3.Cowok gila

31 12 1
                                    

Silakan vote dulu sebelum baca
Happy reading❤


"Lo mentari kan?" Lelaki itu mengulang pertanyaanya kembali dengan nada yang tak terdengar ramah sama sekali.

"Truss kenapa?"

"Ikut gue," Ujuar lelaki itu sambil menarik tangan Mentari.

°°°

"Woii lepasin gue ngak!," Mentari berteriak kesal karena tingkah aneh lelaki yang sama sekali tak dikenalnya itu.

Dengan tidak berperasaanya lelaki itu melepaskan tangan Mentari dengan kasar hingga tubuh gadis itu tersandar ke dindung.

Mentari membulatkan matanya syok diikuti nafasnya yang ikut terengah engah. Kali ini kesalah apa yang ia perbuat sampai lelaki itu begitu marah? Dengan tenang gadis itu berusaha mengatur jeda nafasnya agar tak terlihat seperti tengah ketakutan. Manik mata gadis itu bergerak kesana kemari melihat orang orang yang lalu lalang sambil memperhatikan mereka.

Oke. Tenang tak perlu takut, lelaki itu pasti tak akan berani macam macam di tempat yang lumayan ramai ini. Pikir Mentari.

Arvino Faresta, nama yang dapat ia baca dengan jelas di name tag lelaki itu dengan jeket hitam yang tak di resleting sama sekali. Pikirannya menerawang sejenak melihat nama itu. Nama yang pernah ia dengar disuatu tempat. Seketika ia langsung ingat, itu adalah nama yang sering disebutkan oleh guru sebagai tukang buat onar. Dan sekarang sang pemilik nama itu telah berada dihadapanya. Dengan raut wajah yang tak bersahabat sama sekali.

"Lo apa apaan sih jangan berani macam macam!" Ancamnya kepada lelaki yang hanya berdiri beberapa langkah darinya itu.

"Jadi lo yang nampar cewek gue," Tutur Arvino dengan tatapan dingin. Oh jadi dia pacarnya Friska. Sudah bisa ditebak pasti Friska yang mengadukanya sambil menangis bombay. Perlu ia ingat bahwa Friska adalah tipe orang yang dengan gampangnya memutar balikkan fakta.

"Jadi lo pacarnya, pantesen sama-sama brengsek," Ucap mentari reflek. Ah, sial kenapa dalam keadaan seperti ini mulutnya tak bisa ditahan? Mentari mengigit bawah bibirnya menyesali kata kata yang barusan terlontar begitu saja.

"Nyali juga mulut lo yaa, lo ngk tau siapa gue?" Tanya lelaki itu sinis.

"Yang pasti lo bukan cowok baik baik," Ucap Mentari enteng.

Mendengar perkataan Mentari, cowok yang bernama Arvino itu langsung melayangkan kepalan tanganya kedinding tepat di samping kepala Mentari, hingga membuat gadis itu memicingkan mata sejenak karena kaget.

"Lo benar gue bukan cowok baik," ucap lelaki itu pelan namun masih dapat terdengar jelas. Dengan senyuman miringnya lelaki itu menatap Mentari tajam. Seperti seekor serigala yang ingin segera memangsa buruannya.

Dan seketika itu juga tubuh mentari bergetar ketakutan melihat perubahan sikap Arvino yang lumayan drastis. Saat ini ia tak bisa menyembunyikan raut ketakutan dari wajahnya. Bagaimanapun juga ia hanayalah seorang yang kelihatan tegar diluar tapi tidak didalamnya.

"Kenapa lo takut?" Arvino tersenyum puas melihat mangsanya seperti biasa, selalu ketakutan saat menghadapinya.

Tapi kali ini sepertinya sang serigala salah telah meremehkan si kelinci. Atau tepatnya lelaki itu sedang tidak beruntung. Tiba tiba saja Mentari mendaratkan kepalan tangan mungilnya tepat di sudut bibir Arvino sekuat tenaganya bahkan sekuat yang ia bisa lalu mendorong tubuh lelaki itu hingga ia nyaris tersengkur.

"Brengsekk!!" Teriak lelaki itu tak terima.

Melihat jarak diantara mereka Mentari segera mengambil kesempatan saat itu juga dengan berlari sekuat tenaga. Namun tetap saja gadis itu tidak dapat mengalahkan langkah panjang dari seorang laki laki. Tapi, kali ini mungkin nasib sedang berpihak padanya. Mentari segera berlari kedalam kerumunan kantin. Hingga tubuh mungilnya hilang ditelan keramaian.

"Agrrr" Arvino menjambaki rambutnya frustasi, kali ini mungkin gadis itu beruntung tapi tidak untuk berikutnya. Lelaki itu mengeluarkan segala sumpah serapahnya hingga ia jadi pusat perhatian.

"Ngapai kalian lihat-lihat, mau mati!," Teriak Arvino dengan tatapan super tajamnya hingga membuat sekelilingnya bungkam.

***

Mentari duduk terkulai lemas di dalam toilet cewek. Saat ini ia tak tau harus merasa lega atau sebaliknya karena berhasil lolos dari lelaki gila itu. Setelah ini pasti Arvino tidak akan tinggal diam. Ia pasti akan mencarinya untuk membalaskan dendam. Hari ini adalah hari tersial baginya. Bertengkar dengan Friska, masuk ruang Bk, dan sekarang berurusan dengan cowok gila. Lengkap sedah semua penderitaanya sekarang.

Maaf kalau masih ada yang typo
Silakan vote dan komen..
Jangan lupa kasih sarannya
See you.. 😚

Melody Untuk MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang