chapter fourteen.

267 44 0
                                    






perempuan yang sedang menunggu dijemput mamanya menghela napas pelan.

'ini mama lupa anaknya belom pulang apa ya?' batinnya seraya menghela napas lebih berat dari sebelumnya.

tidak sadar, ada motor mendekat kearahnya. pemilik motor itu membuka helm fullfacenya dan menyapa gadis itu.


"eh lo, cewek perpus!"

ah si ketos cuek, batin sang gadis merasa malas.

"setahu gue lo sering adzan di masjid sekolah." balas gadis itu yang tak lain adalah heejin.

"terus?"

"masa gatau assalamualaikum?"

cowok itu nyengir, merasa polos dan bodoh dalam satu waktu. "assalamualaikum rakyatku."

"waalaikumsalam, pak ketos."

"ayo naik" ajak jaemin, si ketos yang sedari tadi berbicara dengan heejin.

"hah?"

"ayo. naik."

"apaan deh gue ga ngerti."

"lo mau pulang kan?" tanya jaemin pada akhirnya.

"iyalah! yakali gue nginep disekolahan," sungut heejin.

"gue anterin pulang."

heejin baru sadar, kalo ketosnya ini tuh pemaksa. nyebelin banget kan? kalo dia bilang ini ya harus ini, kalo dia bilang itu ya harus itu juga. kalo suruh dua duanya harus diturutin.

jadi, heejin iya iya aja akhirnya. daripada ini bocah ngomel ngomel gajelas, poin plusnya adalah: gausah nunggu mama jemput, cepet pulang, ga keluar duit.

thanks to jaemin yang inisiatif buat datengin heejin.

dimotor, mereka ga ngomong apa apa. heejin nya sih emang gamau ngomong, udah capek debat sama ini ketos. beda lagi sama jaemin yang merasakan hawa hawa awkward. DIA YANG NGAJAK BALIK BARENG MASA GA DIAJAK NGOBROL APA APA GITU LOH.

"abis perempatan, rumah lo belok mana?"

"HAH?"

"ABIS PEREMPATAN, RUMAH LO BELOK MANA JIN?"

"KANAN JAEM"

jaemin mikir, ini kok jalannya sama kek mau kerumah gua? ah paling masih lurus lagi.

"JAEM INI BELOK KIRI, MASUK PERUMAHAN TUJUH BELAS"

yah bener sekomplek ini mah, batin jaemin.

"rumah lo jalan apa?"

"jalan akkinda, nomor 12."

"oke."

sesampainya dirumah heejin yang pemiliknya masih terheran heran, jaemin langsung pengen balik tapi heejin nahan jaemin dulu.

"lo tau rumah gue darimana??"

"ya kan tadi lo kasih tau."

"engga, maksudnya tau jalan akkinda dari mana?"

"dari hongkong."

"serius na jaem."

"cih. mau banget diseriusin apa?"

"dah sana balik. kesel gue liat muka lo."

"yaudah. btw, sering sering berangkat-balik sama gua ya"

"dih mauan"

"rumah gue dijalan mansae, kalo lo mau tau."

jalan mansae itu ada dibelakang jalan akkinda. loh berarti bisa aja belakang belakangan? ah tapi mungkin rumah jaemin ga persis dibelakang rumah gue, batin heejin seraya menghela napas.

"tuh rumah gue belakang rumah lo. duluan ya."


ah damn, hidup heejin gaakan pernah jauh dari yang namanya na jaemin. sabar heejin, pas kelulusan pasti kamu bisa lepas dari dia. atau malah makin lengket?



say hi to mbak heejin, yang cantiknya ganahan.

say hi to mbak heejin, yang cantiknya ganahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




>>> spin-off.

"cie, pulang sama siapa tuh?" tanya mama heejin.

"sama orang gajelas. lagian mama kenapa ga jemput sih?"

"yakan mama ada arisan sama ibu ibu komplek. lupa mau jemput kamu. kamunya kenapa ga naik ojol aja? untung jaemin mau nganter--"

nahkan si mama keceplosan.

"KOK TAU NAMANYA JAEMIN?"

"hehe, itu tadi kata mamanya, anaknya satu sekolahan sama kamu, ditawarin bareng sama anaknya. yaudah mama iyain aja. gamakan biaya, kan?"

heejin mau durhaka satu detiiik aja, boleh ga?

"ga makan biaya tapi makan hati ngobrol sama dia. YAAMPUN MANA AKU GA BILANG MAKASIH," panik heejin.

"heh yaampun udah dianterin juga?? sana bilang makasih, sekalian anterin seblak buat tante na."

"AIH SI MAMA IH."





tbc.

[truth.] njm x jhj.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang