Sleep tight

3K 181 17
                                    

Warning: nothing special.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Baru 2 sendok dan Rian sudah menolak apapun masuk ke mulutnya.

"Ian satu lagi yaa" Fajar masih berusaha membuat Rian membuka mulutnya

"Ndak mas.. mual" Rian menyenderkan kepalanya pada bahu kokoh Fajar

"Yaudah, sekarang minum obatnya ya.." Fajar menyiapkan obat Rian dengan telaten. Setelah Rian menelan beberapa pil obatnya, ia kembali menyamankan posisi tidur sementara Fajar membereskan alat makan.

Setelahnya Fajar kembali dan menyamankan posisinya dengan Rian agar lelaki manis itu nyaman dalam pelukannya

..

Sudah beberapa jam Rian beristirahat, tapi demamnya tak kunjung munurun. Ia lantas menemui Ihsan di lantai bawah yang tengah menyiapkan makan siang

"Ma, Ian kok panasnya ga turun-turun si.. bawa ke dokter aja ya.." Fajar menatap Ihsan memohon

"Sini biar mama cek"

Ihsan dan Fajar sampai di kamar Rian. Ihsan  mengecek suhu tubuh Rian yang bahkan sedikit lebih tinggi suhunya

"Bentar, mama kabarin papa Bayu dulu. Kamu jagain Dek Ian di sini aja" Ihsan meninggalkan Fajar di dalam kamar Rian

"Sayang cepet sembuh. Mas ga suka diemnya kamu yang kayak gini. Mending kamu ngomel daripada kamu diemin mas kayak gini" Fajar mengusap tangan Rian beberapa kali mengecupnya sayang. Tangan satunya tak lupa bertengger apik mengusap kepala Rian sayang

...

"Bay, ian sakit tu"

"HEH ANJIR KOK BISA SI!! ANJIR ANJIR ANJIR MUSTI PULANG GW YAWLAH" Bayu nampak panik saat pasangan hidupnya (re. Ihsan) menghubunginya via vidcall

"Brisik sat. Tenang ae noh ada Fajar yang jagain. Udah tenang ae lu." Ihsan memasang wajah flatnya.

"Duh, can gimana dong. Kan gw pengen nge cium 'pain pain go away' gituu biar kawaii gitu loh" muka Bayu dibuat semelas mungkin

"Bodoamat njir" Ihsan memutus sambungan vidcall secara sepihak.

...

Saat Rian membuka matanya ia melihat Fajar tengah menatapnya sedih

"Jangan melas gitu mas mukanya" Rian mengusap pipi Fajar pelan.

Suara parau Rian membuat Fajar menggenggam tangan hangat itu

"Ke dokter ya dek, suhu kamu ga turun loh.. mas takut kamu kenapa-napa" Fajar terus menatap Rian sayu

"Aku gapapa mas" Rian tersenyum lemah.

"Oke. Kalo gitu.. " Fajar menggantung perkataannya. Ia beranjak berdiri dan melepas kaosnya hingga kini ia topless

"Sini tularin sakitnya ke mas. Gapapa mas sakit. Yang penting kamu baik-baik aja." Fajar berbaring sambil memeluk Rian erat.

Rian merasakan pipinya semakin menghangat. Pipinya semakin bersemu merah mendapat perlakuan Fajar yang satu ini

Rian berusaha menjauhkan Fajar dari badannya agar tidak tertular sakit

"Jangan nolak. Kamu gamau ke dokter yaudah biar mas aja yg sakit terus mas yang ke dokter." Sedetik kemudian Fajar mengecup bibir Rian dan melumatnya beberapa kali.

Rian berusaha menjauhkan Fajar tapi tenaganya tak cukup kuat. Ia menepuk dada Fajar pelan. Ia butuh asupan oksigen

"Hah.. hah.. hah.. mas jangan lagi.. nanti mas fajar yang sakit" Rian menatap Fajar dengan sayu

"Bodo amat" saat Fajar ingin mendekatkan kembali kedua bibir mereka, Rian langsung menahan Fajar .

Rian menempelkan pipinya pada dada bidang Fajar dan balas memeluk erat Fajar.

"Maaf mas.. bikin mas fajar khawatir" Rian membentuk pola abstrak pada dada bidang Fajar. Ia cukup resah sekarang. Rian telah membuat Fajar sebegini khawatir.

"Udah ga usah minta maaf. Lain kali nurut sama mas ya. Kalo dibilangin jangan main hujan, ya nurut. Masih pusing?"

"Um.." Rian mengangguk pelan

Fajar mengecup kening Rian dalam
"Pain pain go away~" bisik Fajar pelan.

Diam-diam Ihsan mengabadikan moment keduanya dan mengirimkan video itu pada Bayu

_'pain2 go awaynya udah diwakilin sama mantu'_

Rian perlahan mulai memejamkan matanya. Kecupan dalam dan dekapan hangat Fajar terasa sangat nyaman bagi Rian.

Ia mulai jatuh tertidur dengan perasaan nyaman yang menyelimutinya

"Sleep tight Ian, sayangnya mas fajar" Fajar setia menemani Rian yang tengah terlelap. Sesekali  menyamankan posisi mereka. Fajar masih setia mengusap pipi Rian yang bersemu merah krna demam.

...

"Mas.. udah tenang dulu ya.. ian di sini udah cup cup.." Rian memeluk Fajar erat

Fajar baru saja mendapat mimpi buruk. Kabar demamnya Rian membuatnya kalut setengah mati. Kekalutannya membuat mimpinya memburuk. Barusan ia bermimpi Rian pergi.

Fajar langsung terbangun mendapati air matanya mengalir deras.

Setakut itu lah Fajar saat tau Riannya tengah sakit.

"Jangan pergi ya dek" Fajar memeluk Rian erat

"Ian sama mas Fajar." Rian tersenyum mengusap pipi Fajar

"Thnks" Fajar menubrukkan bibir mereka berdua. Membawa keduanya masuk ke dalam ciuman panjang yang manis. Kelegaan menyelimuti Fajar. Nafas rian tidak sepanas tadi. Dan ia lega Riannya masih bersamanya.

🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤

Huehue :)

Mon maap ini nothing special jadi mon maklum :v

-dee

[Wait, what?!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang