Kriiing.
Suara bel istirahat telah berbunyi, gue Nanas dan Gledys gak berpindah tempat. Masih sama di posisi saat Nanas dibawa ke uks tadi pagi.
Kita gak masuk ke kelas, kita bolos bertiga di uks.
Tapi karena bel telah berbunyi, kita bertiga memutuskan untuk kembali ke kelas.
Tapi gak jadi. Kita bertiga kali ini malah ke kantin, dan ya Gledys terpaksa ikut karena udah terlanjur ngikut. Kita bertiga duduk di tempat yang pojok, biar gak ada yang ganggu aja.
"Lo pada jajan apaan?" tanya Nanas, ya kalo urusan makanan serahin Nanas aja deh biar gak pusing.
Gue sempet berfikir. "Es aja deng, nih." ucap gue sambil menyerahkan selembar uang berjumlah dua ribu pada Nanas.
Nanas beralih pada Gledys yang sedang duduk dan memasang wajahnya datar pasalnya hampir semua cowok menatapnya.
"Es aja." kata Gledys cuek, Nanas mengangguk paham akan perubahan Gledys.
Nanas pun pergi menuju penjual es untuk membeli es pesanannya dan pesanan gue sama Gledys.
Gue masih kepikiran soal mimpi tadi, sumpah merinding gue. Rasanya tuh mimpi kayak nyata gitu, semoga aja enggak kejadian amin.
"Oi, ley." panggil gue ke Gledys yang lagi pasang muka datar dan mainin hape.
Dia nengok. "Apa?"
"Lo pernah gak mimpi, tapi mimpiin kematian lo?" tanya gue buat Gledys mengernyit.
Dia menyimpan hapenya ke dalam saku rok abu-abunya, masih menatap gue dengan tatapan bingung.
"Kematian? Mimpi buruk maksud lo?"
Gue menggelengkan kepala. "Gak tau ini mimpi buruk atau apa, tadi pas lo bangunin gue. Gue tuh lagi mimpiin tentang kematian gue."
Gledys mendekatkan wajahnya ke gue, gak deket-deket amat cuma biar bisa denger jelas soalnya kantin rame.
"Bisa gitu anjir! Coba ceritain dari awal."
"Jadi awal-awalnya gue ada di rumah nenek, gak tau kenapa tiba-tiba ada disitu padahalkan rumah nenek udah lama banget kosong."
"Lah, horor dong." potong Gledys.
Gue menempelkan jari telunjuk ke bibir gue. "Shush! Tar dulu jangan dipotong, serius nih. Kan ada lo nya juga."
Mendengar itu Gledys merubah raut wajahnya agak terkejut. "Ada gue? Gue ngapain aja disitu?"
"Makanya dengerin dulu."
Gledys mengangguk dan pasti membungkam mulutnya agar tidak memotong cerita gue.
"Kan gue ad-"
"Nih dia esnya sudah datang teman-teman semua." kali ini Nanas yang memotong cerita gue, dia tersenyum kebar sambil memberikan pesanan gue dan Gledys.
Gue tersenyum. "Wahhh tengkyu, tapi sekarang lo diem! Gue mau cerita!" ancam gue dan sukses buat mereka berdua diem.
"Kan gue ada di rumah nenek gue, disitu gak ada siapa-siapa. Trus ada suara nanas nangis dan disitu juga ada kak tyas." gue menaik turunkan alis gue menatap Nanas dan Gledys.
"Tau gak mereka ngapain?" Gledys dan Nanas menggeleng. "Masa di mimpi gue mereka berdua udah pacaran."
"Dih?!" "Iya apa?!"
Gue mengangguk. "Hm, trus juga tiba-tiba Gledys dateng sama cowok. Disitu cowoknya ganteng, tinggi, putih. Asu ganteng banget dah."
"Siapa?! Gue penasaran nyet." kata Gledys.
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
Teen FictionDimulai dari pertemuan yang tidak biasa, selalu saling berantem kalau setiap ketemu, tapi terkadang sama-sama bisa jadi tim yang hebat. Cerita tentang kamu dan aku. Bahasa non baku^^^