#03. Awal pertemuan

85 4 0
                                    

Hari ini bagaikan surga dunia. Pagi-pagi sekali tiga sekawan menikmati free class nya dikelas yg sepi. Anak-anak yg lain tengah menikmatinya dikantin, di perpus, ataupun ditoilet.

"Sa, lus. Gua ke toilet dulu ya." Ucap Fanny pamit ingin pergi ke toilet.

"Gua temenin gak?" Tawar Khansa.

"Gausah elaahh.. cuma ke toilet doang, bukan ke Arab." Ucapnya dan langsung berlari keluar kelas.

Kini dikelas hanya ada Lusi dan Khansa. Suasana sangat sepi. Suara kipas angin di langit-langit, menjadi salah satu suara yg mendengung  di penjuru kelas.

"Lo kemarin kenapa kabur lus? Segala ninggalin gua." Tanya Khansa dengan muka masam. Sedangkan Lusi hanya cengengesan dengan wajah tanpa dosa.

"Maafkan aku, kau ku tinggali~~" ucap Lusi bernyanyi dengan mengubah lirik lagu 'peterpan, yg terdalam'.

"Seriusss Lusii!!." Kesal Khansa.

"Yaa... namanya juga refleks sa. Gua kira si kunti jatoh dibelakang gua. makanya gua panik dan kabur." Jelas Lusi panjang kali lebar bagi tinggi.

"Iyaiyaa.. paham dah paham."

"Bay de wey... kemarin itu siapa sih?" Tanya Lusi mulai penasaran.

"Mana gua tau." Sahut Khansa mengangkat kedua bahunya, acuh tak acuh.

🍄🍄🍄🍄

Fanny berjalan setengah berlari menuju toilet. Langkahnya tidak teratur karena ia sangat terburu-buru.

Tibanya dibelokkan lorong, Fanny sedang tidak fokus berjalan dan menabrak seseorang. Dirinya terhuyung dan mendarat dilantai. Sedangkan yg ditabraknya hanya oleng ke samping.

"Awkhhh..." ringis Fanny kesakitan.

"Sinih gua bantu" ucap seorang cowok yang ditabraknya sambil mengulurkan tangan dan tersenyum manis. Fanny mendongakkan kepalanya.

"Aduh sorry ya gua gak sengaja." Ucap Fanny merasa bersalah.

"Iyaa Santai aja. Lagian lo buru - buru amat sih udah kaya dikejar setan." Canda cowok itu mencairkan suasana.

"Iya nih gua kebelet mau ke toilet, byee." Ucap Fanny langsung pergi ke toilet karna sudah benar-benar kebelet.

Cowok itu hanya menatap punggung Fanny yang mulai menjauh sambil tersenyum tipis.

'Lucu juga tuh cewek.' batin cowok itu sambil berbalik dan pergi menghilang dari balik lorong.

Selang 3menit, Fanny keluar dari toilet. Dan bergegas kembali ke kelas.

"Huh! Legaa..." ucap Fanny sambil berjalan dengan santai.

"FANYY!!..." teriak seseorang dari belakang. Refleks Fanny mundur tiga langkah dan menghadap orang yg tadi manggilnya.

Dihadapannya Bu Ida sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan ruang BK. Hawa gelap terasa saat ditatap horor oleh guru BK tersebut.

"Hm.. ada apa Bu?" Ucap Fanny mencoba tetap santai.

"Ibu boleh minta tolong?" Ucapnya yg terasa menyeramkan.

"boleh Bu".

"Tolong panggilkan Khansa teman kamu itu. Suruh ke ruangan ibu sekarang."

Enemy Becomes LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang