05

33 8 3
                                    

Di sepanjang koridor, banyak tatapan kepo dari mahasiswa yang di lewati dua sejoli itu. Genta dan Rena hanya memandang sekilas, dan hanya angguki senyuman jika ada yang menyapa nya.

Jarang-jarang Genta jalan bersama seorang perempuan, kecuali Lely. Adiknya. Dan biasanya, Genta hanya beriringan dengan geng somplak nya, yang sudah terkenal di satu fakultas, bahkan seluruh fakultas.

Genta mengajak Rena menuju kantin, karena jam kelas belum di mulai. Suasana kantin saat itu masih seperti biasanya, tidak terlalu ramai, sebab kebanyak orang pergi ke kafetaria dekat kampus.

"Ngapain lo ngajak ke kantin? Gue ada mata kuliah bentar lagi!" Tanya Rena saat di pintu kantin.

"Udah bentar aja kok, ayoo!!" Ajak Genta dan langsung di ikuti Rena dari belakang.

Mereka mencari tempat duduk di tengah, agar bisa leluasa melihat sekitarannya.

"Lo mau makan apa minum? Apa mau liatin gue aja? siapa tau kalo liatin gue bisa langsung kenyang" Tanya Genta dengan menaik-turunkan kedua alis nya.

"Dih, pede amat lo, tutup panci! Bukannya kenyang, malah berasa mau berak." Ucap Rena dengan memutar bola matanya.

"Sembarangan aja lo, kaleng krupuk. Gini-gini kembarannya manurios nih!" Kata Genta dengan menepuk dada nya.

"Manu-saos baru iya!"

"Udah lo mau pesen apa ntar gue yang bayarin!"

"Mmm... Gue udah makan di rumah tadi, jadi masih kenyang!"

"Owh... Yaudah. BU, MIE AYAM SATU SAMA JUS JERUKNYA SATU YA!" Ucap Genta dengan teriak.

"IYA MAS GENTA!" Teriak bu kantin sama teriaknya nya.

"Gilaa, berisik tau! Ini tuh kampus, hutan!" Ucap Rena dengan menutup kuping.

"Yang bilang ini habitat lo siapa? Lo nya aja yang lebay!"

"Habitat pala lo benjol, kan lo bisa maju pesen baik-baik!" Marah Rena.

Tak ada sautan dari Genta, sebab dari tadi ia memainkan ponsel nya. Rena pun ikut mengeluarkan ponsel nya dari dalam tas. Ia membuka aplikasi line dan terdapat beberapa pesan hanya dari group kelas nya. Lalu ia beralih ke aplikasi Instagram, ia men-scroll layarnya dan hanya begitu-begituan yang mucul.

Ya, semacam endorse, postingan teman-temannya dan beberapa like dan follower.

Hening melanda mereka berdua. Dari tadi Genta memerhatikan Rena dari sudut ponselnya, ia penasaran, seperti ada sesuatu di dalam diri Rena.

"Mmm... Nama gue Genta, nama lo siapa?" Tanya genta mencairkan suasana. Ya, Genta tidak mengetahui nama perempuan tersebut, karena setiap berpapasan, Rena hanya uring-uring an jika melihatnya.

"Gue udah tau! Nama gue Rena!" Jawab Rena yang masih fokus pada ponselnya.

"Lah, kok lo tau nama gue? Benerkan lo buntutin gue terus, ayo tergayung lo!" Tuduh Genta dengan mengangkat telunjuk nya ke depan muka Rena

"Enak aja, buntutin lo, kek kuker aja! Gue tau lah, kan lo yang kenalin diri lo waktu itu!" Ucap Rena sambil memasukan ponselnya ke dalam tas.

"Masa sih, kok gue nggak inget!" Ucap Genta dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Muka, iya masih muda, tapi ingatan udah bangkotan kek gitu" Ucap Rena dengn datanglah ibu kantin dengan membawakan pesenan Genta.

"Ini mas, mie ayam nya!" Suguh bu kantin.

"Iya, bu. Makasih. Sekalian ini uang nya" Balas Genta dengan meletakkan uang diatas nampan mie ayam tadi.

"Kembalian mas, tunggu bentar ya!" Ucap bu kantin lagi hendak berbalik.

MAGIC MATE!! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang