#01. mimpi buruk.

98 10 0
                                    

Seorang gadis berambut pendek dan berponi, tengah berlari ketakutan. Sesekali kepalanya menengok kebelakang. mencoba menghindar dari kejaran seseorang.

"Hossh..hossh... hh... gua dimana ya ampun??". Ucap Khansa panik sambil mencari tempat persembunyian aman.

Dengan sigap, ia berjongkok dibalik semak-semak. Menahan jantungnya yg berdebar kencang menahan takut. Tubuhnya gemetar dan keringat dingin mengucur di pelipis wajahnya.

"Dimana gadis itu? Aku ingin cepat membunuhnya". Ucap seorang lelaki yg memakai pakaian serba hitam dan tidak lupa topi yg menutupi kepalanya.

"Sepertinya dia tidak jauh dari sini." Ucap rekan lelaki itu yg juga memakai pakaian yg sama.

"Kalau begitu, lo cari ke kanan, gua ke kiri." Ucap lelaki itu memberi kode dan mereka pergi berpencar.

Diposisi yg tak jauh dari lelaki itu, Khansa sedang diam bersembunyi dari semak yang tak jauh dari satu lelaki itu. Sedangkan yg satunya sudah pergi.

Kali ini keberuntungan tidak memihak nya, seekor kecoa merambat mendekati kakinya. Sontak khansa langsung berdiri dan berteriak.

"AKKHHH!!... KECEBONG!! -eh kecoa maksudnya."

"WOII!!." teriak lelaki itu menyadari keberadaan Khansa. Tanpa basa-basi lagi, Khansa berlari sekencang mungkin. Dan lelaki itu mengejar dibelakangnya.

Lagi-lagi Keberuntungan tidak ada padanya. Tembok tinggi menjulang didepannya.

"Mau kabur kemana lagi?" Ucap lelaki itu menunjukkan smirk jahatnya.

Khansa memutar tubuhnya dengan putus asa. Lelaki itu merogoh saku dalam jaket kulit hitamnya. Benda hitam itu digenggam dan diacungkan tepat kearah Khansa.

"Ja --jangan....-".
.
.
.
.
DORRR!!
.
.
.
KEDEBUGHH!!
.
.
.
"Awwkhh...." ringis Khansa jatuh dari kasur. "Huh! Untung cuma mimpi."

"Ada apa si sa?". Tanya Lusi yg mengucak matanya baru saja terbangun.

"Gua masih hidup?" Tanya Khansa yang terbangun dari tidurnya dan mulai sadar kalo tadi cuma mimpi.

"Ya lo masih hidup sa. Emang nya lo mimpi apaan sih? Sampe ketakutan gitu" tanya fanny. Fanny dan lusi memang sengaja menginap dirumah Khansa.

"Gua mimpi dibunuh pake pistol" jwb Khansa dengan wajah yg masih ketakutan.

"Ah lo sih nge-game Free fire mulu jadi kebawa mimpi kan." Ucap Fanny yg sudah tau persis kebiasaan Khansa.

~TokTokTok

"Khansa bangun nak sudah jam berapa ini kamu nggak sekolah" teriak seorang wanita paruh baya di balik pintu.

"Iya mah ini lagi siap - siap" jwb Khansa sedikit teriak.

Tanpa basa-basi Fanny langsung lari menuju kamar mandi dan di ikuti  oleh kedua sahabatnya. Niatnya Fanny ingin mandi duluan tapi hasilnya nihil sahabatnya menghalangi nya. Dan akhirnya mereka malah berebutan didepan kamar mandi.

"Gua duluan Fan" ucap Khansa menarik tangan Fanny yang ingin memasuki kamar mandi.

" nggak! gua duluan, lo mah lama"

"Lo yang lama! Gua mah cepet. Awass" 

"Lo tuh kalo mandi se-abad sa, Minggir gua duluan"

~Brukk

Lusi menutup pintu kamar mandi dengan sangat kencang sehingga suaranya membuat perdebatan antara Fanny dan Khansa terhenti.

"Maaf ya guyss gua duluan, kalian berantem aja dulu" teriak Lusi dari dalam kamar mandi dengan wajah cengengesan.

"LUUSSSIIIIII!!!!" Teriak Khansa dan Fanny berbarengan.  Lusi hanya tertawa di dalam kamar mandi.

Tak lama mereka bertiga sudah rapih dengan seragam putih abu-abu. Mereka langsung menuruni anak tangga dan menuju meja makan. Sudah terlihat ada wanita paruh baya dan anak laki-laki memakai seragam putih biru sedang sarapan di meja makan.

"Selamat pagi tante Dita yang cantik" ucap Lusi dan Fanny berbarengan dengan wajah sumringah. Ya wanita itu adalah Mama nya Khansa yang bernama Dita Clarissa.

"Pagii juga cantik , sinih sarapan bareng" ajak Dita. Fanny ,Lusi, dan Khansa pun langsung duduk.

"Lo belum berangkat Vin?" Tanya Khansa kepada seorang anak laki-laki berseragam putih biru.

"Belum ka. Nanti Alvin berangkat bareng Kaka ya, soalnya papa udah berangkat duluan ada Meeting" ya pria itu adalah Alvin Praditya adiknya Khansa yang duduk dibangku SMP kelas VII.

"Yaudah iya."

Akhirnya mereka memakan sarapan dengan saling melempar candaan. Tawa selalu pecah ketika tingkah konyol Lusi yg sangat lugu. Selesai makan, mereka pamit ke orang tua Khansa dan pergi.

"Kita pamit ya Tante... assalamualaikum." Ucap Lusi dan Fanny berbarengan.

"Iyaa... hati-hati ya." Ucap Mama khansa lembut.

🍄🍄🍄🍄

"Assalamu'alaikum ka." Ucap Alvin pamit pada kakaknya, Khansa.

"Iyaa... belajar yang rajin ya, jangan bandel." Ucap Khansa.

Khansa, Lusi dan Fanny melanjutkan perjalanannya. Lusi mengambil alih radio mobil. Ia memutar lagu 'anne Marie, rockabye'. Sedangkan Fanny tetap fokus kedepan sambil menyetir.

"So, rockabye baby, rockabye~~ I'm gonna rock you. Rockabye baby, don't you cry~~ Somebody's got you~~"

suara Lusi membahana didalam mobil. Sedari tadi ia sendiri asik-asikan karaoke.

Sedangkan Khansa sibuk stalk orang di Instagram. Memang sudah lama Khansa adalah seorang stalker handal. Jadi sahabatnya tidak repot-repot mendapatkan informasi.

🍄🍄🍄🍄

Si indah beli kaca
Lalu dikasih ke tatang.
Sudah baca
Jangan lupa kasih bintang.
😉


Salam manis:)

Enemy Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang