Sebuah Kesalahan

49 6 0
                                    

Seorang gadis yang masih setengah sadar dengan susah payah meraih ponsel yang di taruh di atas nakas dekat dengan tempat tidurnya, ponsel itu tidak henti-hentinya berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Setelah mendapatkan ponselnya dia kemudian menggeser tombol hijau pada layar kemudian menempelkan ponsel itu ke telinga kirinya.

“Assalamualaikum?” ucap gadis itu

“ZAHRAAAAAA!!!!!” teriak seorang wanita dari seberang telpon, teriakan itu sukses membuat Zahra tersadar total.

“Ya Allah, Bun. Manggilnya pelan bisa kali” protes Zahra sembari menggosok telinganya yang sempat berdengung karena teriakan sang bunda.

“Zahra gak budeg kok” katanya lagi.

“Kamu emang gak budeg tapi tuli, masa Bunda telpon dari tadi gak di angkat-angkat juga, udah kayak nelpon penjabat!” gerutu Bundanya dari seberang sana

“Jawab salamnya Zahra dulu napa, bun”

“Iya...iya...waalaikumussalam"

“Nah gitu dong. Ya ada apa, Bun?” tanya Zahra

“Kamu mau pulang kapan sih, Ra? Kamu mau tinggal di Mesir berapa lama lagi? wisuda kamu udah satu bulan yang lalu, kamu gak mau pulang juga? gak mau nyari kerja di Indonesia? kamu mau ngabisin waktu kamu di sana buat males-malesan, mentang-mentang udah lulus kuliah enak ya tiap pagi jalan-jalan keliling Mesir lihat piramida terus cekrek upload. Gak mikirin bunda nya di rumah yang kangen, lupa kampung halaman, lupa ni-

“Udah, bun udah” potong Zahra

“Zahra bakalan pulang lusa kok, lagian siapa juga yang enak-enakan di sini. Zahra Cuma pengen istirahat aja, ntar kalau balik ke Indonesia musti nyari kerja, di tanya kapan nikah, bla bla bla” oceh Zahra

“Kamu gak bisa pulang hari ini, ya?” tanya Bundanya

“Gak bisa. Terlalu mendadak, Zahra belum pamit sama yang lain” tolak Zahra

“Ya allah, Ra. Kamu ini ya!’

“Zahra janji bakalan pulang lusa, Bun. Janji!” kata Zahra

“Bener, ya?” tanya bundanya

“iya”

“Awas kalau minta jatah seminggu lagi atau sebulan lagi” ancam Bundanya

“Ya, gak kok. Lusa pasti Zahra pulang”

“Ya udah kalau gitu. Kamu udah sarapan?”

Mendengar itu Zahra mendadak memegang perutnya, dia ingat tidur larut tadi malam karena menemani teman satu apartemennya menonton film islami. Dia bahkan tidak pernah makan sedikitpun.

“Belum, bun. Zahra sarapan dulu ya, Assalamualaikum?” Zahra cepat-cepat mematikan sambungan telponnya, bisa-bisa dia dapat ceramah panjang lagi nanti.

Zahra melihat jam weker yang tidak jauh dari tempat tidurnya, jam 8:30 waktu sarapan sudah lewat dari biasanya dia seharusnya sudah sarapan satu jam yang lalu. Zahra kemudian melangkah ke kamar mandi untuk membasuh mukanya dan menyikat gigi.

Beberapa menit kemudian dia sudah melangkah turun dari Apartemennya dengan gamis dan jilbab berwarna merah maroon. Di bawah dia bertemu dengan teman kuliahnya sekaligus teman satu Apartemen, Fatima.

Sabah alkhyr (selamat pagi)?” sapa Fatima

“Sabah (pagi)” balas Zahra

iilaa’ayn turid’an tadhhb (kau mau pergi kemana)?” tanya Fatima

“Urid’an ‘adhhab ‘iilaa alsuwbir marakat lifatrat min alwaqt (aku mau pergi ke supermarket sebentar)” kata Zahra

Hal dhahabt’iilaa almanzil alyawm (kau jadi pulang hari ini)?”

Like TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang