8 » (di) Prawirotaman (juga)

260 24 0
                                    

           

A K S A

Mungkin alkohol dapat membantu.

Sempat berpikir bahwa sebenarnya Aksa tak membutuhkan alkohol, tapi hanya membutuhkan Doritos, tapi Aksa malah membawa mobilnya melesat ke daerah Prawirotaman yang lumayan jauh dari Malioboro.

Kepala Aksa terasa pening, bukan karena alkohol yang ia konsumsi, tetapi tentang hubungannya dan Nadine yang mengarah tidak jelas. Ia pikir hubungan mereka memang sudah selesai sampai di situ saja, namun Nadine malah bisa-bisanya mendapati dirinya yang sedang berdua dengan Levina di Malioboro pukul dua pagi.

Pesan singkat dan telfon dari Nadine terus menghujani notifikasi Aksa, cewek itu berusaha setengah mati untuk mendapatkan Aksa kembali. Padahal, Nadine-lah yang memutuskan hubungan mereka dengan begitu saja.

Lalu mengapa tiba-tiba ia kembali? Tak berselang sehari pun ia meminta Aksa untuk kembali. Tidak, tentu Aksa tidak bisa menerimanya karena ia merasa sudah terlalu sakit, walaupun Aksa tentu masih menyayangi Nadine.

Biar bagaimanapun Nadine meminta maaf, tapi luka yang ditorehkan sudah terlalu dalam bagi Aksa dan ia harus menemukan obat yang tepat. Aksa tahu betul bagaimana kelanjutannya nanti apabila ia melanjutkan semuanya dengan Nadine.

Aksasamudra: levv please

Aksa menghela napasnya frustasi, tidak menemukan balasan sama sekali dari Levina.

Nadine is calling...

Ponselnya kembali bergetar, menampilkan nama itu lagi pada layarnya dan membuat Aksa muak setengah mati dengan kehadirannya. Kalau begini caranya, semuanya akan runtuh. Pertahanan Aksa runtuh.

Levina.

Nadine.

Dua cewek itu bisa membuat Aksa gila dalam satu malam, sungguh hebat.

Aksa tidak tahu harus memulai darimana; memperbaiki hubungannya dengan Nadine terlebih dahulu atau mencari Levina terlebih dahulu.

"Nad," panggil Aksa dengan suaranya yang melemah ketika ia memutuskan untuk mengangkat telpon Nadine terlebih dahulu. "Ada apa lagi? I thought we were clear."

Terdengar suara sesegukan dari sana, pasti Nadine sedang menangis. "Aku nyesel mutusin kamu, Sa."

"Aku udah gak bisa, Nad."

"Kenapa?"

"You told me to go at the first place."

"Sa, aku nyesel."

"Maaf, Nad. Gak bisa. Kamu dengan hidupmu, dan aku dengan hidupku. Banyak hal yang akan kamu miss di Melbourne kalau kamu sama aku terus, go ahead chasing your dreams, Nad. Making some friends and having some fun, tanpa aku. Itu yang kamu mau."

"Nggak, aku gak bisa tanpa kamu."

"Kamu bilang kamu yang mau kan? Now that I'm gone why are you still chasing me?"

"Because you're my dream."

Aksa tertawa ironis. "Bukan. Sekarang, please. Kita tetep temenan Nad, putus bukan berarti gak temenan lagi kan? Tapi sekarang aku butuh waktu, ada sesuatu yang mau aku urus. Sesuatu yang akan berpengaruh nantinya buat aku. Inget? Aku dengan hidupku. Udah dulu ya, Nad. Besok-besok kalau mau pergi dari Jogja bilang ke aku, nanti aku anter. Dadah, see you when I see you, Nad."

Sejurus kemudian, Aksa mematikan sambungannya dan setelah itu tidak ada lagi panggilan maupun pesan singkat dari Nadine. Baguslah kalau begitu, toh Aksa sudah tidak mau lagi membahas soal hubungan mereka.

Levina94: gue tunggu di hotel gue
levina94: greenhost hotel, prawirotaman
levina94: jelasin semuanya until we clear enough.

Aksasamudra: oke, aku ke sana ya

Yaelah, ternyata Levina hanya beberapa meter saja jauhnya dari Aksa.

***

JogjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang