"Yak, Jae. Dia siapa?" tanya Jungkook pada lelaki yang mengenakan seragam yang sama dengannya. Sahabatnya itu baru saja kembali setelah menemui seorang gadis dengan seragam khas siswi sekolah menengah atas khusus perempuan di depan gerbang.
"Adikku." Jawab pria bername tag Jung Jaehyun itu. "Kenapa? Naksir?"
"Tidak. Adikmu manis banget." Sahut Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya pada gadis yang melambaikan tangannya pada Jaehyun sebelum melangkah pergi bersama rombongan temannya.
"Namanya Jung Heejin."
Jungkook mengernyit sebelum menoleh kearah Jaehyun. "Kenapa kau memberitahu nama adikmu padaku?"
"Siapa bilang? Itu nama eommaku."
"Mau ngelawak, eoh?" kesal Jungkook.
Jaehyun tergelak sebelum mengusap perutnya. "Namanya Jung Yein."
"Tak usah beritahu nama halmonimu, bung!" sebal Jungkook.
Jaehyung hanya terkekeh ria. "Bukan. Itu nama adikku." Jawab Jaehyun. Ia melanjutkan. "Aku tidak keberatan kalau kau mau mendekati Yein. Aku sudah mengenalmu lama dan aku tahu baik buruknya kau. Makanya aku rasa Yein dan kau bisa saling melengkapi." Ucap Jaehyun.
"Misalnya?" tanya Jungkook tak mengerti pada kalimat 'saling melengkapi'.
"Apa ya? Dia jago bahasa inggris kalau kau mau tahu."
"Sial." Maki Jungkook sembari meninju bahu Jaehyun. Secara tak langsung Jaehyung menyindir Jungkook yang tak mahir bahasa inggris. Lagi pula untuk apa? Toh ia tinggal di Korea Selatan. Setelahnya mereka berdua tertawa.
"Aku serius, Jeon. Kurasa kau adalah orang yang tepat untuk menjadi suaminya. Akan kuberitahu apa saja yang disukainya. Termasuk pernikahan impiannya."
"Kenapa jadi berpikiran jauh sih?"
"Entahlah. Aku rasa hidupku tak lama lagi. Aku sungguh ingin kau mendampingi adikku ke makamku nanti."
Seketika Jungkook teringat penyakit ganas yang tengah diderita sahabatnya itu. "Omong kosong apa sih? Orang banyak dosa sepertimu tak akan mati dengan cepat. Lagipula, aku mau kau yang mengenalkan adikmu padaku secara langsung."
"Oh, jadi kau mau menikah dengan adikku?"
"Tidak juga sih. Maksudku dia cantik. Kekurangannya hanya di bagian dada saja. Pasti akan membesar seiring berjalannya waktu kan?"
"Si bejat ini!" kali ini Jaehyun yang meninju lengan Jungkook. "Yah, tapi mau bagaimana pun, aku percaya padamu. Walau kau bejat, brengsek, atau kata-kata buruk lainnya, tapi kau pasti tak akan mungkin mempermainkan seorang wanita kan?"
"Benar. Doakan saja aku bertemu dengan adikmu suatu hari nanti."
.
.
.
"Kenapa kau melamar anakku?"
Jantung Jungkook berdegup kencang saat pertanyaan dari ayah Yein masuk kedalam telinganya. Apapun hasilnya nanti, intinya ia harus berkata jujur.
"Karena aku hanya mengikuti keinginan Jaehyun. Dia yang merekomendasikan adiknya padaku sebelum meninggal. Awalnya aku kira begitu, tetapi setelah mengenalnya dalam diam dan memperhatikannya dari jauh. Aku mulai menyadari keinginanku melamarnya bukan sekadar permintaan Jaehyun semata. Melainkan aku memang sudah jatuh cinta padanya sejak pertama kali bertemu. Terdengar konyol, tapi begitulah, Paman."
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON : May I Marry You?
Fanfiction"Bolehkah aku menikahimu?" Secara tiba-tiba, seorang senior -yang bahkan ia hanya tahu namanya saja- melamarnya saat makan siang? ------------------------------------------------------------- ZARA ZERA 2019