O

500 84 23
                                    



Kening Yein berkerut melihat perbedaan sikap sang ayah sebelum dan sesudah menginterogasi Jungkook. Bukankah sebelumnya sang ayah begitu dingin dan ketus pada Jungkook? Tapi apa ini?

"Istriku, tolong buatkan Jungkook cemilan."

"Jungkook, anggap saja seperti dirumah sendiri."

"Yein-ah, bersihkan kamar tamu sebelum Jungkook menginap."

Klek.

Yein menoleh begitu pintu kamar tamu terbuka. Ia melihat Jungkook yang melangkah masuk setelah menutup pintu kembali. Yein segera menyelesaikan tugas memasang sarung bantal, merapihkan seprei, dan selimut.

"Maaf merepotkanmu." Ucap Jungkook. Lelaki itu menatap Yein sebentar sebelum melangkah menuju jendela dan memandang keluar.

"Tidak, sunbae. Aku tak keberatan." Ucap Yein. Ia melangkah perlahan menghampiri Jungkook dan berdiri di sebelahnya. Melihat taman di komplek rumah Yein yang terlihat dari balik jendela. "Apa yang sunbae katakan sampai Appa sedikit berbeda?" tanya Yein penasaran.

Jungkook menatap Yein sebentar sebelum kembali memandang keluar. "Tak ada. Hanya menjawab pertanyaan dengan jujur."

Yein menggigit bibir bawahnya cemas. "Lalu, apa jawaban sunbae? Kenapa sunbae melamarku?" gumam Yein pelan. Sangat pelan namun Jungkook dapat mendengarnya.

Bodoh, sudah dilamar masih tak tahu diri juga. Nikmati saja uangnya nanti. Lagi-lagi suara dari telinga kirinya.

Apaan sih menyalahkan Yein? Dia berhak tahu dong? Suara dari telinga kanannya.

Kalau sangat ingin tahu, kenapa tak tanya appa saja? Bagaimana kalau Jungkook merasa tak suka dan kemudian pergi? Kali ini suara di telinga kiri seakan terdengar kesal. Yah memang setiap kali berbicara, si telinga kiri ini bernada menyebalkan.

Kali ini aku setuju dengannya, Yein-ah. Hah? Dasar telinga kanan. Sejak kapan si kanan dan si kiri akur?

"Suka."

Darah Yein berdesir hebat. Ia bahkan hampir lupa bagaimana caranya bernapas. Hanya karena mendengar kata suka, ia seperti ini? Sesederhana itu?

"Itukah jawaban yang sunbae berikan pada appa?"

"Yein-ssi, mau pergi ke taman denganku?"

Pertanyaan yang diucapkan secara bersamaan. Jungkook dan Yein sama-sama menoleh. Menatap satu sama lain seakan menuntut siapa yang harus menjawab terlebih dahulu. Yein menghela napas berat sebelum mengangguk. Entah hanya perasaannya saja atau memang Jungkook sengaja mengalihkan pembicaraan.


***


Soojin dan Eunbi langsung heboh begitu Yein menampakkan batang hidungnya di kelas. Mereka segera menggiring Yein untuk duduk dikursi paling belakang. Agar mereka bisa bergosip ria selama kuliah berlangsung.

"Bagaimana? Kedua orang tuamu setuju?"

"Banget. Entah pake 'kiasan' apa sampai mereka luluh secepat itu." jawab Yein atas pertanyaan pertama yang dilontarkan Soojin.

"Wah, hebat. Kau yang paling terakhir dapat pacar tapi malah yang pertama menikah." Seru Eunbi.

Yein tersenyum tipis. Hebat? Yah, semua orang pasti memandang Yein hebat. Buta akan cinta dan berhasil meluluhkan senior nomor satu di kampus. Tapi, apa benar Jungkook menikahinya karena cinta? Melihat kerap kali Jungkook mengalihkan pembicaraan setiap Yein menanyakan pertanyaan yang sangat membuatnya penasaran.

JEON : May I Marry You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang