Tiba-tiba.... Semua menjadi silau dan aq mendengar suara alarm ku dengan lagu Blackpink berjudul Boombayah. Aku terkejut dan langsung duduk seketika. Aku mematikan alarm ku yang sudah setengah lagu berputar.
Aku mengusap mataku yang masih belum sepenuhnya terbuka. Aku melirik jam dinding dan ia menunjukkan pukul setengah enam pagi. Aku turun dari kasur dan mematikan AC. Aku menuruni tangga dan mendapati mami sedang memasak sarapan di dapur dan rupanya ada papi juga. Aku langsung menghampiri mereka."Papi!... Semalem kemana aja?"
"Ngurusin film."
"Film nya apa?"
"Superhero"
"Aku boleh ikut?"
"Kamu papi bikinin film sendiri aja. Atau gak nanti kamu jadi soundtrack film itu ya"
"Soundtrack nya apa?"
"Everything is need, tau?"
"Wih, lagu kesukaan ku. Mau banget pi"
"Yawdah, besok rekaman ya. Sekarang sarapan dulu, nanti papi antar kamu"
"Yes, oke"Aku melahap habis sarapan ku, dan mencuci piring ku. Setelah itu, aku naik untuk mandi dan bersiap di kamarku. Aku menguncir rambut ku dan mengambil handuk di jemuran. Aku masuk dan menutup pintu kamar mandi.
Skip
Setelah merasa segar, aku keluar kamar mandi dan mengambil pakaian ku. Aku memilih memakai laging hitam beberapa cm di atas mata kaki, kaus putih tipis bertuliskan Marvel, dan menyanggul rambut keriting ku. Aku memasukan baju ku dan mengeluarkan nya sedikit. Lalu aku mengambil barang barang yang akan ku bawa dan juga tas ransel hitam kecil milikku di lemari dan menyabut HP ku dari charger. Tak lupa aku memasang nametag pertanda aku panitia nya.
Aku turun dan memanggil papi.
"Pi, ayo! Nanti aku terlambat."
"Iya iyaa"
Aku pamit kepada mami dan langsung menuju mobil. Aku membuka bagasi dan menaruh barang2 di dalamnya. Lalu aku menuju kursi depan dan menutup pintu mobil. Mobil pun melaju dengan kecepatan normal.Aku membawa barang barang ku ke dalam sekolah. Tak lupa pamit kepada papi ku. Aku menatap mobil sampai hilang entah kemana. Saat aku memasuki kelas, teman temanku melihat ke arahku dengan tatapan sinis. Aq mendengar ada yang berkata
"Pembuat masalah" Tapi aku hanya mengabaikan nya. Mrs.Mera senang melihatku.
"Wah, Amber.... Banyak sekali. Makasih ya."
"Iya miss, Sama-sama."
Kami sekelas naik bis menuju panti asuhan tersebut. Aku duduk bersama Nicky. Rupanya dia tak marah denganku. Dia bilang dia tetap mendukung ku. Ya, aku sangat berterimakasih. Aku dan Nicky asik mengobrol. Tiba tiba Nicky bertanya
"Am.... Kamu bener-bener percaya dengan adanya Atlantis?"
"Nicky, bukannya percaya atau tidak. Aku hanya mencoba untuk menghargai sejarah yang ada."
"Oke, that's good kok. Aku cuma khawatir kamu akan jadi bahan bullyan kelas."
"It's okay, i just be my self. I don't care what they say."
"Oke""Perhatian anak anak! Kita sudah sampai di panti asuhan tujuan kita"
Teriak Mrs.Mera di bagian depan bis.Aku dan Nicky membawa barang kami masing-masing.Panti Asuhan ini cukup besar. Temboknya bercat putih kusam, entah memang berwarna begitu atau sudah lama. Atapnya bercat coklat tua. Panti asuhan disini tidak hanya menerima anak yatim piatu, tapi juga menerima anak anak cacat yang di buang orang tuanya. Saat memasuki bangunan itu, sudah ada seluruh anggota panti asuhan menyambut kami. Aku merasa iba terhadap mereka semua.
Acara penyambutan pun selesai dan kami diperbolehkan jalan jalan di sekitar panti. Aku dan Nicky memilih untuk bermain bersama anak anak disini. Begitu juga dengan teman temanku.
Saat aku sedang bermain kejar kejaran, aq melihat ada anak yang menangis. Ternyata mainan nya terjatuh dari genggamannya. Dan anak itu duduk di kursi roda dengan kakinya yang kurus sekali. Dia ingin mengambil mainannya itu. Jason melewatinya dan melihat anak itu menangis. Mungkin Jason tau mengapa ia menangis. Anak itu berbicara kepada Jason, tapi dengan suara yang kurang jelas. Mungkin anak itu mengidap kelainan. Aku samar samar mendengar anak itu berkata "tolong ambilkan" Jason malah menatapnya dengan sinis dan berkata setengah berbisik "diamlah anak aneh" Lalu meninggal kan nya dengan begitu saja. Aku merasa iba dengannya. Orang tuaku selalu berkata "Kita diciptakan sama, jadi janganlah membeda bedakan sesama manusia" Akhirnya hati nurani ku menyuruh untuk membantunya.
"Ini, mainan mu kan?" Tanyaku sambil tersenyum.
"Iya kak.... Terimakasih"
"Sama sama, siapa namamu?"
"Namaku Andrew, kalau kakak?"
"Namaku Amber, salam kenal. Oh iya, kakak punya sesuatu untukmu."
Aku merogoh kantungku dan mengambil sebungkus permen.
"Ini, untukmu"
"Terima kasih Kak"
"Sama sama, jaga dirimu ya"
"Baik kak"
Aku meninggalkannya dan beralih ke Nicky.Tak terasa hari sudah sore, kami disuruh pulang oleh guru kami. Kami berpamitan kepada pengurus panti setelah tadi kami menyerahkan barang barang yang kami bawa.
Kami sampai di sekolah sekitar pukul setengah tujuh malam. Saat aku mau menelepon papi untuk minta jemput, Tiba-tiba Mrs.Mera menghampiri ku dan berkata mau mengajak ku ke ruangannya sebentar. Akhirnya aku menurutinya. Saat sampai, aku duduk di bangku yang berhadapan dengan Mrs.Mera.
"Amber, aku ingin berkata sesuatu padamu."
"Ya, ada apa Miss?"
"Miss itu punya banyak mata mata.Saya mempekerjakan mereka untuk suatu tujuan.Sebelumnya,Miss mau memperkenalkan kamu dengan seseorang." Tiba-tiba datanglah pria tua yang cukup tinggi, berjas seperti seorang Doktor dari balik pintu.
"Perkenalkan, ini kakek saya, Amber."
Aku bingung, karena aq merasa pernah melihat dia di suatu tempat.
"Kakek saya adalah Profesor Dhagsingan Boerto"
"Tunggu, tunggu.. Apakah anda..
..
..
..
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlantis Is Real
Historical FictionAtlantis itu ada.Tapi aku tak tahu mengapa aku dipilih untuk menemukannya