Sesungguhnya andai kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.
-HR. Ath-Thabrani-
ALYA berjalan gontai menyusuri lorong sekolahnya yang sudah sepi. Bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu, tapi Alya masih ada di sekolah. Ia sengaja pulang lebih lama, karena jika ia pulang bersamaan dengan bel, yang ada ia akan berdesakan dengan murid lain dan Alya tak mau itu terjadi.Alya merogoh saku roknya dan mengambil ponsel dari sana. Jarinya tampak lincah mengetikkan pesan untuk seseorang, setelah selesai ia langsung mengirimkan pesan tersebut.
Alya :
Assalamualaikum Bang. Alya udah pulang. Jemput, ya :)Itu kalimat yang di ketiknya, Tak lama handphone Alya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Abangnya Alya :
Wa'alaikumsalam. Iya, adeknya abang.
Tunggu ya jangan kemana-mana.Alya tersenyum membaca pesan tersebut. Sungguh, Alya sangat menyayangi abangnya. Alya adalah anak kedua dari dua bersaudara, jarak antara umurunya dan abangnya hanya terpaut tiga tahun. Alya dan abangnya sangat dekat, mereka saling menyayangi satu sama lain, menjaga agar salah satu dari mereka tak ada yang terluka. Ya, keluarga yang sempurna. Alya sangat bersyukur memiliki keluarga yang harmonis seperti itu, Ia selalu berdoa semoga keluarganya tetap bahagia sampai kapan pun, walaupun banyak rintangan yang nantinya akan terjadi.
Alya menyimpan ponselnya ke dalam saku, lalu kembali melanjutkan jalannya. Namun, suara seorang pria dari belakangnya menghentikan pergerakan kaki Alya.
"Alya," panggil cowok tak di kenali itu. Sungguh Alya tak mengenal cowok itu, tapi dari mana cowok itu tahu namanya.
Sontak Alya berhenti, ia berusaha untuk tenang. Alya tak mengenal cowok itu, tapi Alya tahu cowok itu adalah orang yang sama dengan orang yang tadi pagi tak sengaja Alya tabrak, dan yang tadi berada di perpustakaan. Alya tahu hal itu dari suara cowok itu. Ya, Alya sangat yakin.
Suara sepatu cowok itu terdengar mendekat ke tempat Alya. "Ini buku lo, kan?" tanya cowok itu sembari menyodorkan sebuah novel. Kini ia tengah berada di hadapan Alya.
Alya yang mulai risih, seperti biasa hanya menundukkan pandangannya. Ia melirik sebuah benda yang ada di tangan cowok itu. Benar saja, buku itu adalah novel yang tadi ia cari.
Alya mengangguk sebagai bentuk jawaban.
"Tadi gue jumpa di perpustakaan," ucap cowok itu lagi.
Tuh kan, dugaan Alya benar. Cowok yang ada di depannya ini adalah cowok yang tadi di perpustakaan.
Alya mengambil buku tersebut, "Makasih," ucapnya. Alya sama sekali tidak melihat cowok itu, ia masih saja menundukkan pandangannya.
"Kalau lagi ngomong sama orang usahain tatap matanya," ucap cowok itu lagi.
Alya menggeleng pelan, "Maaf tidak bisa," jawabnya. Alya mengambil ancang-ancang untuk pergi. Namun, tiba-tiba tangannya di tahan oleh cowok itu. Refleks Alya terkejut. Matanya tak sengaja menatap cowok itu.
"Astaghfirullah," ucap Alya spontan. Ia menghentakkan tangannya dan menundukkan pandangannya. Ia berharap dapat terlepas dari tangan cowok itu. Dan, untungnya cowok itu tidak memegang tangannya terlalu kuat sehingga ia dapat melepaskannya dengan mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALYA
SpiritualeAlya si gadis yang patuh akan ajaran Islam. Gadis yang tetap istiqamah dalam hijrahnya, walaupun orang-orang menjauhinya. Alya selalu menghindari larangan yang telah di tetapkan Islam, salah satunya pacaran. Alya sangat menjauhi itu. Tapi, semuanya...