3. Dia lagi?

70 10 7
                                    

Author POV

"Anjas, An!!" Teriak Celia dari arah dapur, bermaksud memanggil keponakan tengil nya yang berada di kamarnya.

Saat ini, pukul 7 malam. Celia sudah memasak makan malam untuknya dan Anjasmara. Calia, ibu dari Anjasmara tadi sempat menelfon bahwa putranya harus segera pulang lantaran ada yang ingin mereka bicarakan dirumah. Dan nantinya kepulangan Anjasmara akan membuat Celia sendirian dirumah nya ini.

Tak mendapat sahutan, Celia memutuskan untuk menghampiri Anjasmara didalam kamar. Tanpa mengetuk pintu, ia langsung masuk dan melihat Anjasmara yang tertidur dengan pulas. Wajahnya yang terlihat polos membuatnya begitu menggemaskan di mata Celia. Berbeda 180 derajat ketika Anjasmara terjaga dan membuat nya kesal bukan main.

"Enggh..." Lenguhnya Anjasmara ketika merasakan sebuah tangan yang mengelus dahinya pelan.

"Jam berapa Tan?" Tanya Anjasmara.

"Jam 7, mama kamu nyuruh pulang. Katanya ada yang mau diomongin. Sekarang kamu makan dulu sana!"

Tanpa menjawab, Anjasmara bergerak turun untuk mencuci muka nya dan berjalan ke arah meja makan untuk menyantap makan malam nya bersama dengan Celia. Terlihat Celia sudah duduk dimeja makan dan menyantap kan makanan nya. Keheningan menyelimuti kegiatan makan malam antara keponakan dan Tante nya itu.

Tingting tingting...

Suara bel menghentikan aksi makan Celia. Ia segera membuka pintu rumah nya dan melihat siapa yang berkunjung di malam hari seperti ini.

Krekk...

Terlihat lah, seorang gadis yang mengenakan baju tidur Hello Kitty sambil membawa sebuah kotak.

"Sherina?"

"Em-tante, aku mau ngasih ini dari mama!" Ucapnya sambil menyerahkan sebuah kotak yang ia bawa dari rumah nya tadi.

Dahi Celia mengeryit bingung, "Apa ini?"

"Itu kue, tadi mama bikin nya banyak jadi sekalian dibagi-bagi ke tetangga."

"Aduhh, terima kasih ya! Jadi nggak enak ini Tante sering dikasih kue sama mama kamu," ujar Celia. Kemudian menyuruh Sherin untuk masuk kedalam rumahnya untuk sekedar meminum segelas teh mungkin sambil memperkenalkan nya kepada Anjasmara.

Lalu Celia berjalan menghampiri Anjasmara yang berada diruang makan, melihat Anjasmara sudah selesai makan, ia pun menyuruh Anjasmara untuk keruang tamu sebentar guna memperkenalkan Sherina, anak dari tetangganya.

Sesampainya diruang tamu, mata Anjasmara membulat melihat siapa yang duduk diruang tamu ruang Tante nya ini. Gadis aneh, gadis pemaksa, gadis sok kenal, banyak sebutan yang langsung terlintas di benak Anjasmara begitu melihat Sherina.

Tak jauh berbeda dengan Anjasmara, Sherin pun membulatkan mata nya melihat Anjasmara. Ia merasa sangat malu ketika berjumpa dengan laki-laki itu lagi, seseorang yang ia paksa menjadi kekasih bohongan nya. Seketika pipi nya memerah menahan malu yang terasa luar biasa. Rasanya dunia begitu sempit nya bagi Sherin.

"Hei! Kalian kenapa?" Tanya Celia melihat ekspresi dua remaja yang ada didepan nya ini. Sama-sama menampakkan raut wajah terkejut yang sangat ketara.

"Eng-nggak papa Tan," jawab Anjasmara segera menormalkan tatapan nya.

"Kenalin ini Sherina, tetangga Tante. Oiya Sherina ini kenalin namanya Anjasmara, keponakan Tante Celia. Ayok dong kalian kenalan!" Ujar Celia memperkenalkan diri mereka berdua. Akhirnya dengan paksaan Celia, Anjasmara pun menjabat tangan Sherin dan berpura-pura seakan belum pernah bertemu dengan gadis aneh nan berisik didepan nya ini.

"Anjasmara."
"Sherina."

Lantas Sherin segera melepas jabatan tangan tersebut dan menetralisir detak jantung nya yang menggebu-gebu.

"Ya sudah, Tante ke dapur dulu ya mau nyuci piring bekas makan tadi. Kalian ngobrol-ngobrol aja dulu!" Kemudian Celia berjalan menuju meja makan dan merapikan serta mencuci piring-piring kotor yang ada disana.

"Si Tante apaan sih pake biarin gue berdua sama gadis berisik kayak dia?" Kesal batin Anjasmara.

Akhirnya Anjasmara memilih duduk di salah satu sofa diruang tamu tersebut, kemudian menghembuskan nafasnya kasar lalu berujar kepada Sherin, "Dunia ini sempit banget ya! Gue bisa terus-terusan ketemu cewek aneh dan berisik kayak lo dua kali dalam satu hari ini," ujarnya ketus.

"Gue juga nggak ngarep ketemu sama cowok kayak lo!" Balas Sherin tak kalah pedas.

"Lo sengaja ya ngikutin gue kesini, biar bisa berdua-duaan sama gue kayak gini?" Tanya Anjasmara dengan nada mengintimidasi. Sherina yang ditanyai seperti itu, melirik Anjasmara dengan tatapan ketidaksukaan yang kuat.

"Jadi cowok jangan pede-pede amat deh! Kayak muka lo ganteng aja! Kayak nggak ada cowok lain aja yang bisa di ikutin!" Ketus Sherina.

Kepalanya mulai mendidih lagi dengan ucapan-ucapan yang dilontarkan oleh Anjasmara. Entah tadi malam ia mimpi apa hingga mendapat kesialan seperti ini. Bertemu dengan lelaki dingin, cuek, sok ganteng, dengan tingkat kepedean yang sangat tinggi seperti Anjasmara.

"Kalo gue nggak ganteng, lo nggak bakalan tiba-tiba narik gue buat jadi pacar lo!"

Detak jantung Sherina kembali cepat mendengar ucapan Anjasmara. Pacar? Bahkan hanya sebuah sebutan PACAR BOHONGAN tetapi dengan enak nya Anjasmara menyebutnya seorang PACAR.

"Pacar apaan? Denger ya! Kalo gue nggak terpaksa gue nggak bakalan pernah nyebut lo kayak gitu. Dan jangan lupa kalo gue nganggep lo sebagai PACAR BOHONGAN gue di depan mama gue!" Balas Sherin dengan menekan kuat kata 'pacar bohongan' pada kalimatnya.

"Dan satu kali lagi, gue nggak bakalan sudi buat jadi pacar lo yang sungguhan," lanjutnya.

Sedangkan Anjasmara terkekeh pelan dengan ucapan Sherin yang terkesan bahwa ia tertarik kepada Sherin dan berkeinginan untuk menjadikan Sherin sebagai kekasihnya. Padahal dalam lubuk hati yang paling dalam, bahkan pemikiran itu tak pernah terlintas sekalipun, dan ia akan selalu berdoa agar terjauh kan dari sosok gadis-gadis sejenis Sherin ini.

"Emang gue mau nembak lo? Pake bilang segala nggak mau jadi pacar gue," tanya Anjasmara kepada Sherin. Sontak Sherin terdiam beberapa saat kemudian menjawab pertanyaan Anjasmara sebelum Anjasmara mempermalukan nya lebih dari ini.

"Denger ya! Suatu saat lo pasti bakalan jatuh cinta sama gue, dan saat itu tiba gue bakalan nolak lo mentah-mentah!" Peringatan Sherin dengan raut wajah yang begitu serius sambil telunjuknya mengarah kepada wajah Anjasmara.

"Wus...wus...wus, NGGAK BAKALAN PERNAH GUE JATUH CINTA SAMA LO, DAN YANG ADA LO YANG BAKALAN JATUH CINTA SAMA GUE!"

"Dih, geli. Amit-amit!" Sambil memasang wajah geli yang dibuat-buat.

"ADUH KALIAN NGOBROLIN APA?" Teriak Celia dari dapur.

"NGGAK ADA TAN, SHERIN MAU PULANG KATANYA!" jawab Anjasmara bermaksud agar Sherin segera pergi dari rumah tante nya ini, karena jika Sherin berada disini lebih lama lagi mungkin emosi nya akan semakin meledak-ledak.

"Lo ngusir gue?" Tanya Sherin sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Udah pulang sana, berisik lo disini!"

"Oke fine, dasar cowok nggak tau diri! Bilang ke Tante lo gue diusir sama ponakan nya yang sok kegantengan ini!" Kemudian Sherin berjalan keluar dari pulang ke rumah nya dengan perasaan kesal. Untung saja Celia tipe orang yang begitu baik dan sabar, sangat berbeda jauh dengan keponakan tengilnya.

"Udah sok kegantengan, pede nya minta ampun, ngeselin nya kebangetan lagi," ujarnya dalam hati.

~~~~~

Liebe saugtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang