chapter 5

8 1 0
                                    

"Masuk" ucap Raka tiba-tiba

Airin kaget bukan main, Airin menunjuk dirinya seolah bertanya 'ke aku ?'

"Iya ke lo. Cepetan naik"

"Bentar ka, aku abisin ini dulu ya. Laper" Airin memang sedang berada di warung pinggir jalan, dikarenakan menunggu terlalu lama dan perutnya yang sudah kelaparan akhirnya dia memutuskan untuk mencari jajanan.

Raka hanya menghela napas dan mengangguk

"Kaka mau ?" tanya Airin dan menyodorkan 1 bungkus cemilan

"Cepet abisin, lama sih" gerutu Raka

Airin hanya tersenyum dan segera membayar jajanannya.

Setelah berhasil menaiki motor besar Raka, Airin berkata "ka ?"

Raka menoleh "kenapa ?" tanyanya

"Minjem jaket boleh ga ?"

"Buat apa ? Kedinginan ?" tanya Raka bingung

"Bukan, kaki aku keliatan" ucap Airin sambil tersenyum manis sekali.

Raka mengangguk "nih" menyodorkan jaket kulitnya pada Airin.

"Kaka dingin ga ?" tanya Airin

"Udah pake aja, bawel" ketus Raka

Airin hanya mengangguk

"Ka, maaf ya aku ngerepotin" ucap Airin pelan ketika masih diperjalanan

Raka tidak menggubrisnya

"Kaka pasti cape banget ya bulak balik ke sekolah ?" Airin tak akan menyia-nyiakan waktu ini untuk sekedar berbincang dengan sang kaka

"Udah tau pake nanya" jawab Raka ketus

Airin mengangguk dan memilih menatap jejalanan kota yang padat.

Sesampainya di rumah, Airin segera mencari mamanya. Sedangkan Raka langsung masuk ke kamar.

"Aku pulang ma" kata Airin saat sudah menemukan mamanya di taman belakang rumah

Mamanya tersenyum dan mengelus puncak kepala Airin, "gimana tadi di sekolah?" tanya mamanya sambil mengelus puncak kepala Airin.

"Baik ma" jawab Airin sambil tersenyum manis.

"Yaudah kamu cepet mandi, nanti ke bawah buat makan bareng" ucap mamanya sambil berjalan menuju dapur untuk menghangatkan makanannya.

Empat puluh menit waktu yang dihabiskan oleh Airin untuk membersihkan dirinya. Ia pun segera turun untuk makan sesuai dengan perintah mamanya.

"Ka Raka udah makan mah?" tanya Airin saat mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Belum, kamu makan aja dulu. Nanti kakakmu biar mamah yang urus" ucap mamanya sambil tersenyum.

Airin hanya tersenyum tipis untuk menanggapi. Dirinya tau bahwa kakaknya tidak akan mau makan bersama dengannya, terkecuali jika ada papah. Papanya akan marah jika Raka bersikap begitu pada Airin.

Setelah menyelesaikan makannya, Airin segera membantu mamahnya mencuci piring bekas makan tadi.

"Ririn sekelompok sama kaka Mah di mata pelajaran Matematika" ucap Airin dengan riang.

Mamahnya menoleh dan tersenyum "wah seru dong! Nanti kerja kelompoknya di rumah aja haha" ucap mamanya sambil tertawa

"Tapi sekelompok bertiga Mah. Satu lagi sama Daren" ucap Airin

"Ajak aja teman Ririn ke sini. Biar mamah kenal juga sama temennya Ririn selain Karin"

"Yaudah nanti Ririn ajak Daren ke sini ya Mah" mamahnya tersenyum bahagia dan mengangguk antusias.

"Mamah tunggu yaa. Oh iya, mau dibuatin apa nih buat kerja kelompoknya?" tanya mamah

"Kalo Ririn apa aja yang penting mamah yang masak hehe" kata Airin sambil menyenggol lengan mamahnya

"Mamah ga nanya Ririn ya. Mamah tanyanya ke Daren wleee" ucap mamahnya menggoda

"Ish mamah ngeselin. Anaknya kan Ririn mah." ucap Airin kesal

"Iya deh iya, anak mamah yang cantik mau dibuatin apa?" ucap mamahnya sambil tersenyum

"Samain kaya Ka Raka aja"

"Oke! Kalau Daren mau dibuatin apa?" tanya mamahnya lagi

"Gatau, nanti aku tanya Daren deh ya" ucap Airin dan berlalu mencari gawainya di kamar.

Sedangkan Raka baru saja keluar kamarnya dengan kaus oblong berwarna abu-abu dan celana selututnya, ditambah jam tangan hitam yang melingkar dengan manis di lengannya.

"Kaka mau makan apa? Biar mamah ambilin" ucap mamahnya lembut.

"Ga usah, biar ambil sendiri aja" ucap Raka yang tak mau merepotkan mamahnya.

Mamahnya mengangguk dan kembali duduk sembari memperhatikan putra sulungnya yang kian hari semakin tampan dan menjadi pria manis.

"Kenapa ngeliatin terus?" tanya Raka yang hendak menyuapkan nasinya ke mulut.

"Gapapa, mamah cuma mau liatin kakak makan aja. Soalnya kalo makan pagi pasti kita ribut terus" ucap mamanya pelan sambil tersenyum

"Iya, gara-gara tiap hari mamah bahas Airin" ucap Raka datar dan kembali menyendokkan nasi ke mulutnya.

"Maaf ya" hanya itu yang mamahnya ucapkan.

Raka tak menanggapi dan segera menghabiskan makanannya.

"Oh iya, Kakak mau dibuatin apa buat lusa kerja kelompok?" tanya mamahnya antusias

"Kerja kelompok?" tanya Raka bingung

"Iya. Kakak satu kelompok sama adek kan? Mamah nyuruh adek buat ajak temen kelompok kalian yang namanya Daren ke sini. Kerja kelompoknya di rumah aja ya?"

"Terserah mamah aja" jawab Raka santai

"Ih mamah bingung. Adek tadi nyuruh samain kaya kakak, terus kakak malah bilang terserah. Bunda pusing" ucap mamahnya kesal

"Yaudah yang penting kuenya basah. Raka gasuka kue kering" ucap Raka dan meletakkan piringnya di westafel.

"Raka ke Risa dulu ya" Raka segera menuju rumah Risa yang letaknya tak jauh dengan rumahnya.

Like the Hiroshima BombTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang