Sinar mentari yang indah, menjadikan pertanda sebagai awal yang indah untuk mereka yang sedang tidak sabar akan kelas barunya. Karena telah melakukan 3 hari MOS yang melelahkan pada bulan Romadhan.
Seperti tradisi yang biasa dilakukan oleh siswa siswi ketika menempati kelas baru. Yaitu perebutan bangku paling depan dan perebutan pasangan teman untuk sebangku dengan mereka. Sama seperti yang dilakukan oleh tiga anak yang bersahabat, yaitu Rafli, Rizqi, Rika, dan Dani."Duh... Bangku ko berantakan kayak gini. Ini mesti jadi peperangan letak bangku ini." ucap Rika dengan kesal melihat letak meja dan kursi yang berantakan.
"Gak usah alay deh Rik, kayak ga pernah ke kelas baru aja." ucap Dani yang kesal dengan Rika yang lebay. Eeh, tapi memang perilaku Rika memang alay, tapi, jika di depan sahabat-sahabatnya saja, tetapi ketika dia berhadapan dengan orang tua atau orang yang lebih tua maka dia bakalan jadi orang paling diam sendiri.
"udahlah... Pagi-pagi udah ribut aja. Dari pada kita berdiri di sini ga jelas kayak anak ilang..." Belum sempat Rafli meneruskan pidatonya, eh mksdnya ucapannya, sudah di potong oleh Rizqi, sahabatnya yang paling jahil dia antara ketiga sahabat-sahabatnya.
"loe aja yang kayak anak ilang, gue gak. Ingetnya gue gak, loe aja." potong Rizqi yang kesal dengan ucapan Rafli tentang dirinya dan sahabat-sahabatnya.
"ehh, aku belum selesai ngomong Riz" Rafli merasa sangat kesal karena ucapannya dipotong oleh Rizqi.
"Udah-udah.... Yuk kita pilih bangku, dari pada nanti kita tidak dapat bangku baru tau rasa." ucap Dani yang sedari tadi diam.
"yee Do'a lu seram juga dan. Do'a itu yang baik-baik... Biar nanti kalo ada malaikat lewat itu di amini... Syukur-syukur kalo dikabulkan. Makanya kalo doa itu yang baik-baik saja." ucap Rika dengan menyusul sahabat-sahabatnya yang sedang memilih-milih bangku.
"loe tuh ngomong mulu dah Rik, nih, bantuin kali nata bangkunya..." ucap Rizqi dengan kesusahan menata letak bangkunya.
"Ye... Tata sendiri sono. Loe kan Laki-laki. Gue mau bantuin Dani aja."
"Dasar kau Sahabat Durhaka. Ku kutuk jadi kodok baru tau rasa." ucap Rizqi.
Berjam-jam telah berlalu, pada akhirnya mereka semua telah menyelesaikan tata letak bangku mereka.
"akhirnya selesai juga menata bangku yah... Capek banget dah gua..." ucap Rizqi dengan meregangkan badanya. "eh rik, pijitin gue dong..." menepuk-nepuk pundak rika dengan sangat keras. " capek banget nih gue... Pijitin ya pijitin gue... Nanti gue beliin jajan dah di kantin, tapi pake duit loe sendiri. Yah yah..."
"ih... Riz... Lepasin gak... Sakit tau!!" ucap Rika dengan berusaha melepaskan tepuk-tepukan tangan Rizqi di bahunya. "Rizqi..!! Lepas!"
"Dan... Pijitin gue yah... Loe kan gemuk,, jadi otomatis tangan loe empuk..." ucap Rizqi dengan salah satu tangannya digunakan untuk menepuk nepuk pundak Dani juga sama seperti yang dilakukanya kepada Rika.
"Riz.... Lepas gak!! Sakit tau.. Tangan kayak batu keras banget!" ucap Dani yang juga berusaha melepaskan tangan Rizqi yang terus menerus menepuk pundaknya.
"RIZQI!!!!" Bentak Rika dan Dani yang sangat kesal dengan perbuatan Rizqi. Sedangkan Rafli yang sedari tadi menjadi penonton kejahilan Rizqi kepada Rika dan Dani hanya bisa tertawa keras bahakan sampai sesekali dia tersedak sendiri.
Setelah beberapa jam telah berlalu, telah tiba waktunya Istirahat. Berhubung sekolah yang di tempati oleh Rafli, Rizqi, Rika dan Dani adalah SMP yang tidak Berstatus Fullday School, maka mereka hanya berada di sekolah sampai jam 13:30 saja. Dan setelah itu, mereka akan bermain bersama-sama.
"eh, nanti kita ga ada acara-acara gitu?" ucap Rizqi yang sedang menggeser bangku nya agar bisa menghadap Rika dan Dani.
"Tau?" jawab Rika yang sedang membereskan buku pelajarannya untuk di masukkan ke lokernya.
"Yee... Tanya itu jangan sama Rika... Dia itu anak Kuker." ucap Dani dengan nada mengejek.
"eh, aku bukan kuker ya... Aku itu anak rumahan." ucap Rika membela dirinya.
"ya ya ya.... Terserah loe aja dah..." ucap Dani
"eh, nanti kita kemana sehabis pulang sekolah?" tanya Rizqi kembali kepada sahabat-sahabatnya.
"Pulang kerumahlah." ucap Rafli yang sedari tadi hanya menjadi penonton tingkah laku sahabat-sahabatnya.
Hening.
Tiba-tiba mereka semua tertawa kecuali Rafli yang sedang bingung dan bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, apakah ucapanya tadi ada yang salah atau tidak.
"heh Raf, yang tak maksud itu sepulang sekolah kita ga ada acara kumpul-kumpul gitu?? Dirumah siapa gitu?" ucap Rizqi dengan menahan tawa.
"tau nih, jadi orang lemot amat. Loading mulu." ucap Rika dengan dilanjutkan tawanya.
"hehe... Biasa. Habis begadang tadi malam jadi loadingnya lemot." ucap Rafli dengan Tertawa juga.
"eh, berhubung ini tadi ada PR MTK, gimana kalo kita belajar bersama? Yaa kan gue tau,, kalo kita semua pada kurang ngerti yang namanya MTK, apalagi Rafli." ucap Dani yang mengusulkan rencana kerja kelompok dengan sahabat-sahabatnya.
"betul juga... Mungkin kalo nanti kita belajar bersama-sama dapat mudah menyelesaikannya." ucap Rika
"ya udah... Sekarang kita itu dimana nanti ngerjainnya??" tanya Rizqi
"gimana kalo kita kerja kelompoknya di rumah Dani? Disana kan paling sejuk dan paling sepi kendaraan?" usul Rafli
"iya deh kita setuju!" ucap Rizqi dan Rika.
"gimana Dan?" tanya Rafli.
"iya aja dah... " ucap Dani.
"sip!"
To Be Continue
YOU ARE READING
R3D
Teen FictionIni adalah kisah persahabatan anak SMP yang sangat unik dan lucu. Mereka adalah Rafli Rizqi Rika dan Dani. Mereka bersahabat sejak mereka masih TK sampai saat ini. Persahabatan mereka sangat erat. Hingga pada suatu ketika, ada salah satu masalah yan...