Hari ini cukup terik, padahal waktu sudah menunjukan pukul 15.45 Wib. Hahh jakarta.
Darel sedang menunggu kekasihnya untuk pulang bersama, gadis itu bilang dia mampir keperpustakan dulu untuk mengembalikan buku yang di pinjamnya.
"Astaga Darel aurora mu nak! ahhhkk mataku ternodai."Pekik Farhan lebay ketika melihat dada bidang Darel yang memang agak sedikit terlihat, karna si empunya membuka tiga kancing teratasnya.
"Panas anjing!" Hardik Darel sambil menoyor kepala Farhan dengan sebal, benar benar kelakuan anak satu itu sungguh membuatnya jijik.
"Kepala gue jadi korban mulu anjirrr, udah di kasih fitrah lohh ini sama mak gue! Dosa lu pada!!" Ucap Farhan yang tak terima kepalanya selalu tersolimi oleh tangan tangan jahanam kawan kawanya itu.
"OH" Balas Darel acuh.
Farhan tersenyum sangat lebar mendengar jawaban Darel yang arrgghhh sangat ramah itu.
"Gue duluan deh" Ucap Dika sambil menatap teman nya satu persatu, sebab dari dulu ada hukum tidak tertulis dalam pertemanan mereka bahwa, PULANG HARUS BARENG, YANG DULUAN JODOHNYA SAMA JANDA ANAK TIGA.
Ntah Farhan atau Revan yang mencetuskan itu, tapi yang pasti sampai sekarang jika ada diantara mereka yang pulang duluan apalagi tanpa alasan yang pasti. Wahhh satu minggu di ledekin jodohnya mbak Tina, janda anak tiga tetangganya si Farhan.
"Gak Pren ahh najis!" Jawab Farhan.
"Kenapa?" Tanya Darel.
"Ya gapapa sih, ya lagian ngapain sihh diem di parkiran bukanya pada langsung balik. Panas gini anjirr!" Keluh Dika, bahkan sekarang wajah nya nampak merah karena kepanasan.
"Kek cewek lu gak mau kepanasan!, takut item ya lu?" Tanya Revan ketika melihat kulit putih pucat sahabatnya itu sudah memerah karena terbakar terik sinar matahari.
Dika mendelik memdengar itu, enak saja. Dirinya bukan cowok letoy yang gak mau kepanasan karena takut hitam, lagian kulitnya putih dari lahir bukan hasil skincare sorry sorry aja.
"Ye" Jawab Dika dengan malas.
"Pms lu?" Tanya Farhan, mulai ngawur.
"Hmmm" Balas Dika, sungguh malas apalagi Farhan si otak lunak yang bertanya. Pasti pertanyaannya tidak waras, sama seperti orangnya.
"Jadi lo berlubang Dik?" Tanya Farhan kaget.
"Hah?" Dika loading.
"Heh Hoh! si Farhan bego, si Dika lemot. Udah yang paling pren gue mah cuman si Darel" Celetuk Revan jengkel melihat mereka berdua jika sudah mengobrol.
"Siapa ya? Gak kenal sorry!" Jawab Darel dengan kekehan khas nya melihat raut wajah Revan yang langsung flat menatapnya.
"Maap kamu gak di ajak" Ledek Farhan pada Revan, sambil merangkul bahu Dika dan Darel.
Seakan menunjukan bahwa Revan bukan bagian dari mereka."Bocah Prik, bayyyy" Ucap Revan meninggalkan ketiganya, berjalan kearah motor sportnya yang terparkir anteng di sebelah motor Farhan.
"Dihhh ngambek" Farhan malah semakin mengejek, memang definisi teman halal di tonjok tuh yang kayak gini.
Revan tidak menyauti, dia memakai helm full face nya. Melirik mereka sebentar dan,
"Yang ambekan katanya suka bisulann Pannn" Semakin mengada ngada bocah satu ini.
Revan mengacungkan jari tengahnya sambil tersenyum manis kearah mereka, kemudian melajukan motor nya begitu saja tanpa pamit atau basa basi.
Mereka tertawa puas melihat itu, sungguh Farhan benar benar menyebalkan.
"Emang kalo ngambekan suka bisulan ya?" Tanya Dika dengan polosnya bertanya sambil menatap muka cengo Farhan, menatap tak percaya pada Dika.
"Anjirrr" Ringis Darel mendengar pertanyaan unfaedah temannya itu, dia lebih memilih masuk ke dalam mobilnya, lebih baik menunggu kekasihnya di dalam mobil, kenapa dia malah memilih bersama mereka tadi. Sungguh penyesalan memang datang di akhir.
"Iyaa! Kalo gak percaya tanya aja sama pak haji" Jawab Farhan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali, kemudian berjalan kearah motornya, meninggalkan Dika sendirian yang sedang loading memikirkan ucapan Farhan barusan.
"Pak haji Jaja atau Pak Haji Akbar nihh, kan di komplek gue ada dua yang pak Haji?" Tanya Dika pelan pada dirinya sendiri.
Farhan geleng geleng kepala melihat kelakuan Dika, untung dirinya tidak bego seperti itu, kan gampang Di kibulin. Kasian banget dehhh Dika Dika. Dia pokonya paling waras diantara Dika, Daren, apalagi Revan. Fiks sihh ini no debat.
Sadar dirinya telah di tinggal Farhan dan Revan, Dika pun bergegas menjalankan motornya keluar dari area sekolah.
•••><•••
"Pengen ice cream dongg" Rengek Jihan sambil menggoyangkan kecil lengan Darel.
Darel menoleh kearah kursi penumpang sekilas, kemudian fokus kembali ke depan karena dirinya sedang menyetir.
"Boleh" Jawab Darel, kemudian menepikan mobilnya ke minimarket yang kebetulan mereka lewati.
"Kamu gak mau turun gitu?" Tanya Jihan,ketika melihat Darel malah menutup matanya sambil bersandar pada kursi kemudi.
"Aku tunggu di sini aja, sana masuk" Jawab Daren tanpa membuka matanya, entahlah dirinya hanya sedikit lelah hari ini.
"Yaudaa" Jihan turun dengan malas dari mobil Daren. kadang Daren itu cuek, kadang sweet banget. Dirinya juga merasa dia belum terlalu mengenal kekasihnya itu.
Drtttt Drtttt
Ponsel Darel bergetar, dengan males Darel membuka matanya. Melihat siapa yang menelponnya, kemudian Dia mengulas senyum ketika melihat siapa penelpon itu.
"DARELL" Sapa si penelpon dengan teriakan melengkingnya.
"Hmmm" Jawab Darel cuek, padahal dirinya menahan senyum melihat wajah menggemaskan si penelpon yang menahan kesal ntah karena apa dirinya pun tidak tahu.
"Bagus ini?, apa ini?" Tanya orang itu sambil menunjukan dua gaun cantik di kanan dan kiri tangannya.
"Yang putih" Jawab Darel jujur, sambil mengamati gaun itu pada layar ponsel nya.
"Ok" Balas nya sambil menyocokan gaun Pilihan Darel pada tubuhnya.
"Muka lu kek bebek tadi karena kesel milih baju?" Tanya Darel sambil terkekeh lucu mengingat raut wajah menggemaskan itu.
"ENAK AJA DI SAMAIN SAMA BEBEK! btw pilihan lo bagus, makasih Daren gak ganteng. BYEE!" Tanpa menunggu respon Darel orang itu langsung mamatikan sambungan telponya.
"The real cuman butuhnya doang" Kekeh Darel menatap layar ponselnya yang sudah kembali berlayar hitam.
"Kenapa?" Tanya Jihan melihat Darel terlihat lebih ceria dari pada tadi.
"Apanya?" Tanya Darel.
"Hah? Ehh nggak" Jawab Jihan.
"Udah?" Tanya Darel padahal dirinya jelas melihat belanjaan Jihan, satu keresek isinya ice cream semua.
"Udahh, lama ya? Maaf" Ucap Jihan.
"Gapapa sayang" Jawab Darel lembut sambil mengelus puncak rambut Jihan penuh sayang.
"Arrgghhh pen teriak woyyy!!" Jerit Jihan dalam hatii. Padahal dia sudah bad mood karena Darel cuek padanya, tapi dengan gampangnya Darel mengembalikan mood nya hanya dengan sekali tarikan nafas mengucapkan kata sederhana itu.
Gak sopan bangett ke hati woyy!!
YOWWWWW!!!
WOYYYYYYY!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHT
RandomGirlfriend or Friend?!! Darel Arya Winata, laki laki berparas tampan yang banyak di idolakan siswa siswi SMA TARUNA. Tak hanya modal tampang, Darel juga adalah kapten basket di sekolahnya, kemampuannya dalam permainan bola basket tentu tidak perlu...