Night 4

135 78 49
                                    

Tentang Akayla

Akayla Zian Pratama. nama yang cantik, secantik si pemilik nama itu. Memiliki senyum manis, dan bulu mata yang lentik alami, menambah kesan manis pada wajah cantiknya. Apalagi saat dirinya tersenyum, senyum bulan sabit, kalian tahu?. Sangat manis bukan.

Gadis itu menatap jam dinding di kamarnya yang ternyata sudah menunjukan pukul sebelas malam. Dia merentangkan kedua tangannya yang terasa sangat kaku.

Merapihkan buku buku yang telah dia baca. gadis itu melepas kaca matanya, kemudian memijat pangkal hidungnya dengan pelan.

Penat, kata yang sangat tepat menggambarkan dirinya saat ini. Dirinya memang sudah biasa belajar sampai selarut ini, karena tuntutan dari Daddy nya. Namun ntah kenapa hari ini dirinya benar benar merasa lelah.

Akayla adalah gadis penurut, sungguh. Saat Daddy nya meminta dirinya untuk belajar dengan rajin, Akayla menurut. Bahkan Daddy nya sudah menyusun jadwal dengan sangat ketat untuk dirinya, Akayla tidak protes sama sekali.

Saat Daddy nya melarang dirinya untuk pergi dengan teman sekolahnya, Mikayla menurut. Bahkan kesehariannya hanya berada di dalam rumah, bosan? Tentu saja. Bahkan dirinya hampir tidak mempunyai teman, benar benar menyedihkan.

Kenapa dirinya sangat penurut?.
tiga tahun lalu dirinya kehilangan sosok ibu. Ibu nya meninggal karena kanker, saat itu ibunya meminta pada dirinya agar menuruti permintaan Daddy nya, apalagi jika itu demi kebaikan dirinya sendiri.

Mulai saat itu, dirinya berjanji pada ibunya dan pada dirinya sendiri. Dia akan menjadi anak yang bisa di banggakan, dan tidak mengecewakan Daddy nya.

Meskipun terkadang dirinya merasa sesak, kadang dirinya merasa ingin bebas. Jujur dirinya merasa terkekang dengan aturan aturan yang Daddy nya buat.

Dia merasa kesepian, apalagi setelah dirinya meninggalkan sahabat sahabat nya di Indonesia. Setelah satu tahun kematian ibunya, Daddy nya meminta Akayla untuk ikut dengan nya ke London. Karena alasan bisnis Daddy nya. Meskipun sebenarnya dirinya tidak ingin pergi, namun sekarang Akayla hanya memiliki Daddy nya seorang, tentu saja dia harus ikut.

Dan disinilah Dia sekarang, London. Dengan sunyi yang menemaninya setiap malam, hampa yang dirasanya setiap hari, dan rindu yang menyiksanya setiap waktu.

Akayla merebahkan tubuhnya pada kasur king size nya, menutup matanya menggunakan tangan kanannya.

Sekarang waktunya tidur, dan sebentar lagi Daddy nya akan datang ke kamarnya, untuk mengecek dirinya, dan mengembalikan ponsel nya. Ya saat dirinya belajar maka Daddy nya akan mengambil ponsel Akayla, maka selama itu fokusnya hanya pada kegiatan belajarnya.

"Lala, Daddy masuk ya?" Tanpa menunggu jawaban si pemilik kamar, Daddy membuka pintu kamar putrinya itu dengan perlahan, kemudian mengintip sedikit pada celah pintu yang terbuka.

Terlihat putrinya tengah berbaring di kasur, tersenyum menatapnya, senyum yang mengingatkan nya akan senyum isterinya, sangat manis.

"Nih" Daddy memberikan ponsel Akayla, Akayla menerimanya dengan senang hati.

"Langsung tidur, jangan main hp! Taukan akibatnya kalo gak patuh?!" Tanya Daddy dengan tegas menatap putrinya.

Akayla mengangguk patuh, memasukan ponselnya kedalam laci meja di sebelah ranjangnya.

"Besok aku mau keluar sama temen sekolah, boleh gak Dad?" Tanya Akayla menatap sang Daddy penuh harap.

NIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang