PROLOG

42 10 7
                                    

"Dia mengajarkan aku arti sebuah tawa yang sesungguhnya, bukan tawa yang menyakitkan. Tapi akankan ini bertahan lama. Aku hanya bisa berharap semoga iya. "

Drtt drttt drtt.
Biar aku yang pergi, biar aku yang tersakiti biar aku yang berhenti, berhenti mengharapkan mu.

"Hallo"

".................... "

"Gue di Rumah"

"................. "

"Ngapain, mager ah"

".................. "

"Iy ehhh... " Sambungan terputus begitu saja.

Dasar temen laknat batinnya.

Bella langsung memilih baju dan segera mandi. Setelah mandi Bella tidak menggunakan Make up yang terlalu tebal, Bella hanya menggunakan bedak tipis dan mengoleskan lip gloss ke bibirnya agar tidak terlihat pucat. Bella memperhatikan penampilannya, untuk memastikan apa ada yang kurang atau tidak.
pakaiannya cukup simpel menggunakan celana panjang dan kaos T-shit dilapisi jaket yang pas untuk  badannya.

"Bi aku pergi dulu ya" sambil mencium tangan bibi

"Iya non, jangan pulang malem-malem ya non"

"Siap bik, ya udah aku berangkat dulu"

"Hati-hati non "

Bella tinggal dengan Bi siti yang udah mengurus Bella sejak kecil,Ayah dan Ibu Bella tinggal di London.Bella pernah diajak oleh orang tuanya tapi dia menolak tawaran itu, karna Indonesia adalah negara kelahirannya walaupun ia tak sepenuhnya dibesarkan di negara ini.Ayah dan ibunya sering berkujung setahun sekali atau 4 Bulan sekali tergantung kesibukan yang ada disana.Bella menuju bagasi mobil, Dia membuka pintu kemudi lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Jalanan yang tidak terlalu padat memudahkan Bella untuk sampai ditempat tujuan dalam waktu 10 menit.

cafe Mosta yang terletak dipinggir jalan itu ternyata banyak pengujungnya, Bella harus mencari tempat parkir karna pengujung banyak yang menggunakan transportasi pribadi yang didominasi oleh anak muda.

Setelah 5 menit mencari tempat parkir akhirnya Bella menemukan tempat parkir yang lumayan jauh

"Gila padet amat, nyari parkir kek nyari jodoh" Kata Bella

Bella mengambil tas selempang yang Dia letakkan disampingnya. Dia berjalan menuju pintu Cafe yang terkenal dengan dekorasi ruangan yang sesuai selera anak muda, bahkan ditempat itu tersedia 2 lantai. lantai paling atas atau sering disebut autdoors yang menambah nilai plus Cafe Mosta ini.

Bella membuka pintu dan mengedarkan pandangannya ke kanan dan kekiri untuk mencari sahabatnya.

"Itu Bella " Ucap Ara sambil menunjuk kearah Bella

"Oh Iya, Bella! " Teriak Rissa

Bella berjalan menundukan kepalanya menuju meja yang diisi Ara, Rissa, dan Valen.
Sebagian besar pengujung cafe memperhatikan kearahnya karna teriakan Rissa.Ara hanya bisa berpura-pura main hp, sedangkan Valen menutup kuping dengan kedua tangannya.

Goblok bikin malu pakek teriak segalak runtuknya dalam hati

"Berisik" Ucap valen

"Hehehe, maaf takut Bella nggak denger" Jawab Rissa sambil nyengir kuda.

"Hay, ada apa nih tumben ngajak ngumpul, eh ngk ngajak tapi maksa" Ucap Bella Sambil menekan kata akhir.

"Sekali-kali Bel" Ucap Ara.

"Udah-udah, mau pesen apa lo Bel" Ucap valen.

"Jus alpukat aja sama cake rasa vanilla"

Setelah itu Valen mengangkat tangan untuk memanggil waitress, karna tinggal Bella yang belum memesan makanan.

"Mbak saya pesen jus alpukat satu sama cake rasa vanilla satu" Ucap valen.

"Ada lagi mbak? "

"Udah itu aja"

"Saya ulangi ya mbak, jus alpukat satu, cake rasa vanilla satu".

Valen hanya mengangguk membenarkan ucapan waitress tersebut.

"Ditunggu ya mbak"

Setelah itu waitress pergi dari hadapan Bella cs, selang 5 menit waitress itu datang lagi membawa minuman yang dipesan Bella.
saat melihat-lihat isi cafe, Ara melihat sosok yang familiar.

"Eh bukanya itu Leon, Raka, Rava,Rama? " Ucap Ara sambil memperhatian Leon dan teman teamnya dengan senyum yang berseri.

"Dasar cogan aja pikiran lo" Ucap Bella sambil menonyor kepala Ara.

"oh iya itu Leon makin ganteng ya" Ucap Rissa sambil memperhatikan empat anak cowok yang berada dekat dengan jendela.

"Nih juga satu lagi pikiranya cogan melulu"

"Bodo, semperin yuk" Ucap Ara sambil menarik tangan Rissa.

Disaat bersamaan Rava tak sengaja melihat Bella dan teman-temanya.

"Itu Bella ya?Samperin kuy" Tanya Rava.

"Kuy" Ucap Raka

"Kalian mau ikut nggak" Ucap Rava

"Gak" Jawab Leon.

"Ayolah"

"Gak"

"Ayo Ma"

"Males" Ucap Rama

"Ya udah kalo kalian nggak mau kita berdua aja, di kasih cencan kok nggak mau." Ucap Rava Sambil menarik baju Raka.

Leon dan Rama hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Eh itu Rava sama Raka mau kesini, mau ngapain sih? " Ucap Ara sambil memakan cakenya

"Tau " Ucap valen

Rava dan Raka menyapa Bella dengan senyum merekah, tak lupa Rava dengan gaya playboynya sedangkan Raka dengan gaya andalannya yaitu senyum manisnya.

"Hai Bella, makin cantik aja" Ucap Rava

"Yoi, makin kelihatan bersinar gitu mukanya, abangkan makin suka jadinya" Tambah Raka dengan senyum yang tidak pernah luntur dan kedipan matanya.

Bella memutar bola matanya dengan malas "Thanks"

"Ngapin lo kesini duo curut? " Tanya Ara dengan senyum sinis.

"Ganggu tau nggak, kita tuh mau makan-makan syantik,jadi nggak usah ganggu" Tambah Rissa dengan mata yang menatap tajam Rava dan Raka.

"Sirik aja lo, atau jangan-jangan lo cemburu kalo gue dektin Bella? " Tanya Rava kepada Rissa

"Gue cemburu? Sorry selera gue tuh kek Zany Malik enggak kayak lo! "

"Sensi amat lo berdua? Bella yang gue sapa aja nggak ngegas, udahlah males gue yuk Rav kita pergi males gue disini" Ajak Raka sambil melirik Rissa dan Ara.

"Pergi hus hus" Usir Ara.

Setelah itu Rava dan Raka berlalu begitu saja.

Dasar jelangkung batin Ara dan Rissa hampir bersamaan
**********

Pendek dulu ya heheh:)

Aldena Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang