Petunjuk

86 5 0
                                    

"Apakah anda.....
Termasuk Ilmuwan yang meneliti ekosistem laut yang viral di publik sekarang? Apakah benar anda yang melihat tembok perbatasan Atlantis itu?" Teriakku dengan histeris.
"Iya, benar. Tapi bukan kakek yang melihatnya, tapi teman kakek. Namun sayangnya setelah ia melihat nya di saat penelitian, 2 hari setelah itu dia dikabarkan hilang entah kemana. Dia hanya meninggalkan ini."
Kakek itu menyerahkan sepucuk kertas kusam kepadaku. Aku membuka dan membacanya.
"Atlantis itu ada, benar-benar ada. Dia bukan hanya sebuah mitos atau cerita. Ini nyata! Namun sekarang Atlantis ini benar-benar butuh bantuan. Mereka butuh pemimpin yang bisa menemukan kerajaan mereka dan memimpin kerajaan mereka. Hanya orang yang berhati baik yang bisa menemukannya."

Itu isi dari kertas tersebut. Aq berpikir bahwa selama ini yang hanya dibilang mitos benar adanya.

"Tapi kek, apa hubungannya dengan ku?"

"Kakek tahu akhir akhir ini kau mendapat mimpi yang aneh kan?"

Aku berfikir sejenak apakah yang di maksud kakek itu adalah mimpi-mimpi yang aneh seperti aq berada di dalam lautan lepas.
"Apakah yang kakek maksud mimpi-mimpi ku yang seperti aq berada di lautan lepas?"

"Iya! Itu pertanda bahwa Atlantis telah memilih mu sebagai calon pemimpin mereka. Dengar nak, mereka sangat membutuhkan mu. Kalu tidak, kerajaan mereka akan hancur."

"Baiklah Kek, aku akan berusaha, tapi aku tidak bisa bernafas di air. "

"Kau akan menemukan jawabannya sebentar lagi."

Mrs.Mera mengelus rambutku dan berkata, "Sekarang kau boleh pulang, Amber. Ibu yakin kau bisa, kau anak yang kuat."

Akhirnya aq pun pergi meninggalkan mereka dan menunggu di halaman depan karena papi yang akan menjemputku."

Aku duduk di kursi bawah pohon yang cukup besar. Aku benar-benar pusing memikirkan hal tadi.
Akhirnya aku memutuskan untuk bermain game selagi menunggu papi menjemput. Hampir 10 menit aku menunggu papi. Tiba tiba suara klakson mobil mengagetkan ku. Ternyata itu papi.

Aku langsung menuju mobil dan masuk. Akhirnya mobil pun melaju menuju rumahku.

Selama perjalanan aku dan papi berbincang ringan, dan papi bertanya

"Honey, kamu jadi ngisi soundtrack film papi?"

Aku berfikir sejenak. Actually, mood ku hilang gara-gara tadi.

"Emm, engga deh pi. Lagi mager, trus mood juga hilang. Hehehhee."
"Ouwh, ya sudah. Kira kira siapa ya yang cocok buat ngisi soundtrack nya?"
"Tapi pi, masa superhero ada soundtrack nya gitu ya. Lagunya juga aga slow gitu."
"Soalnya, film nya itu banyak sedih-sedih nya gitu."
"Owh.okay"

Tak terasa kami sudah sampai di rumah. Papi parkir di garasi dan aku langsung masuk kerumah dan menuju kamar tanpa memedulikan apapun.

Aku melempar tas dan langsung membaringkan tubuh ku ke kasur dan memejamkan mata sejenak. Kepala ku terasa sangat pusing.
Aku berfikir untuk tidak memberi tahu kepada siapapun mengenai hal yang terjadi di sekolah tadi. Mami papi ku juga tidak akan ku beritahu.
Namun aku berfikir untuk memberi tahu Nicky saja. Mungkin dia bisa membantu.

Aku membuka HP di genggamanku dan beralih ke nomor Nicky untuk menge-chat nya

Aku:Nick.

Ku lihat dia tidak sedang online. Jadi aku menunggu dia tanpa mengembalikan ke layar utama.
Selang beberapa menit, akhirnya dia menjawab.

Nicky:yess?
Aku:ini gawat, gawatttt!
Nicky:lah, why?
Aku:....
Aku menceritakan semua kejadian tadi sepulang dari panti asuhan.
Nicky:whatt? Are you kidding me?
Aku:enggaa!
Nicky:waaa! Berarti selama ini Atlantis is real. I'm so exited. I believe it.
Aku:i know, i know. Tapi janji, jangan beri tahu siapapun oke, cuma kamu yang tahu.
Nicky:okay, i promise.

Aku lega setelah sharing masalahku kepada Nicky.
Aku melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akhirnya aku memutuskan tidur karena besok aku masih harus sekolah. Aku menyetel alarm dulu dan akhirnya menarik selimut.

Sesuatu yang cair serasa membasahi seluruh tubuh ku. Ya! Ternyata aku berada di lautan lepas yang begitu dalam lagi. Tapi anehnya, aku tidak berada di dalam kotak. Aku harap ini semua berakhir secepatnya. Tapi, di bawahku terdapat cahaya orange kemerahan seperti lahar. Aku berenang menuju ke cahaya itu, dan aku terkejut karena mendapati sebuah lorong tanpa pintu. Sangat besar. Dinding nya terbuat dari batu batu. Lebih nampak seperti goa.

Aku mencoba berenang masuk ke dalam sampai akhirnya aku menemukan sebuah ruang seperti kantung udara. Detail nya ada sebuah ruangan besar yang tidak terdapat air walaupun itu di dalam lautan dalam.
Aku keluar dari air dan berjalan jalan untuk menemukan sesuatu. Dinding goa itu cukup rata, dan sepanjang ruangan itu, aku melihat lukisan yang tampaknya agak kuno. Aku mencoba memahami nya. Di situ terlukis kan sebuah kerajaan namun kerajaan itu di dalam air. Aku melihat lihat sambil berjalan dan menyentuh lukisan itu.
Kerajaan itu sangat lah megah. Namun, yang membuat aku bingung lukisan itu memperlihatkan dalam kerajaan itu, ada sebuah kursi megah yang kuyakini adalah tahta kerajaan yang kosong dan para Rakyat nya terlihat tidak makmur kehidupannya.
Lalu ada seseorang yang berpakaian seperti kaisar yang menerbangkan sepucuk kertas kusam dan mengirimnya keseluruh penjuru dunia. Tapi aku masih belum tau apa isinya.
Aku berjalan terus sampai mendapati lukisan yang membuat ku terkesan. Tahta itu tak lagi kosong. Sudah terdapat seseorang yang membawa senjata yang biasa di sebut Trisula.
Di sebelahnya, orang itu bersama pasukan pasukan melawan seekor gurita raksasa yang saat ku hitung tentakelnya melebihi 10. Lukisan itu berakhir sampai di situ setelah di sebelahnya terdapat pintu yang agak kusam. Karena penasaran, aku mencoba untuk membukanya. Tapi saat tanganku bersentuhan dengan pintu itu, terjadi gempa yang amat dasyat. Batu batu itu beruntuhan.
Aku teriak sekeras mungkin dan akhirnya

BOOM!!

Atlantis Is RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang