearah asal suara kegaduhan. Murid-murid yang menyadari keberadaan Bu Irene pun langsung mengalihkan perhatian mereka dan kembali ke kesibukan masing-masing.

Saat Bu Irene sudah berdiri diantara mereka berdua. Bu Irene mengulang pertanyaanya lagi, "Aku tanya, ada masalah?"

"Dia yang mulai duluan" Jawab Mark.

"Bu, dia tidak memakai lencana" Ucap siswa tersebut dengan santai dan masih tetap menampilkan wajah angkuhnya yang dapat membuat semua orang ingin menendangnya.

"Aku curiga dia siswa kelas lain yang menyusup ke kantin." lanjutnya

"Jangan mengganti topik!" ucap Mark cepat dengan intonasi yang sedikit naik.

"Diam!" sela Bu Irene yang tengah menatap Mark dengan tatapan mematikannya.

"Dimana lencanamu?" tanya Bu Irene.

"Ketinggalan dikelas." jawab Mark dengan ekspresi ragu, ia takut jika Bu Irene sampai tau bahwa dirinya bukanlah siswa dari kelas X/1.

Mendengar jawaban Mark, Bu Irene terlihat makin mencurigai bahwa dirinya bukan dari kelas X/1. Setelah itu, Bu Irene maju selangkah dan melayangkan pertanyaan yang seketika dapat membuat tubuh Mark membeku seketika.

"Kamu dari kelas mana?"

Detik itu juga, Mark berharap seseorang akan menolongnya menjawab pertanyaan mematikan itu.

Tanpa disadari, sebuah tangan dengan seenaknya merangkul lehernya, dan yap itu sahabatnya, Renjun.

sepertinya dewi fortuna sedang dipihakku batin Mark lega.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Gifted | NCT Ver.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang