4. Semakin menjadi

68 7 7
                                    

Author POV

Pagi ini, Anjasmara menikmati sarapan nya dengan tenang. Dentingan sendok memenuhi suasana sarapan pagi ini. Calia menyelesaikan makan nya dengan segera, karena merasa ingin membicarakan sesuatu dengan Anjasmara, putra semata wayangnya itu.

"An, mama mau ngomong," ujarnya sambil merapikan beberapa piring kotor yang ada dimeja makan. Rendi, suaminya memang tidak sedang dirumah saat ini karena ada sebuah pekerjaan diluar kota yang mengharuskan nya terjun langsung ke lokasi.

Anjasmara sontak menatap mama nya, dan berdehem memberi izin kepada mama nya untuk berbicara.

"Kamu ngomong apa sama Tante Celia?"

"Apa?"

"Kenapa kamu bahas-bahas soal Tante Celia yang nggak nikah-nikah An?"

Anjasmara terkekeh pelan.

"Kamu kok malah ketawa-ketawa gitu dibilangin mama?" Tanya Calia kesal dengan tingkah putranya.

"Anjas cuma becanda ma, lagian biasanya tante Celia juga biasa-biasa aja."

"Tante Celia itu masih muda Anjas, terserah dia mau gimana dia nanti. Jangan suka bahas-bahas kayak gitu dong sama Tante Celia. Biar mama aja yang ngomong, kamu masih kecil nggak usah ikut-ikut ngomong kayak gitu ke Tante Celia, kasian dong!"

"Ma, Anjas udah SMA ma. Bentar lagi juga kuliah, jadi Anjas nggak sekecil itu."

"Iyaiya mama tau, yaudah sekarang minum itu susu nya terus langsung berangkat sekolah! Nanti kamu telat kalo kelamaan."

Perlahan Anjasmara berjalan mendekati mama nya, mencium punggung tangan ibunya itu sebelum akhirnya mobilnya melesat menuju sekolahnya.

*****

Sesampainya di sekolah, Anjasmara turun dari mobilnya dengan tangan kanan yang menyugar rambutnya guna memperbaiki tatanan rambut yang sedikit berantakan. Langkah pelan nya terayun menuju kelas sambil menenteng sebuah ransel berwarna hitam. Mata tajam nya seketika menciut berusaha untuk memfokuskan pandangan kepada satu titik disana, sosok Sherina.

"Astaga, cewek penganggu itu lagi?" Tanya batin Anjasmara.

Kenapa ia selalu berjumpa dengan gadis semacam Sherin yang membuatnya selalu dalam kesulitan. Apakah dunia sesempit ini?

Dengan langkah tergesa Anjasmara memasuki kelas nya, sebelum Sherin melihat nya dan akan menambah masalahnya lagi. Hari mood nya tidak begitu baik, karena nasihat mama nya tadi apalagi jika harus ditambah dengan ocehan Sherin nanti nya, mungkin ia akan meledak-ledak.

*****

Bel pulang sekolah berbunyi tepat 5 menit yang lalu. Anjasmara menghembuskan nafas nya pelan, akhirnya pelajaran hari ini berakhir sudah. Langkah nya berjalan santai di koridor sekolah menuju parkiran yang terletak di belakang kelas nya. Sesampainya diparkiran, ia langsung memasuki mobil nya dan mengendalikan mobil tersebut untuk keluar dari area sekolah. Namun, tanpa diduga ketika mobilnya hampir keluar dari parkiran, dari arah berlawanan terdapat sebuah mobil yang juga akan keluar, menerobos jalan hingga mobilnya terpaksa berhenti dan terjepit tanpa bisa keluar.

"Arghh...." Kesal Anjasmara.

Melihat mobil lawan itu langsung keluar dengan seenak jidat, ia hanya menatap dengan penuh amarah. Udah maen ngambil jalan seenaknya, tanpa makasih tancap gas seenaknya, keluh batin Anjasmara.

Liebe saugtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang