Pernah sekali Jungkook menghubungi Yein. Tentu Yein tak menjawab dan malah memblokir nomornya. Ia bahkan harus bersembunyi di bawah meja saat Jungkook mencarinya ke kelas. Kedatangan Jungkook membuat heboh teman sekelasnya. Untung saja Soojin dan Eunbi mengusir lelaki itu sebelum anak kelas ada yang membeberkan keberadaan Yein.
Kenapa disaat Yein mencoba menjauhi Jungkook, lelaki itu justru sering muncul di sekitarnya. Mulai dari kantin, perpustakaan, taman, bahkan gerbang kampus membuat Yein tak tenang setiap kali melangkahkan kakinya memasuki lingkungan kampus.
Dua minggu berlalu dengan sangat lambat sejak aksi Yein menghindari Jungkook. H-7 menuju hari pernikahan mereka. Entah Jungkook benar-benar sudah menyiapkannya atau belum. Bodo amat dengan semua itu. Biarkan saja uang lelaki itu habis setelah Yein membatalkan pernikahan mereka.
"In, kamu gak mau mendengarkan penjelasan Jungkook dulu?" tanya Soojin saat mereka tengah makan siang jam 3 sore. Sangat telat. Mau bagaimana lagi? Itu semua agar Yein tak bertemu Jungkook dikantin.
"Tak perlu." Jawab Yein singkat.
Wah, sombong banget. Sudah kubilang ambil dulu hartanya baru cerai. Suara dari telinga kirinya mulai muncul.
Yak! Aku menyesal pernah setuju denganmu. Lihatkan apa yang terjadi pada Yein? Lelaki itu memang brengsek. Kali ini suara dari telinga kanan.
Aku setuju sama Soojin sih. Mending dengar langsung penjelasannya dari pada uring-uringan kayak gini. Sayang loh bentar lagi hari pernikahan kalian. Suara telinga kiri kembali bersuara.
Apaan sih? Lelaki model begitu mah harusnya dipotong lehernya. Ambil organ hatinya. Kasih ke Anjing biar tahu rasa tuh. Balas Suara telinga kanan. Sepetinya akibat efek patah hati, jiwa si kanan dan si kiri tertukar. Kenapa suara telinga kiri lebih rasional? Apakah suara telinga kanan berubah menjadi psikopat?
Brak.
Soojin dan Eunbi terkejut dengan gebrakan Yein diatas meja.
"Aku benci banget tahu gak? Dia yang mengajak nikah, tapi dia juga yang mencampakkan. Apa dia sengaja menggunakan aku untuk membuat kekasihnya cemburu? Brengsek! Pantas saja setiap kali ditanya alasan menikah, selalu menghindar. Apa semua lelaki sebrengsek itu?"
"Anu, Yein-ah..."
"Apa? Mau membela dia juga? Setelah apa yang dia perbuat? Membuatku jatuh cinta dan aku frustasi setiap kali memikirkan bagaimana nasib perasaanku kedepannya. Mungkin setelahnya, aku tidak akan menikah sampai umur 50 tahun."
Eunbi dan Soojin saling bertatapan sebelum beranjak berdiri. "Kami pergi dulu ya. Kabari aku kalau ada apa-apa." Ucap Soojin sembari menarik lengan Eunbi yang menatap nyalang kebelakang Yein.
"Duh, kenapa sih?" heran Yein menatap kepergian kedua teman baiknya.
"Yein-ssi."
Tubuh Yein menegang. Suara berat yang amat sangat dikenalnya. Suara yang tak pernah ia harapkan kembali didengar walau Yein sendiri tak mau munafik mengakui kalau dirinya sangat merindukan suara itu.
Tak boleh! Tidak ada versi Yein bodoh untuk kedua kalinya. Yein baru saja akan bangkit kalau saja sepasang tangan tak melingkar diceruk lehernya. Menahannya untuk berdiri.
Bagaimana Yein tak luluh saat tahu pose Jungkook yang memeluknya saat ini? Pria itu menekuk lutut dilantai dan memeluk Yein dari belakang. Menenggelamkan wajahnya di punggung Yein. Beruntung, kantin saat ini sedang sepi sehingga tak ada yang melihat kecuali penjaga kantin yang mulai berbisik heboh.
"Kenapa kau menghindariku?"
Yein menelan ludahnya dengan susah payah. Suaranya seakan tercekat saat hendak berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEON : May I Marry You?
Fanfiction"Bolehkah aku menikahimu?" Secara tiba-tiba, seorang senior -yang bahkan ia hanya tahu namanya saja- melamarnya saat makan siang? ------------------------------------------------------------- ZARA ZERA 2019