ALF. Daddy

4K 190 31
                                    

🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

Rian menduduki sofa empuknya di ruang tengah. Snack kesukaannya menjadi pegangan selama kartun di televisi itu terus bergerak. Tangannya itu tak berhenti memasukkan kepingan snack rasa susu itu kedalam mulutnya hingga menggembung lucu.

"Tadaima!" (Aku pulang) suara itu membuat Rian menoleh cepat ke arah pintu apartmentnya. Rian sejujurnya memiliki darah Jepang dari mommynya yang 2 tahun lalu telah tiada akibat kecelakaan. Mereka sedikit terbiasa dengan kosakata Jepang maka tidak heran.

"Daddy!!" Rian berdiri di sofa tempatnya untuk melihat daddy nya itu

"Um sayangnya daddy" Fajar menggendong Rian kecil pada tangan kokohnya. Mencium pucuk kepalanya dan beberapa kali berputar menggendong putranya itu. Rian hanya tertawa memeluk leher Fajar erat.

Setelah mendudukkan Rian kembali pada posisinya, ia melepas dasi yang membelit lehernya seharian. Saat akan melepaskan jas kerjanya Rian lantas naik ke pangkuan daddy nya

"Daddy jangan dilepas! Ian mau celita," kata Rian lucu dengan mata bulat dan binirnya yang mempout sedikit

"Ian mau cerita apa hm? Daddy gerah sayang pake jas terus," Fajar berusaha menjelaskan pada Rian kecil yang masih memainkan kancing jasnya. Fajar memberi pengertian sambil mengelus rambut halus Rian.

"Ta-tapi.. Ian lebih cuka daddy pake jas," mata bulat itu beberapa kali mengedip lucu.

"Memang kenapa kalo daddy pake jas?" Fajar mengecup kening Rian sekali lagi. Rian terlalu menggemaskan untuk dilewatkan.

"Ian cuka baunya daddy. Jangan dilepas ya.. pwease.." Ian menyatukan kedua tangan mungilnya di depan dadanya sambil memasang puppy eyes andalannya.

" Ian menyatukan kedua tangan mungilnya di depan dadanya sambil memasang puppy eyes andalannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ini mah kitten pak yalord :") FAJAR MANA TAHAN)

'Sht, kenapa Rian bisa semenggemaskan ini Tuhan' batin Fajar panik. Iya. Ke uwu an anaknya itu benar-benar membuatnya khawatir terhadap keadaan jantungnya.

"Okay daddy ga lepas jasnya buat ian."

"Yeaay!! Cayang daddy!!" Rian tersenyum lebar mengecup pipi Daddynya. Setelahnya ia menenggelamkan diri pada jas yang digunakan Fajar.

(Jadi ian tu masuk ke jas nya fajar gitu. Sambil ndusel2 uwu di bagian perut sama dadanya fajar gitu loh yalord)

Aroma khas Fajar masih lekat dan itu membuat Rian nyaman sekaligus hangat. Rian beberapa kali menggerakan kepalanya pada dada bidang Fajar menikmati hangat tubuh Fajar.

Fajar menyalakan pendingin ruangan itu dengan suhu yang lebih kecil. Paling tidak bisa meredakan tubuh dan otaknya yang mulai gerah. Entah karena jas yang ia pakai atau karena Rian duduk dipangkuannya sambil bergerak nyaman dan uwu.

"Tadi katanya Ian mau cerita? Ian mau cerita apa tadi hm?" Rambut halus Rian tepat di bawah dagunya. Ia mengecup pucuk kepalanya menghirup aroma stroberi dari situ.

[Wait, what?!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang