story by
peachyukee
Awal mula cerita ini di latar belakangi oleh kisahku. Tentang bagaimana payahnya seorang laki-laki yang selama ini dimabuk kasmaran. Tidak seperti kata banyak orang bahwa pria hanya menggunakan logika, nyatanya aku tidak. Bukan berarti aku tidak punya logika, tapi menggunakan hati dalam permainan cinta memang lebih menyenangkan.
Ya, menyenangkan sekaligus menyedihkan juga bila cintamu diabaikan. Sebenarnya ini salahku sendiri. Aku yang payah. Aku yang memang pendiam.
Dan aku juga yang terlalu cinta padanya.
― Perantara Kata
Lee Donghae. Seorang mahasiswa fakultas arsitektur dan desain semester delapan. Mendalami bidang arsitektur memang menyenangkan. Maksudnya mengerjakan semua tugas dan maket itu, Donghae menikmatinya.
Dia orang yang rajin dan detail. Dari tiap jengkal garis hingga warna yang digunakan, Donghae memperhatikan itu semua. Menjadikannya mahasiswa kesukaan dosen. Hingga lebih dari tujuh kali Donghae diangkat menjadi asisten.
Pengalaman, bakat, kemampuan, dan otak cemerlang, semua itu dimiliki olehnya. Hanya satu yang kurang. Orang yang ia sayangi. Atau mungkin cintai, Donghae pun tidak yakin. Dia merasa ada yang kurang.
Tak ingin kehilangan, padahal cinta itu bukan miliknya.
"Donghae, selamat! Akhirnya idemu diterima!"
Ah.
Suara itu.
Terdengar riang dan lembut di waktu yang bersamaan. Tak hanya disambut oleh suara, Donghae juga mendapat pelukan hangat. Orang itu memeluknya erat, sangat rekat tak peduli pada tatapan orang di sekitar.
"Terima kasih, Hyukjae."
"Tentu, doakan aku cepat menyusul."
Dia sangat paham. Nada orang itu memang penuh harap, ingin segera menyelesaikan studi. Terjebak dalam revisi proposal memang menyebalkan. Donghae hanya bisa menawarkan bantuan, tetapi orang itu terus menolaknya. Alasan basi, takut bila saat ujian ia tak dapat menjawab dengan mantap.
"Pasti. Apa kita tidak berfoto?"
"Oh, kalau foto itu harus!"
Dengan itu, Hyukjae dengan asal meminta tolong pada seorang kenalan yang kebetulan menghampiri. Teman baik Donghae, Changmin.
"Tolong foto aku dan Donghae dulu."
Meminjamkan ponsel, dan meminta bantuan untuk difotokan. Mencetak lembar kenangan baru tentang peristiwa itu.
Foto Donghae sesudah ia lulus uji proposal. Bersama dengan Hyukjae.
Orang yang selama ini dia puja dalam keheningan. Si manis yang ia harap-harap akan memahami isi hatinya dan membalas perasaan itu.
Dia tidak pernah berani. Lawannya adalah kakak tingkat yang saat ini sudah sukses di dunia kerja. Donghae masih tak paham bagaimana susahnya dunia luar kampus, tapi yang jelas ia cukup tau diri. Bila Hyukjae memilih laki-laki itu, berarti ia tak hanya memandang dari segi materi.
Itu mungkin karena nyaman, atau memang karena sudah jatuh sangat dalam.
Donghae semakin urung bila memikirkan itu. Ia sangat tidak percaya diri bila membandingkan dirinya sendiri dengan laki-laki pujaan Hyukjae. Kalau boleh jujur, ia juga takut ditolak, menjauhkan Hyukjae darinya.
"Masalahnya bukan sekedar itu, Donghae. Kau tidak akan menemukan bangunan model seperti itu di sini."
Donghae kembali menatap sketsa yang ia buat. Disertakan dengan beberapa poin tulisan dari teori yang dia dapat di sumber tepercaya. Tentu saja sketsa bangunan miliknya sudah ditemani oleh coretan sana sini dari dosen. Beberapa menghapus garis, sisanya menambahkan masukan di sana.
"Internet cukup membantu."
"Yakin? Padahal aku bersedia menemani jika kau memang perlu pergi ke negeri itu. Hyukjae dan Shindong juga pasti mau."
Bukan langsung menjawab, Donghae terkekeh agak keras. Mendengar nama itu membuat hatinya makin pundung. Bimbang ingin berharap yang baik-baik atau langsung mundur saja dengan tidak mengajaknya.
― T B C
Lanjutnya, judul per chapter adalah judul lagu. Kalau bosen bisa sambil dengerin lagu tsb. Maaf juga kalau ―mungkin sangat cringe. Ini sering kutulis kalau lg sedih atau bete hehe.
Semoga menghibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hapus Jarak [HaeHyuk] .discont
RomanceMengajak Hyukjae ke Yogyakarta itu bukan sekedar modus. Donghae memang perlu melihat-lihat tipe bangunan di daerah sana untuk data skripsi. Tapi kalau sampai Hyukjae terpikat dengan Donghae karena trip mereka, ya itu takdir namanya. I n s p i r e d...