Dia carissa

153 10 5
                                    

Apa kalian pernah merasa sendirian di dunia ini?
Apa kalian pernah merasa tidak diharapkan sama sekali?
Dan apa kalian pernah memendam semua itu di dalam lubuk hati, menyembunyikan pada dunia betapa lemahnya dirimu dan selalu melukis senyum untuk menyembunyikan lukamu seolah kamu "baik-baik saja"

Hari ini terasa berbeda bagi gadis kecil yang cantik bernama dia carissa atau akrab di panggil caris oleh teman-temannya.
Ia sudah terbangun dari tidurnya sebelum ayam jago milik tetangganya berkokok.
Dengan semangatnya ia menyiapkan semua perlengkapan sekolahnya,dari kecil memang dia sudah terbiasa mandari. Atau lebih tepatnya sendiri.

"non caris" panggil bi asih

"iya bi, bentar lagi caris selesai" jawab caris sambil menyimpan bukunya kedalam tas

Caris bergegas menuruni tangga, inilah kegiatan yang paling caris sukai yaitu sarapan bersama keluarganya.
Karena setelah ini papa dan mamanya akan sibuk bekerja dan akan pulang larut malam dan kakak perempuannya yang hanya berselisih satu tahun dengannya akan ke rumah neneknya hingga larut malam dan caris hanya bersama bi asih menjaga rumah besarnya yang selalu terasa sepi. Tapi caris bahagia karena setidaknya ada bi asih yang menemaninya, ia sudah layaknya seorang nenek baginya.

"pa.., ma" sapa carissa dengan senyum yang mengembang indah di bibirnya. Dan sapaan itu selalu hanya dibalas dengan anggukan atau hanya kedipan mata dan seulas senyum yang seperti dipaksakan.

"non caris mau bibi buatkan telor mata sapi aja?" tanya bi asih seraya menatap tuan kecilnya yang sedih
Karena caris tahu pagi ini ia tidak bisa memakan masakan mamanya, padahal mamanya masak aja jarang, bisa dihitung dengan jari.

"apa mama sengaja memasak semua masakan ini dengan menambahkan udang di dalamnya agar aku nggak bisa makan masakan mama" batin caris dalam hati yang sejak dulu telah lama terluka tapi ia tidak tunjukkan kepada siapapun termasuk bi asih.

Segara ia tersenyum dan membuang pikiran buruk tentang mamanya itu

"iya bi asih caris mau dibuatkan telur mata sapi aja, tiba-tiba pengen"

"ah mungkin mama ingin masak makanan kesukaan nana kakaknya, nanti gantian aku yang dimasakin makanan kesukaanku sama mama suatu hari nanti"
Sangkalnya dalam hati. Mungkin itulah cara gadis kecil itu agar tetap menyayangi keluarganya dengan berpikir positif.

Setelah sarapan mereka pergi dangan kegiatannya masing-masing dan selalu carissa yang terakhir beranjak dari meja makan bukan karena ia yang paling lama makan tapi karena harus membantu bi asih membereskan meja makan.

Orang tuanya adalah pebisnis sukses dan terkenal.
Rudy sanjaya adalah derektur utama yang memiliki perusahaan di bidang pembuatan kertas.
Perusahaan itu telah berdiri puluhan tahun lamanya dan sampai saat ini menjadi salah satu perusahaan kertas terbesar di indonesia.

Perusahaan tersebut peninggalan dari orang tua dari ratna sanjaya istrinya, sedangkan ratna sendiri tidak begitu tertarik dengan harta warisan peninggalan orang tuanya. ia lebih tertarik dengan dunia modeling yang kini membesarkan namanya. Dan kini ia telah memiliki butik terbesar di ibu kota jakarta,
Butik RR menjadi butik paling laris dan terkenal bahkan hingga ke luar negeri. Ratna bahkan mampu menciptakan brandnya sendiri. Yang tengah di gandrungi masyarakat kelas atas hingga menengah.

Ratna cukup puas dengan usahanya sekarang, dia cukup bahagia dengan hidupnya. Namun siapa yang tahu di balik itu semua dia memiliki luka yang amat dalam dan ia simpan begitu lama.

"carissa" panggil nana yang dari balik jendela mobil

"ayo masuk, aku anterin kamu.hari ini"

"nggak mau kak" jawab ana seraya menggelengkan kepala dan berusaha melangkahkan kakinya cepat karena caris tahu apa yang akan nana lakukan jika keinginannya tidak terpenuhi. IA AKAN MEMAKSA

Dan benar saja tak lama ana melangkah pergi, nana seketika keluar mobil dan menarik tangan caris dengan paksa, caris tahu niat kakak perempuannya itu baik tapi yang tidak disukai dari nana selalu memaksanya melalukan apa yang nana mau.
Padahal nana tahu sendiri akibat yang akan timbul jika mereka berangkat sekolah bersama yaitu carislah yang akan kena hukuman oleh orang tuanya.

"ayo caris, berangkat sama aku, bosen tauk berangkat tiap hari sama mang udin yang kaku, kalo kakak cerita nih mang udin cuma senyum, ngangguk gitu terus". crocos nana disepanjang jalan menceritakan keburukan sopir pribadinya atau teman-teman sekelasnya.
Dan caris mendengarkan dengan kesabaran, seulas senyum terlukis diwajah cantiknya, ia bahagia hari ini karena berangkat sekolah bersama nana. Walau ia tahu akan ada hal buruk yang akan menimpanya nanti malam setelah mama dan papanya pulang.

Sesampainya di sekolah SD Nasima Surabaya salah satu SD berprestasi yang sering memenangkan olimpiade di tingkat provinsi ataupun nasional.

Carissa turun dari mobil bmw berwarna hitam. Seketika banyak mata yang memandang dirinya berjalan menuju gerbang sekolah. Kerena mobil bmw milik nana ini termasuk mobil mewah. Maklumlah jadi pusat perhatian. Dan itu caris tidak nyaman.

"selamat pagi pak satpam" sapa caris sopan pada satpam bernama pak paijo

"pagi neng di anter orang taunya ya neng?" tanya pak satpam penasaran

"ah nggak pak, itu saya numpang majikan saya" jawab caris berbohong. Karena memang harus berbohong, tak ada yang boleh tau bahwa dirinya adalah anak dari rudy sanjaya karena katanya itu untuk melindungi dirinya dan melindungi keluarga sanjaya
Tapi entahlah maksud semua itu. Caris tak mengerti. Dia hanya patuh saja.

Caris melangkah menuju kelasnya di lantai satu yang membuat dirinya bersyukur tiap harinya karena tak harus berlelah-lelah naik tangga. dilihatnya damian dan rika sabatnya telah menunggunya di ambang pintu kelas.

"pagi caris" sapa keduanya

"pagi man teman" timbal caris malas kerena ia tahu maksud dari kedua sahabatnya yang menunggunya di depan pintu.

"caris kita udah belajar tapi otak kami buntu semalem kami lelah jadi tertidur deh" kata damian sambil memoncongkan bibirnya membuat caris tertawa

"kalian jujur kan kalo kalian setidaknya sudah coba belajar semalam?"

Keduanya mengangguk mantap.
"baiklah kalo gitu tapi kali ini aja, nanti waktu istirahat setelah makan kita belajar di perpus" jawab caris seraya memberikan buku bersampul coklat itu pada damian.

"ayo cepetan salin PR nya sebelum bu tutik dateng nanti kalian akan di hukum keliling lapangan lagi" ucap caris tegas dengan melipat tangan di dada dan ekpresi di buat-buat galak.

"ih caris kamu lebih serem dari bu tutik deh" keluh rika disusul kekehan damian

"ayo semangat nyontek" teriak damian keras.
Mereka pun tertawa bersama inilah salah satu kekuatan selain bi asih yang membuat caris bertahan menjalani kehidupannya.

Separuh BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang