1. Klakson berisik

259 28 39
                                    

Author POV.

Tintintin...

Suara klakson terdengar begitu nyaring dipendengaran Anjasmara. Laki-laki itu mulai risih dan penasaran dengan si pemilik mobil dibelakang nya ini, sehingga membuatnya ingin menengok ke belakang untuk melihat mobil tersebut, tapi ketika kepalanya sudah hampir menoleh tiba-tiba ada seorang gadis yang mengetuk kaca mobilnya dengan tidak sabaran.

"Woi!! Buka kaca lo!" Teriak gadis itu dengan tangan yang terus mengetuk kaca mobil Anjasmara, hingga membuatnya semakin risih. Lalu ia segera membuka kaca mobilnya sebelum gadis aneh itu semakin menggila.

Belum sempat Anjasmara membuka suara, gadis itu langsung memarahinya dengan brutal, "Lo nggak baca tulisan itu apa? Udah jelas tulisan nya nggak boleh parkir depan rumah ini dan lo malah parkir seenaknya kayak gini!" Ujarnya sambil menunjuk-nunjuk sebuah papan yang tergantung didepan gerbang rumahnya. Sontak saja Anjasmara langsung beralih melihat kearah papan tersebut, benar saja kata gadis itu bahwa sedaritadi ia memang tidak menyadari adanya sebuah papan larangan tersebut.

"Dan satu lagi, gue udah klakson lo berkali-kali tapi lo nggak ngerti juga kalo gue nyuruh lo minggirin mobil lo!" Lanjutnya membuat Anjasmara enggan untuk membuka suara. Ia hanya terus memperhatikan kata demi kata yang diucapkan oleh gadis itu.

"Ini cewek apaan sih?," tanya batin Anjasmara.

Merasa tidak mendapat respon, sontak gadis itu berdecak dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Eh lo bisu ya? Gue ngomong sama lo! Woi!!"

Ucapan terakhir gadis itu membuat Anjasmara langsung membuka suara, gadis aneh dengan segala ucapan kasarnya itu membuat Anjas ingin menyumpal mulut gadis didepan nya ini dengan sebuah sapu tangan. Andai saja ia membawa sebuah sapu tangan atau tisu pasti sudah ia masukan kedalam mulut gadis ini agar tidak terus mengoceh memarahinya.

"Lo bahkan nggak ngasih gue kesempatan buat ngomong," ujar Anjas pelan dan langsung menohok diri gadis itu. Memang benar sedaritadi ia terus saja nyerocos memarahi laki-laki ini tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara.

Tapi demi menutupi rasa malunya akan hal itu, gadis tersebut langsung membalas ucapan Anjas beberapa detik kemudian. Dan mengelak ucapan Anjasmara.
"Lo kan bisa langsung ngomong, ngapain pakek nunggu gue kasih kesempatan?"

"Kalo gue ngomong juga, omongan pedes lo itu pasti bakalan makin kenceng dan jadi pusat perhatian warga kompleks sini bego!"

"Lo apaan sih? Seenak jidat ngatain gue bego," balas gadis itu risih.

"Lo yang apa-apaan, dateng-dateng klakson mobil bikin berisik tiba-tiba ngetuk-ngetuk kaca mobil gue terus maki-maki gue seenaknya?"

"Lagian lo sendiri yang nggak baca tulisan disitu!"

"Gue disini cuma berhenti sebentar kali, tuh didepan ada dua mobil jadi mobil gue nggak bisa masuk," jelasnya dengan nada yang tidak setinggi tadi. Berbicara dengan gadis ini membuat emosinya langsung memuncak.

Gadis itu segera mengalihkan pandangannya begitu Anjasmara telah menjelaskan alasan nya berhenti didepan rumahnya. Dan itu membuat nya semakin malu karena salah paham dan langsung memarahi Anjasmara dengan brutal. Ketika tatapan nya mengarah ke pintu rumahnya, tiba-tiba pintu tersebut terbuka dan muncul lah seorang wanita berusia empat puluhan dengan setelan daster berwarna biru.

"Sherin, kamu sudah pulang? Kenapa nggak langsung masuk?" Tanya Sella, ibu dari gadis aneh bernama Sherin itu.

"I-iya ma, bentar lagi Sherin masuk. Sherin masih ngobrol sama dia ma," jawabnya gugup, sambil menunjuk Anjasmara yang berada didalam mobil. Sedangkan Anjasmara yang ditunjuk langsung memelototkan matanya. Kenapa ia harus bertemu dan bermasalah dengan gadis seperti Sherin ini?

Penasaran dengan siapa putrinya itu berbicara, Sella pun berjalan mendekat dan melihat Anjasmara yang kini kebingungan di dalam mobil.

"Nak, kamu teman nya Sherin ya?" Tanya Sella lembut. Anjasmara hampir akan menjawab pertanyaan Sella dan mengatakan bahwa ia tidak mengenal Sherin sama sekali, namun Sherin segera menimpali ucapan nya dan jawaban Sherin membuat kedua matanya memelotot lebih lebar lagi.

"Di-dia pacar Sherin ma," jawab Sherin gugup. Betapa malunya ia sekarang, mengakui laki-laki yang belum ia kenal menjadi kekasihnya demi telinganya agar tidak mendengar lagi pertanyaan 'Kapan pacar kamu kesini?' dari mama nya itu.

Sejujurnya Sherin memang jomblo, dan waktu itu ia pernah berbohong pada mama nya yang menyebabkan masalah 'Pacar' itu sampai sekarang belum terselesaikan. Membuatnya pusing memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan seorang pacar. Untuk sekarang memang Sherin masih enggan untuk berpacaran karena ia ingin bebas dengan aktivitas nya sendiri.

Sella tersenyum senang, mendengar bahwa ternyata laki-laki didalam mobil itu adalah kekasih putrinya. Sejak beberapa Minggu yang lalu Sherin hanya berkata bahwa kekasihnya akan segera menemui nya dan ternyata baru sekarang laki-laki tersebut datang. Kemudian Sella segera menyuruh Sherin masuk kedalam rumah dengan kekasihnya itu.
"Sherin, pacar kamu bawa masuk dong! Kasihan didalam mobil terus."

Deg...

"Gue harus gimana sama nih cowok?" Tanya batin Sherin.

"I-iya ma," jawab Sherin dengan perasaan yang sangat gugup. Kemudian setelah mama nya pergi masuk kedalam rumah ia menatap Anjasmara yang kini juga sedang menatapnya balik dengan tatapan yang sulit diartikan, antara marah dan kesal mungkin yang mendominasi.

"Lo apa-apaan sih?" Tanya Anjasmara dengan suara meninggi, ia tidak tau jalan fikiran gadis aneh didepan nya.

Sedangkan Sherin sudah tau bahwa Anjasmara pasti akan bersikap seperti ini. Dan ia segera menjelaskan semuanya sebelum laki-laki itu menolak untuk masuk kerumahnya. Karena ia tidak punya pilihan lain saat ini selain membawa Anjasmara masuk.

"Gini ya, pertama gue nggak kenal sama lo. Kedua tadi lo seenak jidat marah-marah ke gue dan sekarang lo baik-baikin gue karena mama lo, trus kenapa gue harus bantuin lo? Kasih gue alasan yang mempan buat bantuin lo!"

Sherin menghembuskan nafasnya kasar.
"Gue minta maaf karena gue marah-marah ke lo tadi, dan kalo bukan karena terdesak di hari ini gue nggak bakalan minta tolong sama lo buat jadi pacar boongan gue."

"Gue terima permintaan maaf lo, tapi KASIH GUE ALASAN KENAPA GUE HARUS BANTUIN LO!" Ujar Anjasmara dengan menekan setiap kata pada kalimat terakhirnya.

"Udah deh, gue udah jelasin kenapa gue nyuruh lo jadi pacar boongan gue jadi nggak usah banyak macem pakek tanya alasan segala kayak gitu!" Jawab Sherin emosi sambil langsung membuka pintu mobil Anjasmara dan menariknya keluar.

Anjasmara yang belum siap dengan tindakan Sherin membuat kepalanya hampir saja kepentok atap mobilnya, dan ia berhasil menghindar. Sontak ia langsung menatap Sherin dengan tatapan mematikan dan tidak membuat Sherin merasa takut sama sekali akan hal itu.

Kemudian mereka masuk kedalam rumah Sherin. Lebih tepatnya Sherin yang menarik tangan Anjasmara untuk berjalan mengikutinya. Sesampainya didalam rumah, Anjasmara sontak menatap ruang tamu Sherin dengan tatapan aneh, karena ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya dirumah Sherin, gadis aneh yang memaksa ia untuk menjadi kekasihnya.

"Lo apa-apaan sih? Kenapa lo bawa gue masuk kerumah lo? Gue bahkan nggak kenal sama lo, CEWEK ANEH!" Ujar Anjasmara dengan nafas memburu. Ia semakin dibuat kesal dengan gadis ini, ia tidak bisa membayangkan jika keluarga gadis didepan nya ini tau bahwa ternyata ia hanyalah kekasih bohongan putri mereka.

~~~~~

Liebe saugtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang