1- Peraturan Baru

5K 240 31
                                    

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menundukkan pandangannya,."

[QS. An-Nuur (24):31]

SUASANA SMA CADIKA tampak riuh, semua murid tak henti mengoceh lantaran kepala sekolah baru saja mengumumkan peraturan baru. Yakni, semua siswa-siswi tak ada yang boleh berpacaran di sekolah. Dan, barang siapa yang ketahuan melanggar peraturan itu akan di kenakan sanksi atau bahkan di keluarkan dari sekolah. Semua murid tak terima akan peraturan tersebut, mereka masih berusaha membujuk kepala sekolah agar tidak meresmikan peraturan itu.

"Peraturan yang telah saya buat tidak bisa di bantah. Jika kalian tidak suka kalian bisa langsung bertemu dengan saya." ucap sang kepala sekolah di atas podium.

Suasana semakin riuh, para murid masih protes akan hal itu.

Namun tidak dengan seorang gadis yang berada di barisan kelas XII. Di saat semua murid tampak kesal dengan pengumuman itu, ia justru terlihat tenang. Gadis yang tampak berbeda dengan siswi lain, mulai dari penampilannya yang sangat berbanding jauh dari yang lain. Jilbab panjang yang menjulur menutupi seluruh tubuhnya, handshock menutupi tangan hingga yang terlihat hanyalah ibu jari dan telapak tangannya, beserta masker yang menutupi separuh wajah dan hanya menyisahkan kedua bola mata yang berwarna coklat.

'Kenapa tidak dari dulu' batinnya.

Dialah Alya. Gadis soleha dari XII IPA-1. Alya sangat istiqamah dalam hijrahnya. Hijrah yang sudah ia jalani lima tahun lamanya. Di sekolah mungkin dapat di hitung dengan jari murid yang menggunakan jilbab panjang seperti dirinya. Tetapi, yang memiliki tingkat keistiqamahan yang tinggi, kemungkinan besar 1 dari 10 orang.

Dan yang membuat salut ialah, iman Alya tidak pernah goyah, ia tetap istiqamah walaupun godaan-godaan terus saja menghampirinya.

Upacara di bubarkan oleh sang pemimpin, semua murid berhamburan tak tentu arah. Begitupun dengan Alya, gadis itu berjalan meninggalakan barisannya. Ia berjalan sangat cepat, berharap tidak bersentuhan dengan pria yang bukan mahramanya. Matanya hanya melihat ke bawah-takut bertemu pandang dengan yang bukan mahram. Namun sialnya, karena hal itu tubuhnya tak sengaja menubruk seseorang.

"Maaf, maaf. Saya tidak sengaja," ucap Alya sembari membungkukan tubuhnya berkali-kali. Matanya tak melihat orang itu-ia masih menunduk.

"Ehh, iya gak papa," ucap orang itu.

Alya terhentak. Jantungnya berdebar, apa yang barusan terjadi sama sekali belum pernah terjadi, ia bersentuhan dengan seorang pria.

Alya mengambil ancang untuk pergi dari sana dan sepersekian detik ia telah pergi meninggalkan pria itu, tanpa tahu bagaimana rupanya.

***

"Assalamualaikum, Alya," ucap beberapa teman sekelasnya. Alya tak melihat ke arah mereka lantaran yang baru menyapanya ialah teman sekelasnya yang pria. Alya cukup menjawab salam mereka dalam hati.

Hal ini sangat sering terjadi, teman-temannya mengucapkan salam pada Alya tapi dengan nada meledek, Alya tahu itu. Ia sadar penampilannya yang sangat berbeda dengan teman sekelasnya yang lain membuatnya sering kali dijadikan bahan lelucon. Dan, syukurnya Alya tidak menanggapi mereka, ia cukup mendoakan agar kelak mereka sadar dan mau memperbaiki diri.

Alya berjalan menuju bangkunya yang berada di deretan ketiga. Di sana ia melihat Gina, teman sebangkunya yang telah duduk rapi di sana.

"Assalamualaikum, Al," ucap Gina. Gina adalah satu-satunya teman Alya di kelas. Mereka sudah berteman satu tahun sejak kedatangan Alya di sekolahnya- sebagai murid baru. Alya adalah pindahan dari Bogor, dan ia masuk ke SMA CADIKA ketika ia kelas XI. Saat itulah ia bertemu Gina. Mungkin Gina tidak berpakaian syar'i sama sepertinya, tapi setidaknya pakaian Gina tidak ketat seperti teman sekelas yang lain. Gina memakai rok panjang, dan juga baju tangan panjang yang jauh dari kata tak ketat. Gina memang tak memakai hijab seperti Alya, tapi Gina memiliki hati yang baik tidak seperti temannya yang lain.

ALYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang