Pain 7

2K 142 10
                                    

Happy reading.

Btw chacha ngaret lagi up date nya ya.

Mian ya reader's, chacha sebenernya udah gak mood buat nulis but chacha lagi banyak banget masalah sekarang.

Tapi chacha usahain masih akan lanjut walaupun ya agak lama. Chacha harap kalian gak ngerasa bosan ya.

Jangan lupa ☆ di sudut kiri ya readers dan coment bagi yang mau ea.

*   *   *

Jooheon pov on.

Aku sedang mengemudi kesekolah sedikit terlalu pagi memang ok pagi banget malah.

Ciit.

Reflek aku mengrem mobilku saat netraku tak sengaja melihat mobil Hyungwon hyung yang berhenti di sebuah restoran bukannya langsung ke sekolah saja.

Hyungwon hyung keluar berlari kecil lalu membukakan pintu penumpang.

Sial.

Entah mengapa aku merasa sangat kesal saat melihat siapa yang keluar dari mobil itu.

'Cih. Apa-apaan mukanya itu sok imut banget'

Kulihat mereka memasuki resto itu beriringan dengan Hyungwon hyung yang tampak menahan tawa tanpa sadar jemariku sudah menggepal kuat.

Ini aneh sungguh. Aku sangat tak menyukai anak itu tapi aku jauh lebih tak suka saat ada orang lain bersamanya berada di dekatnya menyentuhnya Fuck ada apa denganku sebenarnya.

Dengan perasaan yang entah apa aku melajukan mobilku menuju sekolah gak langsung kekelas karna aku yakin sekarang kelas masih sepi jadi aku berlalu menuju atap setidaknya aku bisa sedikit mengurangi entah perasa apapun itu yang mengganjal.

Fyuuhhhh

Sejuknya udara pagi menyapaku saat pertama menginjakkan kaki di atap sejuk dan segar tempat yang indah sebenarnya tapi sialnya aku baru sadar akan itu.

Berjalan pelan menuju pagar pembatas dan aku bisa melihat orang-orang baik yang berjalan kaki ataupun dengan kendaraan mereka satu-persatu memasuki area sekolah tapi satu yang membuat perasaanku yang tadinya sudah sedikit membaik seketika menyebalkan.

Dua mobil yang melaju beriringan menuju tempat parkir dimana salah satunya membawa orang yang sedang kutunggu.

Tidak tidak tidak,Bukan seperti yang kalian fikirkan. Aku hanya ingin bermain saja dan garis bawahi itu.

'Kau ingin bermain denganku huh? Changkyun-ssi?'

Mereka berbicara apa aku tak tau dan tak mau tau tapi aku merasa dewi keberuntungan berpihak padaku sekarang.
Wonho hyung dan Hyungwon hyung meninggalkannya sendiri sekarang. Cih.

*   *   *

Brak.

Aku menggebrak mejanya dengan kuat karna entah mengapa aku benar-benar kesal atau entahlah.

"Ikut aku!"

Ujarku datar.

Mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat hingga aku bisa mendengar ia mendesis pelan tapi aku sama sekali tak perduli dan tak ingin perduli.

Aku menyeretnya menuju rencana ku ahhh sebenarnya aku tak punya rencana khusus hanya ingin melampiaskan rasa kesalku saja.

Sesuatu yang paling aku benci adalah saat aku memiliki hal yang 'aku tidaktau.'

Brak.

Aku menbuka dengan kasar pintu kayu gudang tua yang sudah tak terpakai itu hingga menimbulkan suara debuman yang cukup keras.

Bruk.

Mendorong tubuhnya hingga menghantam dinding gudang cukup keras mungkin karena dia memekik pelan.

"Akh!"

"Apa yang kau lakukan dengan Hyungwon hyung?" Tanyaku datar tapi cukup untuk membuatnya takut, bagiku itu hal biasa karena dia memang selalu begitu di depanku. Dasar lemah.

"A-aku tak ta-tahu maksudmu hyung..." cicinya tapi bukan itu yang ingin ku dengar.

Aku terus menatapnya tajam baik itu kebencian emosi amarah aku tak perduli yang aku inginkan hanyalah melampiaskan sesuatu yang mengganggu perasaanku.

"Hyak! Jawab ak-"

"Akhh!"

Bruk.

Dia tiba-tiba saja mengerang lalu roboh dihadapanku aku yang belum bisa memproses apapun hanya dapat mematung tanpa suara.

Jooheon pov off.

Di depan ruang IGD itu seorang pria tampan sedang menunggu lampu pada pintu yang kini masih berwarna merah itu kembali berwarna hijau.

Duduk dengan kepala tertunduk pria bermarga Lee itu belum benar-benar bisa mencerna apa yang baru saja terjadi sampai suara pintu yang terbuka menyadarkannya.

Bangkit berdiri menghampiri pria tampan lainnya dengan seragam kedokteran.

'Kim Hanbin.' tertera pada almamater putih bersih miliknya.

"Mn bagaimana keadaannya dokter?" jooheon bertanya ragu.

Dokter muda itu memasang raut bingung yang sepersekian detik
berikutnya kembali keraut ramah miliknya.

"Sebelumnya tuan ini siapanya pasien kalau saya boleh tau?"

Ia tak bisa mengatakan pada sembarang orang tentang kondisi pasiennya.

Hening.

Ok, Jooheon sedang berperang dengan batinnya ia tak berteman dengan Changkyun dan juga tak ingin punya hubungan apapun padanya.

Berdecik kesal "ayolah apa itu benar-benar sesuatu yang penting untukmu hum?! Hanya katakan bagaimana kondisinya karna aku yang membayar!" ia tak bermaksud untuk merendahkan hanya saja ia tak suka pada sesuatu yang terlalu berbasa-basi.

"Ahh begini tuan. Kami hanya bisa memberi informasi kepada keluarga pasien saja..." sang dokter mencoba menjelaskan.

Jooheon tau itu ia bukanlah orang awam yang tak tau tentang peraturan rumah sakit hanya saja-

"Aku tunangannya, sekarang katakan padaku bagaimana kondisinya!" ada nada perintah pada kalimat itu tapi dokter bermarga Kim itu tak ambil hati dengan mengembangkan senyum ramah ia memaklumi.

Pada akhirnya dokter muda itu mengajak Jooheon keruangannya selagi Changkyun dipindahkan keruang rawat.

*   *   *

TeBeCe.

Ok segitu aja dulu ya readers.

Chacha tau kok kalau ini ff udah berlumut juga makin gak nyambung alurnya karena kelamaan di abaikan. Tapi mau bagaimana lagi...

Apapun itu semoga saja masih ada yang mau baca ini dan jangan lupa untuk Vote nya.

Gitu aja semoga lain kali masih bisa lanjut dan menuntaskan ff ini.oh ya ini chapter gak ada acara revisi jadi maklumin aja Typo nya.

Annyeong...

Paii paii

Pain 'Jookyun'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang