Kondangan

15 5 6
                                    

"Ayo, keburu siang."

Digidaw.

Ini manusia campuran apa ya gusti. Gimana gue gak meleleh, rasanya kayak lihat calon masa depan gue. Dugen dugen gimana gitu.

"Ayo, gak ada yang ketinggalan kan Ai?"

Gue masih napak bumi gak ini, lihat Arkan dengan kemeja denim plus celana jeans di depan pintu kosan gue, apa gak meninggoy.

"Yeu dia melongo."

"Ai? Masih idup?" Ini siapa yang nanya jir?

"Belom pernah di santet boneka voodoo lo?" Ucap gue nyolot tidak terima pada Gupi. Siapa lagi, Izza gak mungkin seperti si jerapah ini.

"Santai boss, lagian di tanya baek-baek daritadi malah bengong."

Terus gue sadar dong. Apa gue terlihat bego di depan Arkan? Gue melirik dia yang masih mematung namun ada sorot ngeri di kedua mata itu.

"Jangan main begituan, musryik." Katanya. Gue boloho.

"Ih engga kok engga! Gue cuma bercanda doang sama Gupi hehe." Jawab gue sambil menggaruk kepala yang udah gue tata sedemikian rupanya. Terus jadi rusak karena gue garuknya kekencengan. Amsyong.

Sementara diluar, di pagar kosan. Tampak Januar yang sedang berbicara dengan Izza. Ceritanya nungguin gue sama Gupi dan Arkan untuk pergi bareng ke pesta Arung.

Yap, ini adalah hari kondangan itu tiba.

Arkan jemput gue sama Gupi. Sedangkan Januar jemput mantan kekasihnya itu. Asem memang.

Kenapa gue harus triple! Kenapa gak bisa double bareng Arkan doang!

Dalam langkah menuju mobil itu gue berpikir, rencana ini sudah sangat matang, gue sudah menyusun rencana ini sedari malam.

Gue terkekeh sembari menggosok-gosok kedua telapak tangan. Lihat lo Pi, lihat aja hahahaha.

"Lah bocah ngapa, lu mau kita tinggalin?" Teriak Gupi dari dalam mobil.

Gue keasyikan berfantasi, tau-tau mereka udah ada di dalem mobil.

"Gue sama Januar mimpin jalan duluan yak!" Teriak Izza di sebelah Januar.

Mereka pisah mobil, pengen berduaan yang pasti. Gue pun segera berlari masuk ke tempat duduk penumpang. Di belakang. Sendirian.

Harusnya kan gue di pinggir situ, di depan bareng Arkan!

Gue mencebikan bibir saat Gupi dan Arkan mulai ngobrol sambil ketawa-ketawa.

Kambing congek mah masih mending, gue berasa makhluk invisible aja disitu. Wahai kerang ajaib.

"Lo nanti jangan kebanyakan makan disana."

"Yey, mumpung gratis Ar."

"Jadi itu alasan lo bawa tas segede itu?"

"Hehe."

"Hahaha Tante bilang, katanya gue harus awasin lo biar gak banyak makan."

"Apaan sih Mama gak penting banget!"

-.-

Gue aja lah yang diawasin sama lo Ar, gue penurut kok. Tinggal pasangin aja kalung di leher gue :D

Dengan sebal, gue segera mengetik pesan pada seorang jomblo mengenaskan di ujung sana. Tidak lama kemudian dia membalas.

Radio Ardan
Gue gak dateng kesana

Aileen M
Ayolah ini kesempatan emas buat elo

Radio Ardan
Gue ditolak kan kemarin, dia kagak mau kesana bareng gue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pretty SillinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang