Mata legamnya menatap nyalang pria yang duduk dengan angkuh di atas singgasana. Helaian panjangnya berkibar ketika angin malam bergemuruh menerkam puncak pagoda tempatnya berdiri. Ia terusir. Adik iparnya mengusirnya dari singgasana yang seharusnya menjadi miliknya. Adiknya yang bodoh telah jatuh cinta pada pria iblis ini. Adiknya yang lemah telah dibutakan oleh iblis betdarah dingin ini hingga kematian merenggutnya.
"Jadi...?"
Kedua tangannya terkepal erat, menciptakan pusaran angin kecil disekitarnya. "Kau membunuh Karam!"
"Ya. Istri bodoh itu terlalu memujaku hingga ia terlihat seperti parasit."
"Beraninya kau! Kuburannya masih basah dan kau berani mendudukkan dirimu sendiri di atas tahta! Tidak tahu malu!"
Dalam sekejap pria itu sudah berdiri di hadapannya, menatap tajam penuh ancaman padanya. "Kau menolak menjadi istriku. Akan lebih baik jika kau segera menyusul adik bodohmu itu. Atau kau ingin rakyatmu binasa?"
Mata hitam legamnya menatap sendu kaki pagoda. Di sana, ratusan rakyatnya dikumpulkan, siap disembelih jika dirinya menolak bernegosiasi. Tetapi jika pilihannya hanyalah menjadi istri iblis kejam ini atau mati maka ia akab memilih kematian, jika dirinya bisa mati.
Adiknya yang bodoh menikahi iblis kejam itu usai ayah mereka meninggal karena penyakit tuanya. Sebulan kemudian adiknya meninggal karena penyakit misterius. Seminggu yang lalu ia dipaksa lengser dari tahta karena sang ipar melakukan makar, mengancamnya menggunakan rakyat.
"Aku tidak keberatan kau menghangatkan tempat tidurku, Kakak! Bukankah wajahmu dan si bodoh itu mirip? Hm, tetapi tentu saja ekspresi marahmu lebih menggairahkan daripada si bodoh itu!"
Dengan aliran angin yang terkumpul disekitar tangannya, ia menampar pria iblis itu hingga sudut bibirnya berdarah.
"Jika bukan Yang Mulia Jaejoong yang menamparku sudah ku pastikan kepalanya menjadi mainan anjing. Tapi karena Yang Mulia Jaejoong maka akan ku ampuni tangan lancangmu yang lembut ini!" ia mencengkeram pergelangan tangan Jaejoong, mendekatkan pada bibirnya sebelum menjilati jemari indah itu dengan lembut dan perlahan.
Jaejoong terbelalak ketika jemari berkuku tajam itu menembus dada kirinya, meremas jantungnya dengan keji.
"Yang Mulia, dikehidupanmu yang akan datang ku kutuk dirimu untuk menyembahku hingga kau tidak bisa bernapas tanpa memikirkanku!"
Jaejoong memuntahkan darah dari mulutnya. Bibirnya bergetar. Tatapannya nyalang penuh dendam. "Aku bersumpah untuk napas yang tersisa pada diriku! Kau akan mati ditangan orang yang kau cintai!" usai berkata seperti itu tubuh Jaejoong memudar, perlahan-lahan daging tubuhnya berubah menjadi kupu-kupu hitam yang terbang menuju langit. Lalu hilang tak berbekas.
🍂🍂🍂
🍂🍂🍂
🍂🍂🍂
16 Februari 2019
NaraYuuki
KAMU SEDANG MEMBACA
Draff YunJae ✔️
Fanfiction"Kau terlalu indah...." gumam Yunho ketika jemarinya menyentuh helaian halus Jaejoong, mengambil sisir dan mulai menyisir rambut indah itu perlahan-lahan, "Terlalu indah hingga ingin ku miliki untuk diriku sendiri. Aku tidak rela membagimu dengan ya...